38.38 Penyesalan 🌼

2.9K 102 1
                                    

"Arka Lo gila?" Pekik Reno yang baru saja masuk ke dalam markas,melihat Arka menghancurkan barang barang yang berada disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Arka Lo gila?" Pekik Reno yang baru saja masuk ke dalam markas,melihat Arka menghancurkan barang barang yang berada disana.

"Sadar bro." Nata mencoba menghentikan Arka yang baru saja memukul kaca dihadapannya.

"Diam bangsat,lepasin gue." Arka memberontak,ia tidak memperdulikan tangannya yang terluka akibat pecahan kaca.

"Lo kenapa bego kayak orang kesurupan?" Tanya Zidan.

"Bacot Lo anjing."

Bugh.

Satu bogeman dari Arka mendarat di wajah mulus milik Zidan,membuat pipi sebelah kanannya memerah dan sudut bibirnya berdarah.

Zidan yang tak terima memberikan bogeman kembali hingga Arka jatuh tersungkur Menabrak kursi yang berada di belakangnya.

"Lo punya masalah apa sama gue?"

"Enggak usah sok bego Lo nanya begitu,gue tau Lo yang ngasih video ke Vera kan? Gara gara Lo gue putus sama Vera."

"Video?" Tanya Reno dan Nata secara bersamaan, mereka tampak bingung dengan pembicaraan Arka dan Zidan yang membahas sebuah video.

"Bagus dong kalo Lo putus sama Vera,dia enggak akan jadi permainan Lo lagi." Ucap Zidan dengan santai.

"Gue sobek lama lama mulut Lo,gue tanya sekali lagi Lo yang ngasih tau Vera kan?Lo sengaja ngerakam kita waktu itu buat hancurin semuanya." Arka menarik kerah baju Zidan dengan kuat.

"Asal Lo tau,gue ngasih video itu karena Vera yang minta duluan sama gue.Dengan artian dia udah tau semuanya dari orang lain."

"Video apa anjay? kita berdua enggak tau video apa yang kalian ributin." Tanya Nata yang merasa kesal karena tidak tau dengan apa yang terjadi.

"Gue udah share videonya di grup kita." Jawab Arka.

Dengan cepat Nata dan Reno membuka grup chat mereka dan melihat video yang dimaksud.

"Jadi Lo sempat rekam kita waktu main truth or dare waktu itu?" Tanya Reno dan Zidan mengangguk dengan cepat.

"Kalo bukan Lo yang kasih tau duluan ke Vera terus siapa? Habis hidup Lo besok,gue bakal bongkar rahasia Lo." Ancam Arka.

"Ya gue enggak tau anjing siapa yang ngasih tau Vera duluan."

"Karena Lo udah putus sama Vera,berarti Lo gagal taruhannya dan gagal juga masuk jadi anggota genk motor four ex." Ujar Reno santai seraya menyalakan rokoknya.

"Persetan dengan taruhan,gue enggak perduli."

"Terus? Jangan bilang sekarang Lo beneran suka sama Vera." Selidik Nata.

"Iya gue suka sama dia,gue nyesel udah jadiin dia bahan taruhan.Andai ujungnya kayak gini,gue bakalan pacarin Vera dari dulu dengan tulus dan enggak akan pernah kehilangan Vera kayak sekarang.Gue udah terlanjur sayang dan cinta sedalam ini." Jawab Arka tanpa ragu.

"Brengsek anjing,Lo bilang enggak akan suka sama dia.Munafik banget Lo Ar." Zidan mendorong Arka dengan kuat.

"Gue akui gue emang brengsek dan munafik,terus Lo mau apa? Gue tau Lo juga suka sama Vera"

"Iya gue suka Vera sebelum Lo jadiin dia bahan taruhan."

"Percuma suka duluan,tapi dianya enggak suka sama Lo." Saut Arka,membuat Zidan tidak bisa berkata kata.Ucapan Arka terlalu tajam baginya, walaupun kenyataannya begitu.

Bugh.

"Anjir ngapain Lo tonjok gue haa?" Pekik Arka menatap Zidan dengan tajam.

"Udah Zid kita cabut aja,terus Lo Ar itu semua kesalahan Lo sendiri.Lo harus rela kalo Vera bakalan diambil orang lain yang benar benar tulus sama dia." Nata menengahi pertengkaran ini.

"Enggak akan,gue yang bakal ngejar dan perjuangin dia mulai sekarang.Vera cuma milik gue."

"Selera kalian berdua itu rendah banget ya, cewek kayak Vera kalian rebutin.Apa pesona dari dia? Enggak ada yang menarik menurut gue."

"Ren mulut Lo mau gue sumpel pake sendal jepit emak gue? Enggak usah bikin panas." Ujar Nata.

"Dah gue cabut duluan, selamat menikmati penyesalan." Reno segera beranjak pergi sebelum pukulan dari Arka dan Zidan melayang diwajahnya.

"Mati Lo Ren." Teriak Arka mengacungkan tinju nya dengan tinggi.

***

"Ihh udah dong Ra jangan nangis terus." Lea mengusap punggung Vera dengan pelan.

"Gue sakit hati banget Le sama Kak Arka,dia tega banget."

"Biar gue tonjok si Arka besok,kan gue udah bilang Ra mendingan pacaran sama Bang Zidan dari pada sama Arka." Ujar Dirga.

Lea melotot tajam kearah Dirga dan tak lupa ia menoyor kepalanya hingga Dirga terhuyung kebelakang.Sahabat laki nya ini tidak tahu keadaan,Lea ingin sekali melakban mulut Dirga sekarang.

"Eh.. eh iya maksudnya itu,tisu mana tisu?" Dirga kelabakan karena salah ngomong.

"Pulang aja sana Lo Dir." Pekik Lea.

"Ra cowok itu bukan cuma Arka aja, mulai sekarang Lo harus move on sama mantan Lo itu.Buka hati Lo pelan pelan untuk menerima orang baru buat ngelupain dan nyembuhin luka hati Lo Ra."

"Tapi gue masih suka sama dia Le." Ucap Vera dengan pelan.

"Ya gue udah bilang belajar buat move on,cowok kayak gitu enggak perlu Lo sukai lagi.Dia udah nyakitin,jadiin Lo bahan taruhan,dia enggak pantas buat Lo cewek yang tulus."

"Apa pacaran sama gue aja,gue bantu Lo move on dari Arka?" Canda Dirga menaik turunkan alisnya.

"Muka lo kek monyet gue enggak mau,mending Lo sama Lea aja."

"Kok gue sih." Lea mengerucutkan bibirnya.

"Wihh lo hina gue Ra,duh hati abang Dirga sakiitt." Dirga memegang dadanya dan bertingkah seperti orang yang sesak nafas.Tetapi kelakuannya yang random itu membuat Vera menyunggingkan senyumnya.

"Kalian berdua enggak pulang ini udah jam tiga sore,ntar Lo dicariin lagi Ra." Ucap Lea.

"Kita nginep aja ya Ra dirumah Lea." saut Dirga sambil senyum senyum tidak jelas.

"Enggak boleh,ntar isi kulkas gue habis karena kalian berdua."

Drrrrttt

Semua kepala menoleh kearah ponsel yang bergetar di atas meja.

"Hp Lo Ra bunyi."

"Bang David yang telpon,pasti Lo suruh pulang." Dirga menatap layar ponsel Vera yang tertera nama Abang lucknut.

"Biarin enggak usah diangkat,gue mau pulang sekarang.Dir anterin gue pulang ya."

"Siap bos."

"Tisu yang disini mana?" Vera mengetuk ketuk tempat tisu yang berada dihadapannya.

"Disana noh." Tunjuk Dirga kearah keranjang sampah yang dipenuhi tisu bekas.

"Liat nih tisu sekotak habis gara gara Lo nangis kelamaan,mata Lo juga bengkak Ra."

"Ini baru nangis dua jam,gimana kalo nangis selama tiga hari tiga malam? pasti ngabisin semua tisu yang ada di warung."

Vera melirik sinis kearah Dirga,lalu menendang pantatnya dengan keras hingga sang empunya menjerit.

"Mampus Lo." Lea tertawa terbahak bahak sambil memegang perutnya.

"Le gue pulang dulu ya, makasih udah denger curhatan gue."

"Iya gak papa Ra,jangan nangis lagi.Ntar malam gue ajak Lo cari cowok baru gimana?" Tawar Lea sambil cengengesan,Vera langsung mengacungkan jempolnya tinggi tinggi.

"Ayo Dir." Vera segera menarik lengan Dirga.

****

Bersambung...

My Crush [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang