73.73 Melupakan Kenangan🌼

1.3K 75 0
                                    

"Lagi ngapain Ra?" tanya Arka, saat melihat Vera yang tengah mengeluarkan sebuah kardus dari dalam bagasi mobilnya,dan menuju tempat pembakaran sampah yang terletak di samping rumah nenek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lagi ngapain Ra?" tanya Arka, saat melihat Vera yang tengah mengeluarkan sebuah kardus dari dalam bagasi mobilnya,dan menuju tempat pembakaran sampah yang terletak di samping rumah nenek.

"Mau bakar barang barang ini semua." Jawab Vera dengan cepat.Arka yang merasa penasaran,ia pun segera mengekori Vera dari belakang dan membuka kardus yang dibawa gadis itu.

"Gue liat barangnya masih bagus semua, kelihatannya juga masih baru.Kenapa mau Lo bakar? sayang banget." Ucap Arka seraya menatap barang barang tersebut.

"Ini semua pemberian dari Kak Zidan dan ada barang yang lainnya juga sih,gue pengen bakar semuanya.Emang sayang banget kalo mau dibakar,tapi ya harus gimana lagi? Kalo gue masih liat ini semua,gue ngerasa bersalah banget,ngerasa menyesal dan sedih." Ujar Vera menjelaskan.

"Gue teringat Kak Zidan terus dan teringat segala kenangan buruk yang udah lalu,itu buat diri gue down Kak.Jadi gue memutuskan untuk melupakan semuanya dan memulai yang baru.Gue pengen bahagia dan menjalani hidup seperti biasanya." Sambungnya lagi.

Arka langsung mengangguk mengerti dengan ucapan Vera barusan.Ya benar,Vera berhak untuk bahagia mulai sekarang dan tidak terjebak dalam bayang bayang masa lalunya.

"Gue dukung keputusan Lo Ra." Ucap Arka dengan pelan,di dalam hatinya ia juga berjanji untuk membantu Vera berbahagia,ia tidak akan pernah mengecewakan dan menyakiti gadis yang berada di hadapannya itu lagi.

"Makasih udah dukung gue." Vera tersenyum manis, setelah itu ia membakar satu persatu barang yang ada di dalam kardus.Dari mulai kumpulan beberapa surat,jepit rambut,jam tangan dan cincin yang sedang dipakainya,ia lemparkan semuanya ke dalam kobaran api.

Terakhir Vera menatap satu buku yang dipegangnya,"gue udah baca buku ini beberapa hari yang lalu, sekarang waktunya gue bakar." Ucap Vera.

Ia menarik nafasnya dengan dalam,kemudian dengan mantap ia membakar buku tersebut.Tak hanya itu, ia mengeluarkan ponselnya dan menghapus semua chatnya dengan Zidan,serta foto foto yang masih berada di galerinya.

"Maaf Kak gue bakar dan hapus semuanya, karena gue berusaha untuk bahagia seperti keinginan Lo." Gumam Vera dengan pelan, matanya mulai berkaca-kaca.

Arka yang melihatnya langsung memeluk Vera dari samping dan menepuk pundaknya untuk memberikan kekuatan.

"Lo harus berusaha,semua itu enggak mudah.Tapi kita butuh perjuangan Ra,agar bisa mencapai yang Lo mau." Ujar Arka.

"Iya Kak gue bakal berusaha." Sahut Vera dengan cepat, membuat Arka tersenyum lebar dan langsung mengelus puncak kepala Vera dengan lembut.

"Gadis pintar."Puji Arka.

"Kak Lo mau enggak antar gue ke salon yang ada di simpang tiga jalan depan itu?"

"Emang mau ngapain?" Tanya Arka penasaran.

"Gue pengen potong rambut jadi pendek dan kasih warna rambut,kayaknya bagus."

"Ciee mau ganti penampilan nih,yaudah ayo gue anter.Gue juga pengen liat Lo dengan rambut pendek,pasti cantik banget."

"Jalan kaki aja biar seru,lagian tempatnya dekat." Ucap Vera.

Arka mengerutkan keningnya,"kok jalan kaki? Tapi...enggak papa deh, yang penting jalannya bareng sama cewek imut ini."

Mendengar ucapan Arka, pipi Vera bersemu merah.Sial, dirinya sekarang merasa salah tingkah.Vera segera berjalan lebih cepat mendahului Arka,untuk menyembunyikan wajahnya yang terlihat seperti tomat busuk.

"Gue tau Lo salting Ra." Teriak Arka dengan keras.

****
Berkali kali Arka melihat kearah jam tangannya,sudah dua jam ia menunggu Vera di salon,namun Vera tak kunjung selesai.Ia sudah merasa lelah dan mengantuk,Arka bangkit dari duduknya dan meregangkan ototnya yang terasa kaku.

"Berapa lama lagi Ra?" Tanya Arka.

"Sebentar lagi kok Kak." Sahut Vera dari pantulan cermin.

Arka mengusap wajahnya dengan kasar dan kembali mengerucutkan bibirnya.Ia mencoba bermain game di ponsel untuk mengusir rasa bosan.

"Keliatannya pacar mbak udah enggak sabaran banget tuh." Celetuk lelaki yang tengah membilas rambut Vera.

"Eh mas dia bukan pacar saya." Sahut Vera dengan cepat,membuat lelaki tersebut langsung meminta maaf karena salah mengira.Namun di belakang sana Arka mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum smirk kearah Vera.

"Masih jadi calon pacarnya Mas,doain semoga jadi pacarnya beneran." Ucap Arka,lelaki itu hanya menggaruk kepalanya karena bingung dengan dua remaja yang labil ini.

"Kak Arka tolong dijaga ucapannya." Vera memberi peringatan,Arka langsung tersenyum dan mengangkat kedua jarinya, setelah itu ia terdiam tidak berbicara lagi setelah mendapatkan teguran.

Hingga dua puluh menit kemudian,Vera sudah selesai.Ia berdiri menatap cermin melihat dirinya yang memiliki penampilan yang baru, menurutnya tidak buruk memiliki rambut pendek.Justru ia terlihat lebih cantik dan simpel,belum lagi poni yang menutupi dahinya menambah kesan imut.

Vera menoleh kearah Arka, ternyata cowok itu ketiduran di kursi dengan ponsel yang masih menyala karena memainkan game.Vera jadi merasa kasihan karena membuat Arka menunggu lama dan kelelahan.

"Kak Arka." Vera mencoba membangunkan Arka sambil menepuk pundaknya.

"Kak,ayo bangun."

Arka mulai membuka matanya berlahan, ia menatap Vera sejenak dan mengumpulkan seluruh kesadarannya.

"Gue udah selesai nih."Ucap Vera lagi.

"Oh yaudah kit..." Arka tak menyelesaikan ucapannya,ia baru tersadar dan melihat jelas penampilan Vera yang baru.Mulutnya terbuka lebar karena terpesona.

"Kenapa Kak?" Tanya Vera bingung.

"Wihh Lo cantik banget Ra,rambut pendek ini cocok buat Lo.Warna coklat yang Lo pilih juga bagus,gue suka." Puji Arka sambil mencoba memegang rambut Vera.

"Seriusan? Enggak usah bercanda Kak."

"Iya dong gue serius masa bohong sih.Tapi Ra,gue sering denger tuh katanya kalo cewek tiba tiba potong rambut pasti lagi ngerasa depresi banget.Dan potong rambut itu bisa jadi solusinya, dan sedikit membantu." Ujar Arka dengan antusias.

Vera hanya tertawa dan menoleh kearah Arka yang berjalan disampingnya," sok tau banget Lo Kak,emang kata siapa?"

"Kata Zella,dia sering gitu.Tapi bener kan Ra?"

"Mungkin aja sih Kak,kalo menurut gue sendiri emang sedikit membantu.Kayak gue sekarang ini banyak banget pikiran dan hal yang membuat gue frustasi.Dengan cara melampiaskan memotong rambut gue jadi pendek,gue ngerasa lebih plong dan lega.Kayak beban yang gue pikirin ikut hilang bersama rambut yang jatuh terpotong." Jelas Vera sambil tersenyum.

"Dengan merubah penampilan yang baru ini,gue berharap bisa memulai yang baru pula dan melupakan semua hal buruk yang udah lalu." Sambung Vera lagi.

"Gue harap juga gitu,berarti gue bukan sok tau dong.Emang tau beneran." Ucap Arka sambil memasang wajah menyebalkan.

"Iya terserah Lo deh Kak,udah buruan jalannya yang cepat biar sampai rumah Nenek.Gue mau beresin baju ke dalam koper,nanti siang kita pulang."

"Ntar Lo satu mobil bareng gue aja ya,biar Bunda Lo sama Bang David." Pinta Arka sambil menaik turunkan alisnya.

"Biar kita bisa berdua." Sambungnya lagi dan Arka segera berlari menjauh sebelum Vera melayangkan pukulannya.

"Dasar Kak Arka!!" Pekik Vera dengan keras,ia langsung mengejar cowok yang berada jauh didepannya itu.Awas aja jika sampai dirumah nenek,Vera akan memukuli Arka dengan sapu.Karena sudah membuat dirinya merasa kesal sekaligus salting berat.

****

Bersambung...

My Crush [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang