25.25 Maaf🌼

2K 77 0
                                    

Zidan segera menarik Lia untuk pergi dari kelas ini secara paksa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Zidan segera menarik Lia untuk pergi dari kelas ini secara paksa.Ia tidak memperdulikan Lia yang terus memberontak.

"Astaga mood gue benar benar hancur sekarang."Gumam Vera sambil memijit pelipisnya dan kembali duduk ke kursi.

_________________________

"Ra diobati dulu yuk bekas tamparannya,ntar membengkak loh."

"Biarin aja sih Le,enggak terlalu sakit juga."

"Tapi pipi Lo keliatan sedikit biru tuh Ra."Ucap Dirga.

"Iya bener kata Dirga,coba Lo liat nih pake kaca punya gue."Lea mengeluarkan cermin kecil dari dalam tasnya dan memberikannya kepada Vera.

"Astaga bener kata Lo Dir,pipi gue rada membiru."Pekik Vera sambil meraba kedua pipinya.

"Yaudah kita ke UKS aja minta obat atau pipi Lo dikompres pake air hangat."Saran Lea.

"Gue bisa sendiri,jadi Lo berdua tetap tinggal disini oke?"

"Ikuuut."Ucap Lea dan Dirga dengan kompak.

"Kita berdua belum ngerjain PR matematika Ra,jadi untuk kali ini aja kita mau bolos dengan alasan nemenin Lo ke UKS ya Ra,please."Lea memohon kepada Vera dengan memasang wajah semelas mungkin.

"Iya Ra kita mohon."Timpal Dirga sambil mengangguk angguk.

"Yaudah deh."Ucap Vera dengan pasrah.

Akhirnya mereka bertiga segera pergi menuju ke ruang UKS dan mengompres pipi Vera.

"Aww pelan pelan Le,gue tabok juga Lo lama lama."Ringis Vera kesakitan.

"Ini udah pelan Ra,harus sepelan apalagi?"tanya Lea sedikit kesal.

"Yang lembut gitu, selembut tangan Chanyeol."Gurau Vera sambil cekikikan.

"Idiiihh apaan dah,halu mulu minta di jeburin ke sumur nih anak."Ucap Dirga sambil menyentil dahi Vera.

"Di ruqiah kayaknya lebih baik."Timpal Lea.

"Oke udah siap dikompres,tinggal Lo minum obat aja.Tapi,minum obat apa ya Dir?"Tanya Lea sambil membereskan mangkok bekas kompresan tadi.

"Gue juga enggak tau,ntar gue search di google aja." Dirga segera mencarinya.

"Nih gue dapet,nama obatnya parase**mol atau amo**cillin kegunaan nya buat meredakan nyeri dan bisa juga mencegah pembengkakan."Ujar Dirga sambil menunjukkan contoh gambar obatnya di internet.

"Buruan beli Dir,pake uang Lo dulu sana."Perintah Lea.

Dirga mengerucutkan bibirnya,"gue?"tanyanya.

"Biar gue beli sendiri aja ntar pulang sekolah,lagian gue enggak lumpuh le,cuma pipi gue doang yang sakit."Ucap Vera.

"Tuh denger kata Vera,dia bisa beli sendiri."

"Dasar Lo."Lea melayangkan pukulannya kepada Dirga.

"Btw gue ngeri banget tadi liat Kak Zidan nampar Lia."Ucap Lea sambil mengusap usap kedua lengannya.

"Bahkan gue enggak pernah berfikir kalo Kak Zidan bakal sekasar itu sama perempuan."

"Selama gue kenal nih sama Bang Zidan,dia enggak pernah kasar sama yang namanya cewek.Gue enggak tau kenapa tiba tiba gitu?"tanya Dirga dengan bingung.

"Lo taulah dia suka sama Vera,kalo orang yang dicintainya di sakiti oleh orang lain,siapa sih yang terima?enggak ada." Ujar Lea.

Dirga segera menginjak kaki Lea dengan keras sebagai kode bahwa ia harus menjaga omongannya.

"Awww sakit bego." Pekik Lea namun ia segera menutup mulutnya.

"Maaf Ra,mulut gue emang minta di lakban."Lea hanya menyengir.

Raut wajah Vera tampak sedikit berubah,ia terlihat tidak senang."Apapun itu jangan jadikan gue sebagai alasan Kak Zidan bersikap kasar sama perempuan."

"Maaf Ra."Cicit Lea.

"Gue izin mau ketoilet dulu."Pamit Vera dan segera melenggang pergi.

"Lo sih,kalo ngomong harusnya mikir dulu."Tegur Dirga kepada Lea.

"Iya gue salah."











Setelah selesai dengan urusannya di toilet,Vera segera keluar dan hendak kembali menuju UKS.Namun tanpa sengaja ia bertemu dengan Kak Zidan dari lawan arah,tetapi tampaknya Zidan menghindari Vera,ia segera berbalik dan menuju kearah lain agar tidak berpapasan dengannya.

Vera merasa sedikit bingung mengapa Zidan menghindarinya, sepertinya ia perlu berbicara dengan Zidan saat ini.

"Kak Zidan."Panggil Vera.

Namun Zidan tidak menoleh sedikit pun,ia malah makin mempercepat langkahnya.Vera pun segera mengejarnya.

"Kak Zidan."

"Kak Zidan."Panggil Vera lagi dengan keras, akhirnya Zidan berhenti dan menoleh.

"Kak tunggu,Vera mau ngomong sesuatu."Ucap Vera sambil berjalan menghampiri Zidan.

"Kak Zidan ngehindarin Vera ya?kenapa liat Vera langsung pergi gitu aja?"tanya Vera,namun Zidan tak menjawabnya ia hanya terdiam.

"Kok enggak di jawab,eh muka Kak Zidan kenapa?kok kelihatan memar dan membiru."Tanya Vera yang baru tersadar setelah ia memperhatikan nya dari dekat.

"Maaf Ra gue ngehindarin Lo,gue tau Lo enggak suka sama cowok yang kasar apalagi sampai berani nampar cewek.Gue tadi kelepasan Ra,maafin gue ya Ra."Akhirnya Zidan berbicara juga dan meminta maaf.

"Vera emang enggak suka sama laki laki yang main tangan sama perempuan,Vera harap ini terakhir kalinya Kak Zidan kasar dan kedepannya jangan pernah gitu lagi.Ouh ya harusnya Kak Zidan minta maaf sama Lia bukan sama Vera."

"Kenapa harus minta maaf sama dia,dia juga nyakitin kamu kan tapi dia enggak minta maaf tuh."Ujar Zidan.

"Tetap aja enggak boleh gitu Kak."

"Biarin aja,lagian gue udah lepas jabatan ketua OSIS sebagai ganti karena gue melakukan kekerasan kepada anggota OSIS lainnya."

"Apa?Kak Zidan enggak jadi ketua OSIS lagi?"tanya Vera sedikit terkejut.

Zidan mengangguk,"posisi ketua OSIS sekarang kosong,mungkin besok bakal diganti sama Reno karena dia wakil ketos."

"Maaf Kak ini semua salah Vera,gara gara Vera Kak Zidan enggak jadi ketua OSIS lagi."

"Ini bukan salah Lo."Ucap Zidan.

"Emm Kak Zidan belum jawab pertanyaan ku yang tadi."Ujar Vera.

"Yang mana?"

"Kenapa muka Kakak banyak banget luka memar?"

"Biasalah anak cowok."

Vera mengangguk mengerti mungkin Kak Zidan habis berantem,biasanya anak laki laki begitu bukan?

"Yaudah Vera mau balik dulu ya Kak."Pamit Vera.

"Oke gue juga mau balik ke kelas."Ucap Zidan.

Setelah itu Vera segera pergi kembali menuju UKS, sepertinya Lea dan Dirga sudah menunggu dirinya yang terlalu lama ke toilet.

****

Bye bye sampai jumpa di chapter berikutnya 👋🤍

My Crush [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang