"Dari mana aja lo baru pulang? Liat noh jam berapa?" Tanya David dengan tatapan menyelidik kearah Vera yang baru saja pulang kerumah.
Vera mengalihkan pandangannya kearah jam dinding yang sudah menunjukan pukul setengah enam sore, sepertinya ia akan di ceramahi bundanya karena tidak ingat waktu bahkan ia juga lupa izin jika hari ini akan pulang sedikit terlambat.
"Mata lo sembab,lo habis nangis dek?"
"Bunda kemana?" Vera bertanya balik.
"Di dapur lagi masak buat makan malam."
Vera hanya ber-oh ria saja mendengar jawaban David,kemudian ia beranjak pergi manuju kamarnya.Vera meletakan tasnya di atas meja belajar dan mengambil ponselnya.
Banyak sekali notif panggilan tak terjawab serta spam chat dari Arka.Vera membiarkannya begitu saja,ia segera mematikan ponselnya dan memilih untuk pergi mandi.
Setelah selesai mandi dan berpakaian Vera membaringkan tubuhnya di atas kasur,ia memejamkan matanya sejenak namun pikirannya melayang sangat jauh.
Tanpa sadar air matanya mengalir,ia merutuki kebodohannya sendiri selama ini.Rasa cinta dan suka yang besar terhadap Arka,membuat dirinya tersakiti.Apakah ia salah dalam menaruh perasaannya ke cowok brengsek itu? Lalu apa yang harus ia lakukan untuk selanjutnya,putus dengan Arka? Sepertinya itu adalah tindakan yang bagus untuk menghentikan semuanya.
Setidaknya semua kasih sayang, perhatian,perilaku dan ucapan manisnya yang palsu itu berhenti agar tidak semakin menyakiti dirinya.
Tok...tok...tok.
Suara ketukan pintu membuat Vera tersadar dari lamunannya,namun ia tidak berniat untuk membuka pintunya.Dengan cepat Vera menutupi tubuhnya dengan selimut dan berpura pura tidur.
"Ra makan malam dulu." Ucap Bunda dengan pelan di balik pintu.Namun karena tidak ada sahutan dari dalam, terpaksa bunda langsung masuk ke dalam kamar Vera.
"Cepet banget udah tidur, pasti kecapean anak Bunda.Kamu itu kadang bandel banget,enggak kasih tau bunda kalo mau pergi sepulang sekolah." Bunda mengelus puncak kepala Vera dan membenarkan letak selimutnya.Setelah itu Bunda kembali keluar dan menutup pintunya dengan rapat.
Mendengar bunda sudah pergi dari kamarnya,Vera bangun dan menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang.
"Kirain bunda bakal marahin Vera karena pulang terlalu sore." Gumamnya.
"Maafin Vera bund karena pura pura tidur,anakmu ini lagi sedih gara gara masalah percintaan."
"percintaan? Huh sialan." Vera melempar bantalnya ke lantai karena merasa kesal sendiri.
Ceklek.
"Ngoceh terus kayak pasien RSJ,sok sokan umur masih muda frustasi masalah percintaan.Di suruh makan pura pura tidur,gue tau Lo belum tidur makanya gue samperin Lo kesini." Oceh David di depan pintu kamar Vera sambil membawa piring dan segelas air putih.
"Anjir Lo bang gue kaget bego." Vera mengelus dadanya sendiri karena terkejut.
"Abang Lo sendiri di bego begoin."
"Gue kaget bang,Lo tiba tiba masuk tanpa ketuk pintu."
"Nih Lo makan dulu udah gue bawain,buat isi energi sebelum melanjutkan nangis."
"Gue enggak nafsu makan Bang." Vera menatap makanan yang ada di hadapannya, walaupun perutnya lapar tapi ia merasa malas untuk memasukkan nasi ke dalam mulutnya.
"Nasi nya ntar nangis kalo Lo diemin aja.Jangan cuma gara gara cinta lo rela enggak makan,mati karena kelaparan baru tau rasa lo."
"Enggak usah sok iye deh Bang,Lo enggak punya pacar makanya enggak tau rasanya gimana kan?" Ujar Vera menatap sewot kearah David.
"Lo punya masalah apa sih? Dengan cara mogok makan kayak gini enggak akan selesaiin masalahnya Ra." Ucap David seraya menyendokan nasi dan berusaha untuk menyuapi Vera.
"Gue bisa sendiri." Vera mengambil alih sendok dan piring yang di pegang David.
"Gue mau putus sama Arka besok."
"Haa?Lo berantem sama Arka?kalo Lo punya masalah dengan hubungan lo ya selesaikan secara baik baik.Jangan ngambil keputusan pas lagi emosi dan jangan sampai Lo nyesel udah putusin dia."
Vera beralih menatap David dan menepuk pundaknya dengan pelan," Bang,tapi dia ngelakuin kesalahan yang benar benar fatal.Menurut gue ya putus adalah jalan terbaiknya,kalo hubungannya terus dilanjutkan,Adek Lo Bang yang semakin tersakiti." Tunjuk Vera kepada dirinya sendiri.
"Emang apa kesalahan yang udah dia buat?" Tanya David.
Vera menghembuskan nafasnya dengan kasar,ia meletakan piringnya keatas meja.Ia merasa semakin tidak nafsu untuk makan.
"Kok diem?" Tanya David yang melihat reaksi Vera yang enggan menjawab.
"Enggak usah diperjelas intinya besok gue mau minta putus.Enggak ada alasan lagi buat dilanjutin."
"Yaudah terserah Lo aja Dek,gimana baiknya.Kalo dia macam macam Lo langsung aja kasih tau ke gue,biar gue tonjok tuh bocah." Sahut David mengacungkan tinju nya tinggi tinggi.Vera langsung mengangguk dengan cepat.
"Btw Lo tadi bilang gue enggak punya pacar kan? Sebenernya gue udah punya pacar kali,Lo nya aja yang enggak tau." Ujar David.
Vera mengerutkan keningnya karena tak percaya." Pasti bohong."
"Enggak percaya yaudah,gue pergi dulu.Dihabisin makanannya,habis gue pergi Lo jangan nangis lagi." Ucap David seraya mengusap puncak kepala adiknya.
Setelah David keluar dari kamarnya,Vera segera naik keatas kasurnya untuk tidur.Tubuhnya terasa sangat lelah, kepalanya juga terasa sedikit pusing.Ia tidak perduli dengan makanannya yang berada di atas meja,ia akan membersihkan besok.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crush [ END ]
Teen FictionBELUM DIREVISI! MASIH BERANTAKAN!! "Gue tau selama ini lo ngecrushin gue.Gue tau lo suka sama gue dan lo sering cemburu kan sama Lia?" Jeda Arka pada ucapannya,yang membuat Vera menahan nafasnya dan mengeluarkan keringat dingin. "Dan sebenarnya gue...