44. We Do (21+)

8.7K 88 6
                                    

⚠️ Ini 21+, bukan 18+ lagi.

Dylan mulai memilin puncak dada Alea yang masih tertutup kain membuat gadis itu meremas kedua lengannya. Lalu tangan Alea yang mungil nan lembut itu turun menuju kejantannya, dan meremasnya agar semakin menegang.

"Tanganmu nakal sekali," bisik Dylan. "Kau harus tanggung jawab jika dia menginginkanmu."

"Belum saja berpuasa sudah merubahmu menjadi hewan buas— Aakkhh!" Dylan mendorong Alea dan menghimpitnya sehingga tubuh gadis itu menempel di cermin besar.

Tangan Dylan mulai masuk ke dalam celana dalam Alea, dan memainkan benda kecil di dalam sana membuat Alea bergerak gelisah. Gadis itu dapat merasakan nafas Dylan yang memburu karena hidungnya tepat di depan telinganya.

Alea melirik sekilas untuk melihat wajah Dylan yang sudah memerah, bahkan ketika mata sayu itu memandangnya membuat kakinya lemas karena gugup dan... takut?

"Sayang..." Dylan mengecupi telinga dan leher Alea.

"Katanya kau akan berpuasa."

"Siapa yang membuatku hilang kendali? Siapa juga yang tadi tidak terima jika aku berpuasa, hmm?"

"Dylan."

"Hmm?"

"Malam ini aku milikmu. Lakukan apa saja yang bisa memuaskan kita berdua." Dylan sempat tertegun mendengar ucapan Alea.

"Apa itu artinya... kau mengizinkanku?"

Alea bergumam sambil membalikkan tubuhnya menghadap kekasihnya. Ia mengalungkan lengannya ke leher Dylan, mulai memagut dan menyesap bibir lelaki itu.

"Aku ingin merasakan benda besar dan panjang ini keluar masuk dalam tubuhku." Alea berucap sambil terus mengurut kejantanan yang sudah keluar dari sarangnya.

Sh*t! Dari mana Alea mulai belajar kata-kata vulgar yang dapat membangkitkan libidonya dengan cepat.

"Sepertinya di sini kau yang menjadi hewan buas," gurau Dylan.

Alea mengangguk dengan tampang manja dan frustasinya. Sudah ia katakan bukan bahwa akhir-akhir ini nafsunya sedang tinggi. Bahkan ia yang selalu mengajak Dylan melakukan oral sex, tanpa malu juga dirinya selau minta lagi dan lagi yang kadang membuat kekasihnya keheranan.

Dylan mulai menggendong Alea ala koala dan merebahkannya di atas ranjang. Ia menghimpitnya dan mulai mencium bibir kekasihnya dengan panas. Tidak lupa ia meremas kedua buah dada Alea dan menghisapnya.

Tetapi ia biarkan saja buah dada besar itu tertutup lagi oleh bra, karena ia suka dengan pemandangan benda besar itu yang akan tumpah tetapi tertahan oleh bra yang berbentuk pita.

Saat ini Dylan sedang memainkan kewanitaan Alea oleh tangannya dengan ganasnya. Bahkan ketika Alea telah mencapai klimaksnya, ia tidak menurunkan kecepatannya membuat cairan kenikmatan itu muncrat ke mana-mana.

Mendengar Alea yang merengek, Dylan menghentikan aksinya dan memberi istirahat pada kekasihnya. Ia usap dan kecupi seluruh bagian wajah Alea karena dirinya akan segera memulai hidangan utamanya.

Tubuh Alea menggelinjang hebat saat Dylan menggesek-gesekkan kemaluan mereka untuk membasahi kejantannya dengan cairan pelumas yang berada dì sekitar kewanitaan Alea.

"Aku akan memulainya, Alea." Dylan memandang kekasihnya dengan tatapan serius. "Aku akan merenggut kehormatanmu, membuatmu menjadi wanita, bukan gadis lagi." Alea tidak banyak bicara, ia hanya mengangguk mengizinkan.

"Saat pertama kali mungkin rasanya akan sakit. Bertahanlah."

Kejantanannya segera bergerak mencari lubang masuk. Setelah dirasa pas, ia mendorongnya tetapi tidak berhasil karena lubang itu masih terlalu sempit, padahal tadi sudah dibuka oleh permainan jarinya agar tidak terlalu sempit dan tidak membuatnya kesulitan saat masuk.

MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang