62.62 Rasa khawatir 🌼

1.3K 93 5
                                    

"Ra mending Lo pulang aja deh,biar gue anter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ra mending Lo pulang aja deh,biar gue anter." Ujar Lea berulang kali kepada sahabatnya itu.Namun Vera hanya menggeleng pelan dan memasang jaketnya ke tubuh agar ia tidak menggigil kedinginan.

Vera merasa tidak enak badan sekarang, kepalanya terasa sangat pusing.Namun ia enggan pulang, karena dirumahnya tidak ada orang.Seperti biasa Bunda ikut ke kantor bersama Ayah, sedangkan Bang David pergi ke kampus.

"Badan Lo makin panas Ra."Ucap Lea sambil meletakan tangannya di kening Vera.

"Gue anter pulang ya." Paksa Lea lagi.

"Gue enggak mau Le,dirumah enggak ada orang.Kalo kondisi gue makin parah kan enggak ada yang tau."

"Tunggu gue telepon Kak Zidan dulu,biar dia yang temenin Lo dirumah." Lea langsung mengambil ponselnya.

"Enggak usah anjir, ngapain Lo telepon dia.Jangan diganggu deh,kasian.Jarak sekolah kita ke SMA 36 itu jauh Le." Vera melebarkan matanya dan mencoba meraih ponsel yang dipegang oleh Lea.

Namun Lea menjulurkan lidahnya mengejek,"Lo telat Ra."

Telepon sudah menyambung,Lea segera meminta tolong kepada Zidan dan untungnya Zidan sedang tidak belajar karena jam kosong disana,jadi ia akan izin pulang dan segera menjemput Vera.

"Sialan lo!" Pekik Vera yang mengepalkan tangannya siap untuk meninju.

"Udah tinggal tunggu aja,Lo sih dari tadi biar gue yang antar pulang malah enggak mau.Jadi ya gue minta tolong sama Kak Zidan aja deh." Lea menggeser duduknya dan tersenyum jail.

Dua puluh menit kemudian Zidan tiba di sekolah Vera.Lea segera membantu Vera meminta izin kepada guru yang mengajar untuk pulang lebih duluan karena sedang sakit.

"Muka Lo pucat banget Ra,kenapa enggak kasih tau gue dari pagi kalo Lo sakit?" Tanya Zidan seraya menyangking tas milik Vera.

"Gue takut ganggu Lo Kak." Ucap Vera dengan lemas.

"Nanti kita mampir ke apotik dulu ya,atau mau periksa langsung kerumah sakit?"

"Ke apotik aja."

"Kuat enggak jalannya? mau Gue gendong sampai ke tempat parkiran?" Tawar Zidan sambil terkekeh.

Vera mengerucutkan bibirnya,ia langsung menggeleng pelan,"enggak mau,malu maluin aja dilihat banyak orang." Ucapnya seraya memukul lengan Zidan.

"Ekhem,lagi sakit juga sempat sempatnya ngebucin di tempat umum." Sindir Lea seraya masuk ke dalam kelasnya.

"Dih,iri Lo."

****

Mereka berdua sudah sampai, Vera segera turun dari motor dan mengambil kunci di dalam tasnya untuk membuka pintu rumah.

"Gue bakal temenin Lo dirumah."

"Haa?" Vera hanya terbengong dan menatap Zidan dengan bingung.

Seolah tau apa yang dipikirkan oleh gadis yang berada di depannya,Zidan langsung menggeleng dan tertawa canggung mencoba menjelaskan," maksudnya gue jagain Lo dirumah dulu,sampai orang tua Lo atau Bang David balik.Gue enggak akan berbuat yang macam macam kok,serius percaya deh."

"Yaudah enggak papa,masuk aja." Ujar Vera,ia langsung membaringkan tubuhnya di atas sofa tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu.

Zidan menyentuh kening Vera sekilas, setelah itu mengeluarkan obat obatan yang ia beli tadi di apotik.

"Udah makan belum? Kalo belum,makan roti ini dulu biar perut Lo sedikit terisi,habis itu Lo baru minum obat."

"Belum Kak." Vera segera mengambil roti yang di berikan Zidan dan memakannya dengan lahap.

"Kok Lo bisa sakit sih Ra? Gue khawatir banget tau."

"Ya bisa dong,kemarenkan gue kehujanan pas nungguin Kak Zidan di depan sekolah."

Zidan hanya menatap Vera dengan lembut dan menariknya kedalam pelukan,ia merasa sangat bersalah.Gara gara dirinya yang telat jemput kemarin,gadis kesayangannya menjadi sakit.

"Gue minta maaf udah telat jemput karena sibuk sama tugas kelompok,maaf juga karena udah marahin dan emosi sama Lo Ra kemaren.Gue janji enggak akan ulangin lagi." Zidan menunjukan jari kelingkingnya.

Vera tersenyum gemas melihat Zidan merengek meminta maaf kepadanya," iya udah aku maafin, kemaren aku juga salah kok."

"Makasih udah maafin gue,cepat diminum obatnya."

"Tapi obatnya besar besar Kak,susah di telan."Ucap Vera menunjukan beberapa obat tablet yang berukuran cukup besar.

"Itu kecil sayang,kamu pengen cepat sembuh enggak?" Tanya Zidan,Vera mengangguk pelan.Mau tak mau akhirnya ia tetap menelannya.

Zidan langsung mengacungkan kedua jempolnya memuji Vera,"anak pintar, sekarang Lo harus tidur biar demamnya mereda."

"Gue tidur di sofa aja ya Kak,biar ada yang jagain." Ucap Vera sambil memejamkan mata,tak butuh waktu lama terdengar suara nafas Vera yang teratur.Bertanda ia sudah tidur dan pergi ke alam mimpi.

Zidan diam memandang wajah Vera dengan lekat, tangannya mengelus puncak kepala gadis itu dengan lembut.Ia benar benar menyayanginya,apapun akan ia lakukan demi Vera.

"Lo cewek satu satunya yang gue sayang dari dulu Ra, perjuangan gue selama ini ternyata membuahkan hasil buat dapetin Lo sebagai pacar gue,tapi buat hatinya kayak belum bisa." Gumam Zidan sambil tersenyum.

"Soalnya hati Lo masih buat orang lain.Tapi ada satu yang gue inginkan Ra,gue ingin selalu ada di samping Lo sampai akhir hidup gue." Sambungnya lagi dengan pelan, karena dirinya juga mulai mengantuk dan berakhir ikut tertidur.

****

"Astaga kalian berdua ngapain??" Teriak Bang David dengan keras mengejutkan mereka berdua yang tertidur pulas.

Zidan membuka matanya dengan lebar,ia langsung berdiri sambil mengumpulkan seluruh nyawanya.

"Kita enggak ngapa ngapain Bang,percaya deh.Gue berani sumpah enggak macam macam sama adek Lo." Ucap Zidan gelagapan sambil mengangkat kedua tangannya dengan tinggi.

"Terus yang gue lihat apa? Gue aduin Lo ke Bunda." David menatap mereka berdua dengan curiga.

"Lo apain adek gue?"

"Gue serius Bang,enggak ngapa ngapain.Gue cuma temenin Vera doang,terus ikut ketiduran." Jawab Zidan dengan suara yang sedikit meninggi.

"Bener apa yang dia omongin?" David beralih menatap adiknya.

"Beneran dong,masa bohong.Kak Zidan bukan orang yang kayak Lo pikirin Bang,lama lama Lo yang gue aduin ke Bunda karena nuduh orang sembarangan." Ancam David.

"Terus kalian ngapain berduaan dirumah?"

"Adek Lo sakit Bang,jadi gue anterin pulang dan temenin dia." Jelas Zidan.

Bang David menghela nafas lega,"Oh ternyata gue yang salah paham,yaudah makasih kalo gitu."

"Abang Lo udah pulang Ra,jadi gue mau pulang dulu ya." Ucap Zidan kepada Vera.

"Iya Kak,Lo hati hati juga di jalan."

"Jangan lupa minum obatnya,makan yang banyak biar cepat sembuh.Gue sayang sama Lo." Pesan Zidan seraya mengecup kening Vera.

Bang David yang melihat adegan tersebut hanya melongo tidak percaya," Oh my eyes." Teriaknya dengan histeris,kemudian ia langsung masuk ke dalam kamarnya meninggalkan mereka berdua.Zidan dan Vera hanya tertawa melihat kelakuan Bang David.

****
Bersambung...

My Crush [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang