Irene selalu merawat Dylan dengan baik dan penuh kasih sayang seperti ibu pada umumnya. Dylan juga mulai menerima Irene sebagai ibu kandung dan menyayanginya, tetapi tidak dengan Dominic.
Pria itu sering melakukan kekerasan pada mereka berdua. Ia sering memukuli Dylan jika tidak menuruti perkataannya. Sebagai gantinya Irene harus menanggung pukulan yang Dominic berikan untuk Dylan karena ia tidak tega jika putra satu-satunya harus dikasari oleh ayahnya sendiri.
Selain suka menyakiti putranya, Dominic juga sering menyakiti Irene baik secara fisik mau pun mental. Pria itu bahkan selalu sengaja mendekati beberapa wanita demi keegoisannya sendiri, tanpa memikirkan Irene yang sedang merawat anak mereka dan tidak jarang selalu melayaninya di ranjang layaknya seorang budak seks.
Irene yang tentunya memiliki hati, tentu saja selalu merasa sakit hati dan cemburu yang tidak jarang selalu ditunjukannya pada Dominic. Tetapi pria itu hanya merespon dengan kekerasan dan mengatakan jika Irene tidak boleh mencampuri urusannya, wanita itu diizinkan tinggal bersamanya hanya karena harus merawat putranya.
Pemandangan yang selalu ia saksikan selama ini membuat Dylan menjadi seorang pemberontak. Ia tidak akan pernah tunduk pada orang yang berani menyakiti ibunya, karena hanya Irene yang ia punya di dunia ini dan tulus mencintainya.
Di tengah kesepiannya, hadirlah Diana dan David yang menemaninya di dunia yang menyakitkan. Dylan sedikit tenang mendapati kedua adiknya yang diperlakukan sedikit lembut oleh ayahnya, tetapi kenyataan pahit di sisi lain pun membuatnya sedih karena Dominic sama sekali tidak menganggap kehadiran dua anak lainnya.
Pria itu hanya menganggap anak-anaknya sebagai budak yang harus mengikuti jejaknya saja, dan Dylan adalah anak yang memenuhi kriterianya. Pintar, kuat, berkarisma, berjiwa pemimpin, dan tampan tentunya. Membuat Dominic semakin terobsesi dan menggilai Dylan.
Hal itu juga membuat Dominic semakin menggilai Irene. Wanita itu penurut, mampu memberikan pelayanan yang memuaskan nan terbaik dari semua wanita yang pernah dicobanya, dan mampu memberikan anak-anak yang berkualitas.
"Kau harus kembali melahirkan anak untukku. Hanya kau satu-satunya ibu dari anak-anakku."
Begitulah ucapan Dominic ketika mereka sedang bercinta. Jujur saja di satu sisi Irene senang dijadikan ibu dari anak-anak pria yang ia cintai, juga dapat memberikan teman bagi Dylan, putra pertamanya yang kesepian. Tetapi di sisi lain ia juga memikirkan bagaimana nasib anak selanjutnya ketika sudah dilahirkan ke dunia.
Seiring berjalannya waktu, Dominic pun mulai merasakan cinta pada Irene walau wataknya yang keras membuat hubungan mereka tidak sehat. Irene memang senang jika pria yang ia cintai membalas perasaannya, tetapi lama-lama ia juga mana tahan dengan kesengsaraan yang diberikan oleh Dominic yang katanya adalah tanda cinta.
"Aku mencintaimu, Irene. Pernikahan ini membuktikan bahwa kau adalah milikku dan tidak bisa lepas dariku sampai kapan pun," ucap Dylan sambil menyematkan sebuah cincin pada jari Irene yang sudah resmi menjadi istrinya.
Selain memikirkan nasibnya, Irene pun selalu memikirkan ketiga anaknya membuat tubuhnya tidak mampu lagi bertahan di segala tekanan baik dari segi fisik mau pun mental.
"Kenapa menangis?" tanya Dominic pada Dylan. "Tidak seharusnya seorang lelaki menangis, apalagi kau sudah besar dan mempunyai dua orang adik."
"Kesehatan Mommy semakin memburuk. Bukankah dokter selalu datang untuk mengobatinya, kenapa tidak kunjung sembuh juga?"
"Obat bukan berarti berupa sesuatu yang dapat di makan, bisa juga dengan kematian."
Tangisannya langsung terhenti mendengar penuturan dari Dominic. Apakah itu berarti ibunya sudah tidak bisa disembuhkan lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle
Romance[SEQUEL OF DESTINY] Untuk pertama kalinya Aleandra jatuh cinta pada seorang lelaki misterius yang telah menyelamatkan hidupnya. Walau pemuda itu selalu menghindar ketika mereka bertemu, tetapi Aleandra tidak akan mudah menyerah. Gadis itu akan melak...