34.34 Terbongkar 🌼

2.5K 102 2
                                    

Pertandingan basket baru saja usai,Vera berlari menghampiri Arka dengan membawa sebotol air mineral

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertandingan basket baru saja usai,Vera berlari menghampiri Arka dengan membawa sebotol air mineral.

"Nih minum dulu."

"Makasih." Arka menyambar botol air yang diberikan Vera dan menenggaknya hingga habis.

"Haus banget ya Kak?"

"Sini deketan dikit." Vera menarik Arka untuk mendekat,kemudian ia mengeluarkan sapu tangan untuk mengelap kening Arka yang dipenuhi dengan keringat.

"Emm... pengertian banget nih."Ucap Arka sambil memperhatikan wajah Vera yang sangat dekat.

"Kamu cantik Ra." Puji Arka tiba tiba.

Vera menyudahi kegiatannya,ia langsung menjauh dari Arka untuk menyembunyikan wajahnya yang merona.

"Ciee ada yang malu nih."

"Siapa yang malu?"

"Rivera putri chalista."

"Enggak,aku enggak malu tuh."

"Enggak usah bohong,liat muka kamu udah merah kayak tomat busuk." Arka tertawa kencang,ia paling senang jika menggoda Vera hingga wajahnya memerah.

"Udah deh Kak." Ucap Vera ngambek,ia mengerucutkan bibirnya dan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Iya udah enggak nih,enggak usah ngambek"

"Ayo kita pulang sekarang."Ajak Vera.

"Tunggu sebentar,aku mau ganti baju dulu,pake baju penuh keringat enggak nyaman rasanya.Kamu tunggu disini ya jangan kemana mana."

"Iya Kak"

Sembari menunggu Arka kembali,Vera memainkan ponselnya, membalas pesan dari kedua sahabatnya yang mengirimkan sebuah foto berisi catatan materi pembelajaran saat kelas tambahan.

"Hai,ternyata Lo nonton pertandingan juga?" Tanya seseorang yang membuat Vera mengalihkan pandangannya dari layar ponsel.

Vera menatap Lia yang berada dihadapannya dengan malas,"Dihh sok akrab banget nih si Kunti." Batin Vera.

"Lo enggak suka ketemu sama gue? padahal gue bawa kejutan buat Lo." Lia menyilangkan tangannya.

"Gue enggak perduli." Vera hendak melangkah pergi.

"Gue cuma mau ngasih tau Lo yang gue omongin waktu itu."

Vera segera berhenti,ia berbalik menatap Lia dengan tajam.Ia teringat dengan ucapan Lia yang akan memberi tahu sesuatu kepada nya saat di bioskop.

"Oke silahkan kasih tau sekarang." Ucap Vera yang mengurungkan niatnya untuk pergi.

"Tapi enggak disini,ikut gue."

"Enggak bisa,disini aja deh.Ntar Kak Arka nyariin gue."

"Dasar cewek bego,ini lebih penting daripada Arka."

Mau tak mau akhirnya Vera terpaksa mengikuti langkah Lia yang membawanya keruangan yang cukup sepi.

"Apa yang mau Lo omongin?" Tanya Vera.

"Gue ingetin Lo sekarang enggak usah sombong lagi sama gue,enggak usah bangga banggain diri Lo karena jadi pacar Arka dan enggak usah terlalu percaya diri seolah Lo adalah orang satu satunya yang dicintai Arka."

"Enggak usah cari masalah lagi deh." Ucap Vera yang malas memulai perdebatan.

"Dengerin gue dulu anjir.Lo tau kenapa? Gue kasih tau nih,kalo Lo cuma jadi bahan taruhannya Arka sama teman temannya bego.Mereka cuma mainin Lo Ver." Ujar Lia memberi tahu.

"Maksud Lo apa? Jangan ngomong sembarangan ya." Vera menggeleng tak mengerti.

"Lo jadi bahan taruhan dan permainan turth or dare nya Arka sama teman satu gengnya.Jadi Arka enggak benar benar serius sama Lo Ver."

"Enggak mungkin,Kak Arka orangnya enggak kaya gitu.Jangan jangan itu cuma akal akalan Lo buat ngerusak hubungan gue sama Kak Arka."

"Heh gue udah enggak suka lagi sama Arka, semenjak gue tau Arka jadiin lo sebagai bahan taruhan dan permainannya.Sebodoh bodohnya dan senakal nakalnya kelakuan gue,tapi gue enggak akan mencintai cowok yang udah berani jadiin perempuan sebagai permainan.Biar pun gue cinta mati sama tuh cowok,gue bakal berhenti." Ujar Lia panjang lebar.

"Masih enggak ngerti juga? atau Lo masih enggak percaya?" Tanya Lia.

"Ngapain gue percaya sama omongan Lo,Gue enggak akan percaya sebelum ada buktinya."

"Oh Lo perlu bukti? Gue bakal tunjukin buktinya." Lia mengeluarkan ponselnya dari dalam tas,dan memperlihatkan sebuah video kepada Vera.

"Ini buktinya,kalo Lo masih enggak percaya berarti mata Lo buta,telinga Lo tuli dan otak Lo ada di dengkul."

Vera mulai memutarkan videonya,terlihat Zidan yang mulai merekam dirinya dan teman temannya yang berkumpul di depan api unggun ketika perkemahan waktu itu, walaupun tidak terlalu jelas karena minim pencahayaan,tapi masih terlihat wajah mereka satu persatu.Video terus berputar merekam mereka yang sedang bermain truth or dare, semuanya tampak baik baik saja tidak ada hal yang mengejutkan apapun.

Vera langsung mempause video tersebut," Video ini biasa aja,enggak ada yang aneh kayak yang Lo omongin." Ujar Vera masih tak percaya.

"Lo enggak usah mancing emosi gue deh,Lo liat aja videonya sampe habis.Ntar Lo juga bakalan tau." Ucap Lia yang mulai emosi.

Vera memutar videonya kembali,hingga sampai di menit kedua belas dimana video tersebut merekam Arka dan Reno yang menjadikan dirinya sebagai tantangan truth or dare.Vera benar benar terkejut,ia menutup mulutnya sendiri.Hati nya terasa sesak dan jantungnya berdegup cukup kencang.

"Ada satu video lagi,yang merekam Lo ciuman sama Arka.Kayaknya Arka sendiri yang ngerekam." Tunjuk Lia.

Dan benar di video yang ini memperlihatkan Arka dan Vera sedang berciuman saat dimana Arka menembak dirinya untuk menjadi pacarnya saat itu.

Mata Vera memerah,air matanya sudah mulai menggenang di pelupuk mata.Ia tak mengira jika Arka berbohong selama ini tentang perasaannya bahkan semua tentang kelakuannya yang manisnya selama ini.

"Gimana sekarang udah percaya sama gue? Selamat untuk kali ini anda tidak seberuntung seperti biasanya." Ucap Lia sambil tertawa mengejek.

"Lo dapat video ini dari mana?" Tanya Vera yang tidak memperdulikan ejekan dari Lia.

"Dari Zidan,gue iseng buka HP Zidan waktu itu yang ketinggalan diatas meja.Eh pas gue buka galerinya enggak sengaja nemu video itu,gue kirim dong ke handphone gue." Jawab Lia.

"Gue harus cari Kak Zidan dulu dan tanya langsung ke dia sebelum gue ketemu dengan Kak Arka cowok brengsek itu.Semoga aja Kak Zidan belum pulang." Batin Vera,ia mengepalkan tangannya dengan kuat.

"Thanks karena udah kasih tau gue." Ucap Vera kepada Lia.

Kemudian ia segera pergi untuk mencari Zidan,ia tidak perduli dengan Arka yang mungkin akan mencari dirinya.Perasaannya kini bercampur aduk,hatinya benar benar terluka.

****

(◍•ᴗ•◍)❤Bye bye

My Crush [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang