"Lo ngapain masih berdiri disitu? Orangnya udah pergi bego.Mending Lo ngerokok lagi nih masih banyak." Reno melemparkan sebungkus rokok dan korek api kepada Arka.
Arka hanya mengusap wajahnya dengan kasar dan kembali duduk di salah satu tumpukan kursi yang tidak terpakai lagi,"Gue merasa bersalah anjir." Ucapnya.
"Mulut gue emang gak bisa di rem kalo lagi emosi,Lo tadi liat kan Vera nangis?" Tanya Arka sambil menatap Reno.
"Iya gara gara Lo."
"Dia nangis karena gue katain dia cewek murahan,gue nyesel Ren.Hati gue ikutan sakit liat dia nangis dan pergi gitu aja."
"Gue emang salah, gue selalu buat dia kecewa berkali kali dengan kelakuan yang gue perbuat."
"Demi Tuhan Ar,gue benci banget sama cewek yang udah buat kawan gue jadi melow gini.Sadar bego Lo laki bisa cari cewek yang lebih cantik dari mantan Lo itu yang buluk." Reno menatap kesal dan langsung mendorong Arka hingga jatuh dari kursi.
"Lo pengen gue gampar haa?" Pekik Arka saat dirinya limbung jatuh dan kepalanya terbentur lantai.
Bukannya menolong temannya untuk bangkit,Reno hanya menatap dan membiarkannya begitu saja."Biar otak Lo balik ketempatnya, Vera enggak ada apa apanya dibandingkan cewek lain Ar.Buka mata Lo lebar lebar,nyesel gue ngajak Lo taruhin cewek itu pas main truth or dare, gobloknya kelewatan Lo." Ujarnya sambil tertawa mengejek.
"Ren Lo ngomong gitu karena belum nemuin cinta sejati,selama ini Lo cuma main main sama perasaan cewek jadi enggak tau gimana rasa pas ditinggalin orang yang Lo sayang."
"Lo nya aja kali yang bucin akut."
Arka menatap Reno dengan kesal,anak itu benar benar menjengkelkan untuk diajak curhat.
"Gue enggak perduli mau Vera jelek,bodoh atau tidak semenarik cewek lain diluar sana,yang terpenting adalah sebuah kenyamanan.Gue ngerasa nyaman sama Vera,dia orangnya baik dan benar benar tulus sayang sama gue.Dia beda sama cewek lain."
"Tapi kayaknya dia enggak suka sama Lo lagi Ar,harusnya Lo enggak ngelakuin sesuatu yang bodoh untuk hancurin kehidupan Zidan.Itu yang buat dia kecewa banget, kelihatan dari mukanya tuh tadi." Ucap Reno menanggapi.
"Dari dulu gue udah kehilangan orang yang gue sayang Ren,Lo tau itu kan?" Tanya Arka,Reno mengangguk cepat ia mengetahui bagaimana kehidupan teman yang duduk disebelahnya ini.
"Dulu gue udah kehilangan orang tua, kehilangan kehangatan keluarga, kehilangan banyak teman.Terus sekarang gue jadi egois dan bertindak sejauh ini karena gue enggak mau lagi kehilangan seseorang yang gue sayang."
"Kenapa gue milih buat ngehancurin Zidan? Karena dia suka sama Vera dan dia punya niat buat ngerebut Vera dari hidup gue."
"Tapi itu semua enggak ada hasilnya bego, malah Lo yang kelihatan hancur ." Ucap Reno dengan jujur,membuat Arka speechless dibuatnya.
"Emang gue keliatan kayak gitu?" Reno mengangguk cepat sebagai jawaban.
"Makanya gue enggak mau serius sama satu cewek, karena endingnya bakalan gini.Muak gue sama cerita Lo Ar,dramatis banget.Gue cabut dulu,mau boker." Ujar Reno seraya bangkit dari kursi yang didudukinya.
"Anjir enggak ngehargain banget Lo." Arka melepas sepatunya dan hendak melemparkannya ke arah Reno,namun orangnya sudah keburu pergi.
****
"Nat Lo ngapain?" Zidan melebarkan matanya karena terkejut,ia melihat Nata datang kerumahnya masih menggunakan seragam sekolah dengan lengkap.
"Gue mau main dirumah Lo." Jawab Nata sekenanya.
"Lo liat tuh,ini baru jam sembilan pagi.Jangan bilang Lo bolos sekolah terus pergi kesini." Zidan menunjuk kearah jam dinding yang terpasang di ruang tamunya.
"Lo enggak usah ngomongin gue deh,Lo juga bolos sekolah anjir.Gue liat jam tujuh tadi Lo masih ada disekolah." Nata langsung menimpuk kepala Zidan.
Zidan langsung tertunduk lesu,ia menghembuskan nafasnya dengan kasar,"Gimana keadaan di sekolah sekarang?" Tanyanya.
"Rumor tentang Lo makin memanas Zid."
"Gue juga udah dikeluarin dari sekolah." Ucap Zidan,ia mengambil amplop berisi surat dari dalam laci meja dan menunjukkannya ke Nata.
"Ini langsung dari kepala sekolah Zid? Gue ngerasa aneh sih,kenapa kepsek langsung kasih surat pengeluaran Lo dari sekolah ketimbang meminta penjelasan dari Lo dulu." Nata mengerutkan keningnya bingung.
Rumor tentang Zidan menurutnya tidak terlalu parah dibandingkan dengan salah satu siswa yang pernah dirumorkan menggunakan narkoba di sekolah.Tapi kenapa hukumannya Zidan lebih berat,sedangkan siswa itu hanya diberikan skorsing selama dua Minggu.
"Gue yakin sih,ini semua ulah Arka.Udah enggak heran lagi,dia bisa ngelakuin apapun yang dia mau." Ujar Zidan.
"Enggak cuma itu,Ibu gue yang kerja jadi ART dirumah Arka juga dipecat." Tambahnya.
Nata merangkul sahabatnya dan menepuk pundaknya dengan pelan,ia bingung harus berbuat apa untuk membantu Zidan sekarang?
"Apa gue harus balas dendam ke Arka?" Gumam Zidan dengan pelan nyaris tak bersuara,namun Nata masih bisa mendengarnya.
"Lo enggak usah macam macam,mau balas dendam yang gimana? Lo bakalan kalah." Ucap Nata.
" Jadiin Vera sebagai pacar gue,gampangkan? Gue yakin dengan cara itu Arka bakalan hancur kayak gue juga." Zidan menyunggingkan senyumnya,membuat Nata menggidik ngeri.
"Terserah Lo sih,gue bakalan dukung Lo buat jadian Vera."
"Tapi Nat..." gantung Zidan pada ucapanya.
"Kalo Vera benci sama gue gara gara rumor yang beredar gimana? Lo tau kan cewek yang gue cium dalam foto itu dia? Gue harap enggak ada yang sadar siapa cewek yang di dalam foto.Gue takut Vera dapat masalah terus dikeluarin dari sekolah juga." Ujar Zidan yang sangat khawatir dengan Vera,ia tidak mau Vera ikut terseret ke dalam masalahnya saat ini.
Nata menggeleng pelan," Menurut gue Vera bukan tipe orang yang Lo pikirin Zid, Vera pasti bakal cari tau dan tanya ke Lo langsung buat minta penjelasan.Dia enggak akan benci sama Lo,percaya sama omongan gue,Lo udah kenal lama sama Vera kan Zid."
"Keadaan Vera sekarang juga baik baik aja,gue liat anak anak lain enggak ada yang sadar siapa cewek di foto itu." Ucap Nata yang berusaha menenangkan Zidan agar tidak memikirkan hal hal yang membuat dirinya semakin down.
"Terus buat masalah sekolah,Lo harus tetap lanjutin Zid,tanggung tinggal beberapa bulan lagi Lo bakalan lulus.Lo bisa pindah ke SMA 36 yang enggak jauh dari sini.Gue temenin Lo besok buat daftar masuk kesana." Saran Nata.
"Iya niat gue juga gitu,mau pindah ke SMA 36.Besok gue bisa berangkat sendiri kok Nat,Lo kan harus sekolah juga bego."
" Kan gue mau sekalian caper ke SMA sebelah,katanya banyak cewek cantik disana." Ucap Nata sambil menyengir dan memasang wajah menyebalkan,sontak saja Zidan langsung menoyor kepala Nata.
"Ouh ya satu lagi Zid, Tante gue kan punya usaha toko kue tuh,nah kebetulan dia kemaren bilang sama gue lagi cari karyawan yang mau kerja disitu buat bantuin Tante. Kalo mau, ibu Lo bisa kerja disitu juga Zid." Ujar Nata memberi tahu.
"Serius?" Tanya Zidan.
"Iya gue enggak bercanda anjir."
"Makasih banget Nat, ntar gue bilangin ke ibu dulu."
"Sama sama,gue cuma bisa lakuin itu doang buat ngebantuin Lo."
"Segitu aja udah cukup membantu bagi gue kok."
"Guna teman emang harus saling membantu kan?" Tanya Nata yang langsung diangguki Zidan dengan senyuman.
****
(◍•ᴗ•◍)❤
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crush [ END ]
Teen FictionBELUM DIREVISI! MASIH BERANTAKAN!! "Gue tau selama ini lo ngecrushin gue.Gue tau lo suka sama gue dan lo sering cemburu kan sama Lia?" Jeda Arka pada ucapannya,yang membuat Vera menahan nafasnya dan mengeluarkan keringat dingin. "Dan sebenarnya gue...