"Gue kesepian dan bosen banget,balik dari rumah sakit malah sendirian di rumah sebesar ini." Gumam Arka sambil mengacak rambutnya dan menatap langit langit kamarnya.
"Pokoknya gue besok harus sekolah,lagian gue udah sembuh dan bisa bawa mobil lagi kan,eh mobil gue kan masih di bengkel ya? Berarti besok bawa motor aja." Pikirnya, ia memandang baju seragam sekolahnya yang tergantung,ia sudah lama tidak menggunakannya.
Arka terus mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kamar,hingga matanya melihat sebuah album foto dan ia berinisiatif untuk mengambilnya.
Arka segera bangkit dari ranjangnya,ia mengambil album foto yang terletak di tumpukan rak buku miliknya.Ia memandanginya sejenak dan membuka lembaran pertama yang terpampang jelas foto Vera dan Arka tengah berangkulan dan tersenyum manis.
Ia mengusap foto tersebut dan ikut tersenyum, mengingat momen bersama Vera yang tidak bisa ia lupakan.
"Gila so sweet banget fotonya,pengen kayak dulu lagi,pengen nyubit pipi gembulnya Vera." Ucapnya sambil terkekeh pelan.Ia tak menyadari jika ada seseorang yang mengendap masuk ke dalam kamarnya secara diam diam.
"Ngapain Lo?"
"Anjir gue kaget bego,Lo masuk dari mana Zell? Pintu rumah udah gue kunci semua." Teriak Arka terkejut,ia langsung mengomel memarahi Zella yang cengar cengir di depannya seperti orang gila.
"Lo lupa kalo gue punya kunci cadangan rumah Lo?" Zella menunjukkan sebuah kunci tepat di depan wajah Arka.
"Please deh, walaupun punya kunci cadangan ngomong dulu kek kalo mau masuk rumah,atau setidaknya ketuk pintu.Enggak usah kayak maling, untung enggak gue pentung Lo pake tongkat bisbol."
"Iya besok gue ketuk pintu dulu,Lo cerewet banget jadi cowok."
"Eh ngapain Lo liatin foto mantan mulu?" Zella langsung merebut album foto yang sedang di pegang oleh Arka.
"Ternyata Vera cantik juga ya." Pujinya.
"Yaiyalah cantik,dia kan mantan gue."
"Dih jadi mantan aja bangga,kenapa Lo enggak move on aja Ar? Dia udah punya yang lain,apa yang mau Lo harapin lagi?"
"Apa gue move on? Vera aja gagal move on sama gue.Dia itu cewek yang bisa merubah hidup gue Zell.Semenjak gue kenal dan pacaran sama dia waktu itu,gue enggak pernah merasakan kesepian lagi,gue bisa merasakan kasih sayang dan kehangatan keluarga dia,mereka baik banget dan menganggap gue sama seperti anak sendiri." Ujar Arka.
"Secara berlahan bisa lah Ar lupain Vera,Lo juga bisa hidup bahagia sama orang tua angkat Lo.Lagian Tante sama Om juga baik dan dia kerja keras semua itu buat siapa lagi kalo bukan demi diri Lo Arka." Ucap Zella seraya mendudukkan dirinya di atas sofa.
"Emang kurang apalagi sih? Hidup Lo bergelimpang harta,banyak cewek yang naksir.Jadi anak pemilik sekolah yang dihormati semua orang."
"Bergelimpang harta enggak menjamin kebahagiaan Zell,gue cuma butuh perhatian dan kasih sayang dari orang tua.Lo satu satunya sepupu kandung gue, harusnya Lo tau gue udah kehilangan orang tua kandung dari kecil.Rasanya sedih banget Zell kehilangan orang yang kita sayangi." Arka menghembuskan nafasnya dengan kasar,ia merasa kesal dengan Zella yang tidak mengerti akan perasaannya.
Ya, sebenarnya Arka adalah anak yatim piatu.Kedua orang tuanya sudah meninggal dunia karena kecelakaan yang terjadi saat dirinya berumur empat tahun.Untungnya ada seseorang yang mau mengadopsi Arka sebagai anaknya kala itu,dan Arka diasuh oleh mereka hingga sekarang.
Namun sayangnya orang tua angkat Arka terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka dan kurang perhatian.Membuat Arka sering sendirian dan menjadi bebas tanpa ada yang mendidiknya setiap saat.
"Itu kan masa lalu Ar." Ucap Zella dengan pelan.
"Justru kejadian masa lalu itu masih membekas di hati gue,dan menyebabkan trauma sampai sekarang.Makanya gue lakuin apapun itu demi Vera, karena Vera adalah cewek yang gue sayang.Gue enggak mau kehilangan dia,sampai gue rela menyingkirkan semua orang yang mengganggunya terutama Zidan."
"Lo terlalu egois." Seru Zella.
"Kenapa semua orang menganggap gue egois Zell? Banyak orang yang memandang gue sebagai orang yang mementingkan diri sendiri,tapi.. seandainya mereka tau kalo gue bersikap seperti itu hanya karena gue enggak mau kehilangan seseorang yang gue sayang." Arka mengusap wajahnya dengan kasar,ia ingin menangisi kehidupannya ini.Tetapi dia adalah seseorang lelaki yang harus tetap kuat.
"Mereka seharusnya mengerti keadaan gue Zell,tapi mereka justru membenci gue dan enggak ada yang mendukung satu pun." Sambungnya lagi.
Zella pun merasa iba,ia mendekat kearah Arka dan menepuk pundaknya dengan pelan."Lo harus tetap sabar,semua orang juga punya masalah di hidup mereka masing masing kok."
"Tapi enggak separah gue kan?"
"Siapa bilang? Justru ada yang lebih parah dari pada Lo."
"Orang orang pada ngira kalo kehidupan gue itu enak, aslinya sih sebaliknya.Coba mereka ikut ngerasain kehidupan gue juga atau tukeran aja gitu." Ucap Arka sambil tertawa.
"Gue mah ogah." Sahut Zella dengan cepat.
"Sorry Ar, sebagai saudara gue kurang ngertiin.Harusnya Ayah gue yang ngasuh Lo waktu kecil dulu sampai sekarang,eh malah Ayah ngizinin Lo buat di adopsi orang lain."
"Udah terlanjur,terus mau gimana lagi?"
"Lo sedih kehilangan orang tua Lo.Gue juga ikutan sedih, mereka juga Tante sama Om kandungku kan?" Arka hanya mengangguk pelan,benar juga apa yang dikatakan oleh Zella.
"Gue pengen bantu Lo biar bisa bahagia gimana Ar?"
"Seriusan Lo?" Arka tersenyum smirk mencurigakan.Zella memasang wajah serius menantikan jawaban Arka selanjutnya.
"Emm..gue pengen balikan sama Vera lagi,Lo bisa enggak bantu." Sambung Arka membuat Zella langsung bangkit mengambil buku tebal dan langsung menimpuk kepala Arka cukup kuat.
"Gue udah seriusan ya anjir." Teriak Zella dengan cempreng.
"Gue juga serius." Seru Arka tak mau kalah.
"Kalo yang itu enggak mau,gue pokoknya enggak mau ngerusak hubungan Vera sama pacarnya."
"Yaudah pulang sana,gue pengen sendirian mempersiapkan diri buat besok mau ketemu ayang." Arka mendorong Zella keluar dari kamarnya dan tak lupa merebut kunci cadangan yang dipegang oleh Zella,agar ia tidak bisa masuk ke dalam rumah sembarangan lagi tanpa izin.
"Kurang ajar Lo ngusir gue,beneran Lo mau sekolah besok?" Tanya Zella.
"Iya,gue bosen dirumah.Udah Zell pulang sana,gue muak liat muka Lo yang kayak monyet." Sekali lagi Arka mendorongnya cukup kuat,hingga Zella sedikit terjengkang keluar.Dan Arka terburu buru menutup pintu kamarnya sebelum Zella mengamuk.
"Arkaaa...!" Teriak Zella dari luar.
"Mampus Lo." Ucap Arka sambil berjalan menuju kasur dan membaringkan tubuhnya, ia tidak perduli dengan teriakan Zella.Telinganya ia tutup pakai bantal dan bersiap untuk tidur kembali.
****
Bersambung...Sampai disini dulu ceritanya, authornya udah ngantuk.
Bye bye gusy👋
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crush [ END ]
Teen FictionBELUM DIREVISI! MASIH BERANTAKAN!! "Gue tau selama ini lo ngecrushin gue.Gue tau lo suka sama gue dan lo sering cemburu kan sama Lia?" Jeda Arka pada ucapannya,yang membuat Vera menahan nafasnya dan mengeluarkan keringat dingin. "Dan sebenarnya gue...