61. Expulsion

1.5K 57 0
                                    

Devon membuka pintu penumpang dan mendapati Alea yang sedang memunggunginya karena di belakang tubuhnya terdapat Dylan yang sedang memandangi Alea dengan raut wajah memelas.

"Alea, ada yang ingin bertemu denganmu."

"Sedang tidak menerima tamu," ketus Alea.

"Alea." Terdengar suara Dylan yang membuatnya meremang karena akhir-akhir ini suara itu sudah tidak terdengar.

"Ada yang ingin aku jelaskan padamu."

Alea tidak bersuara membuat Dylan masuk ke dalam mobil atas suruhan Devon.

"Alea, kumohon lihatlah aku." Dylan memegang pundak Alea agar mau menghadapnya, tetapi reaksi mantan kekasihnya itu di luar dugaan.

"Pergi!" bentak Alea hingga memekik telinga Dylan. Bahkan tubuhnya didorong dengan sekuat tenaga.

"Aku tidak ingin bertemu denganmu!" Alea sudah tidak bisa menahan air matanya.

"Alea, sekarang aku--"

"Pergi!"

Devon dan Laura tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka hanya bisa memandang iba ke arah Dylan.

"Alea, kudengar kau sedang hamil."

Alea tidak merespon dan langsung membalikkan badannya lagi menghadap arah yang berlawanan.

"Aku ingin menyapa--"

"Pergilah... kumohon..." lirih Alea yang terdengar lelah.

"Baiklah. Kau bisa mengunjungiku di rumah yang dulu jika butuh sesuatu."

"Aku tidak akan meninggalkanmu lagi, Alea."

Setelah itu Alea merasakan pergerakan mobilnya yang menandakan bahwa Dylan sudah keluar.

"Harap dimaklum, ya. Hormon ibu hamil memang membuatnya lebih sensitif," ucap Laura. "Aslinya dia selalu menangisimu dan mengharapkan kepulanganmu."

"Kalau begitu kami pamit, Alv-- maksudku Dylan," ucap Devan.

"Aku tidak keberatan jika kalian memanggilku Alvin."

Setelah itu mobil Devon pun pergi meninggalkan area parkir.

Alea yang memang menatap Dylan dari kaca mobil belakang langsung merasa panas setelah melihat ada seorang wanita yang menghampiri mantan kekasihnya dan bergelayut manja.

"Semua lelaki sama saja," gerutu Alea. Setelah kepergian dirinya, Dylan malah bersama dengan wanita lain. Berarti sikapnya tadi hanyalah palsu belaka.

"Dari tadi kami mencarimu ke mana-mana," ujar David dengan nafas terengah-engah karena mengelilingi seluruh penjuru gedung dan halamannya yang begitu luas.

"Kalian nikmatilah pesta ini, aku ingin pulang."

"Pulang? Kau akan kembali ke Las Vegas secepat ini?" tanya Caithlin.

"Tidak. Aku memang memiliki rumah di sini, jadi aku hanya akan sesekali pulang ke Las Vegas."

"Kalau begitu aku ikut denganmu," cetus Caithlin.

"Ke mana?"

"Rumahmu di sini."

"Aku bersama calon istriku."

"Kalau begitu aku ingin melihat calon istrimu itu. Kau selalu berlindung pada kata 'Calon istri' tetapi tidak pernah menunjukan orangnya padaku."

"Alea. Nama calon istriku adalah Aleandra. Saat ini dia sedang mengandung anakku."

Caithlin hanya tertawa sinis karena tidak terima.

"Terus saja berbohong, Dylan."

"Terserah." Dylan melenggang pergi karena berniat menaiki transportasi umum.

MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang