Extra Part

4.6K 112 4
                                    

8 Tahun kemudian...

Sepasang anak laki-laki dan perempuan dengan wajah yang sangat mirip tengah berjalan beriringan menuju sebuah mobil mewah yang memang selalu mengantar-jemput mereka ke sekolah.

Setiap hari Dylan memang selalu mengantar-jemput anak-anaknya ke sekolah. Jika berhalangan, maka Alea yang akan mengambil alih tugasnya, maka dari itu ia selalu berusaha meluangkan waktunya untuk selalu memiliki banyak waktu bersama anak agar tidak merepotkan istri tercintanya.

"Aku duduk di depan bersama Ayah," ujar anak gadis itu sambil setengah berlari agar kursinya tidak direbut oleh kembarannya.

"Terserah."

Anak lelaki itu membuka pintu bangku penumpang tengah dan mendapati kedua adik kembarnya yang masih berusia tiga tahun sedang asyik bertengkar.

"Berisik sekali," lirihnya sambil memutar malas bola matanya.

"How's your day, son?" tanya Dylan sambil melirik putranya dari kaca spion.

"Lelah sekali jika di sekolah pun harus mengurus dia!" Barnes menendang sandaran kursi yang ditempati oleh Bryna.

Anak kembar berbeda jenis kelamin itu memang jarang sekali akur karena kepribadian mereka yang bertolak belakang.

Jika si kakak, Barnes, orang yang kalem dan jarang bergaul, maka Bryna adalah kebalikannya. Gadis itu sangat periang, ceroboh, dan supel. Bahkan Bryna juga berteman dengan teman-teman Barnes karena menurutnya teman kembarannya adalah temannya juga, begitu pun sebaliknya.

Barnes selalu tidak tahan dengan sikap Bryna yang selalu mengikutinya ke mana pun bahkan di sekolah. Menurutnya Bryna itu centil, genit, dan caper saja pada semua orang. Tidak hanya itu, kedua adik kembarnya pun, Ares dan Eros, juga selalu mengikutinya sehingga merasa bahwa dirinya tidak bebas bermain.

"Tadi Ms. Amanda menanyakan Ayah," celetuk Bryna.

"Benarkah? Ada apa? Siapa yang melakukan hal aneh di sekolah?"

"Bukan karena kita tapi memang karena dia menyukai Ayah," sahut Barnes. "Aku benar-benar tidak menyukainya."

"Ayah adalah milik Ibu," timpal Bryna yang dibalas anggukan setuju oleh Dylan dan kembarannya. "Dia tidak tahu saja bagaimana cerewetnya Ibu ketika marah."

"Lalu kalian menjawab apa?"

"Tentu saja aku menegaskan padanya bahwa Ayah sangat cinta mati pada Ibu, dan menyuruhnya untuk tidak mengganggu keluarga kita lagi."

"Good job, anak-anakku. Tetapi kalian juga harus tetap hormat saat belajar dengannya. Urusan sekolah dan pribadi itu harus terpisah," ucap Dylan yang dingguki kedua anaknya.

Sepertinya besok Dylan harus berbicara dengan Amanda agar wanita itu tidak berbicara hal-hal aneh pada kedua anaknya. Lebih baik katakan saja langung pada dirinya jika memang memiliki urusan dengannya.

Setelah sampai di pekarangan rumah, si kembar Ares dan Eros langsung meminta Barnes agar menggendong sekaligus mereka berdua yang tentu saja tidak disanggupi.

"Dasar payah! Kau tidak sekuat Ayah," ledek Eros yang dibalas juluran lidah oleh Barnes.

"Kemarilah, sayang-sayangku." Dylan merentangkan tangannya yang langsung diterima oleh si kembar.

Dylan langsung menciumi kedua anak kembarnya dengan sayang. Dan bisa dibilang pria itu sering menciumi anak-anaknya bahkan sampai membuat Alea cemburu.

Sedangkan Bryna, gadis itu sudah masuk ke dalam rumah meninggalkan saudara-saudara dan ayahnya. Setelah mendapati adik bungsungnya yang sedang duduk di dapur menemani Alea, ia langsung memajukan wajahnya yang sayangnya langsung tertahan karena sebuah tarikan di kerah kamejanya.

MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang