42. Almost (18+)

5.5K 67 0
                                    

"Aaahhh..."

Alea kembali merasakan klimaks keduanya pada hari ini. Lalu Dylan memberi jeda sebentar pada kekasihnya untuk menikmati gelombang orgasmenya.

Saat ini posisinya sedang memeluk Dylan sambil berbaring miring. Sementara lelaki itu masih belum melepaskan jari-jarinya di bawah sana sambil memijat lembut klitorisnya setelah dirasa gelombang orgasmenya menyurut.

"G-Geli..." Alea semakin memeluk leher Dylan, karena lelaki itu tidak berhenti mempermainkan nafsunya sambil menciumi seluruh bagian wajahnya.

"Lihatlah, payudaramu sudah ada sedikit perubahan."

"Benarkah? Aku tidak memperhatikan."

"Hasil karyaku," ucap Dylan sambil meremas buah dada Alea dengan gemas. "Ternyata tidak sia-sia juga aku menyentuhnya hampir tiap hari."

"Kau menyukainya, ya?" tanya Alea saat melihat Dylan terlihat sangat menghayati mengecup puncak dadanya dengan gemas.

"Hmm," gumamnya sambil memejamkan mata dan membenamkan wajahnya di benda favoritnya itu. Ia membuka matanya setelah dirasa ada yang hinggap di kejantannya, ternyata itu adalah tangan mungil Alea.

"Sekarang giliranku. Kau belum keluar, 'kan."

Alea bangkit dan mulai membuka celana pendek beserta celana dalam yang dikenakan oleh kekasihnya. Yang membuat Dylan semakin was-was adalah Alea yang telanjang bulat menindih tubuhnya. Gadis itu menggesek-gesekkan kewanitaannya pada kejantannya.

Pemandangan di hadapannya benar-benar akan membuatnya kehilangan kendali. Ditambah, kejantanannya dapat merasakan bagaimana hangat dan basahnya kewanitaa Alea. Tujuan gadis itu selain untuk merangsang Dylan, juga untuk merangsang dirinya sendiri.

"Engh..." lenguh Alea karena merasa geli dan nikmat.

Dylan melirik ke arah kelamin mereka yang sedang saling menempel. Ia bisa melihat banyak sekali cairan yang keluar dari lubang surga Alea, bahkan cairan itu membasahi pahanya karena saking banyaknya. Lalu ia pandangi wajah Alea yang memerah, sepertinya kekasihnya itu sudah sangat terangsang berat.

"Alea, aku bukan lelaki baik."

"Hmm?" Alea tidak mendengarkan, ia masih sibuk menggoyangkan pinggulnya.

Mereka berdua sudah dikuasasi birahi, terbukti dengan suara nafas yang semakin berat dan terputus-putus, mata sayu yang saling memandang, dan wajah keduanya yang memerah. Basah, hangat, geli, dan nikmat. Rasanya kepala Dylan akan pecah jika Alea terus memainkan kejantanannya.

"Sayang, sepertinya saat ini kau sangat bernafsu, ya?" Alea mengangguk manja dengan memasang wajah sensualnya sambil menggigit bibir.

"Alea, jangan membuatku hilang kendali." Gadis itu hanya tersenyum miring melihat Dylan yang frustasi di bawahnya.

Ah, posisi mereka terlalu panas. Kejantanannya tepat berada di pintu masuk menuju liang peranakan Alea, dengan fakta tersebut membuat Dylan menggeram karena membayangkan hal kotor. Tanpa sadar Dylan menggerakan pinggulnya ke atas beberapa kali membuat lenguhan Alea semakin kencang.

Dylan menutup matanya dengan lengan membuat Alea terus semangat mencabuli kekasihnya itu. Gadis itu mempersiapkan posisi kejantanan Dylan untuk memasuki dirinya. Si empunya yang tersadar langsung membuka matanya dan terduduk.

"Hentikan, Alea, aku sudah tidak kuat." Dylan berusaha menurunkan Alea dari pangkuannya.

"Mau ke mana?"

"Izinkan aku menuntaskan hasratku," ucap Dylan dengan tampang memohon dan frustasi membuat Alea terpaksa melepaskan lelaki itu.

Setelah Dylan menyelesaikan urusannya di kamar mandi, ia tidak menemukan Alea di kamarnya. Pakaian yang berserakan pun sudah tidak ada, menandakan bahwa gadis itu sudah tidak ingin melanjutkan kegiatan mereka.

MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang