26. Like Dating (a)

1.9K 78 0
                                    

Tingg!

Alea yang sedang memakai bajunya, mengalihkan atensinya pada ponselnya yang berbunyi menandakan seseorang mengiriminya pesan.

Unknown Number

Kalian sudah bangun?

Sudah. Marsha sedang mandi sekarang.

Sudah sarapan?

Belum. Selesai memakai pakaianku, aku akan membuatkannya sereal.

Tidak ada balasan lagi dari Dylan membuat Alea sedikit merasa kesal, padahal ia ingin sekali mengobrol lebih banyak dengan lelaki itu.

Lalu setelah itu Alea menyimpan nomor ponsel Dylan dengan emoji love berwarna merah. Alea cekikikan sendiri. Rasanya mereka berdua sudah menjadi sepasang kekasih.

***

Ting tong!

Alea yang tengah membenahi tampilan Marsha segera menghentikan aktifitasnya. Ia keluar kamar dan membukakan pintu untuk Dylan.

"Sudah siap?"

"Kemarilah." Alea menarik lengan Dylan dan mengajaknya masuk ke dalam kamar yang di tempati Marsha.

"Bagaimana menurutmu? Apa ia kenakan pakaianku saja?"

Dylan memandangi Marsha yang tengah memakai kaos merah muda bermotif beruang yang kebesaran.

"Aku memakaikan bajuku karena pakaian semalam tidak cocok dipakai di pagi hari, apalagi oleh anak kecil."

Dylan terlihat berpikir sambil mengelus dagunya. Memang benar apa yang dikatakan Alea, pikirnya.

"Sepertinya aku belikan beberapa pakaian baru saja untuknya sebelum ke panti asuhan."

"Panti asuhan?" beo Marsha. Ia sama sekali tidak tahu hal itu.

"Benar. Hanya tempat itu yang dapat menjamin keamananmu dari para pria jahat yang tega menjualmu," jelas Dylan.

"Hei, di sana kau dapat memiliki banyak teman. Memangnya kau tidak tertarik?" Alea mencoba membujuk Marsha yang terlihat ragu.

"Kecuali jika kau memiliki kerabat yang siap merawatmu. Aku siap mengantarkanmu pada mereka," cetus Dylan.

Masalahnya Marsha tidak memiliki kerabat, bahkan tetangganya pun sama sekali tidak ada yang berniat merawat atau membantunya. Ia hanya hidup sebatang kara sejak sebulan yang lalu.

"Lebih baik aku ke panti asuhan saja."

"Kau yakin?" Marsha mengangguk mantap. Lagipula jika tabungan orangtuanya habis, bagaimana ia akan melanjutkan hidupnya.

"Alea, kau ada mata kuliah tidak hari ini?"

"Tidak ada. Memangnya kenapa?"

"Kau ingin ikut? Karena kalian sesama perempuan jadi kau bisa membantunya memilih pakaian."

"Malah tanya. Tentu saja aku ingin ikut."

Setelah dipikir-pikir, hanya saat sakit saja ia berhasil mengabaikan Dylan. Dari kemarin Alea tidak memiliki kesempatan untuk sok jual mahal pada Dylan, apalagi sikap lelaki itu yang mulai berubah menjadi lebih ramah.

MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang