61.61 Amarah Zidan🌼

1.4K 94 4
                                    

Vera terus mengecek ponselnya berkali kali,jam pulang sekolah sudah lewat dari setengah jam yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vera terus mengecek ponselnya berkali kali,jam pulang sekolah sudah lewat dari setengah jam yang lalu.Tapi Vera masih berdiri di depan sekolahnya karena menunggu Zidan untuk menjemputnya dan berjanjian untuk pergi ke toko buku bersama.Tapi kenyataannya Zidan tak kunjung datang.

Vera bergerak gelisah,ia menatap langit yang tampak mendung, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan.

Ting!

Suara notifikasi pesan masuk membuat Vera segera menyalakan ponselnya, ternyata ada satu pesan dari Zidan.

Kak Zi

Sebentar ,Lo tunggu aja di depan sekolah.Gue masih ngerjain tugas kelompok, dikit lagi selesai.

Vera berdecak kesal setelah membacanya,ia memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku tanpa ada niat untuk membalas pesan tersebut.Harusnya Zidan memberi tahunya jika dia akan bekerja kelompok,agar dirinya tidak menunggu Zidan terlalu lama yang terlihat seperti orang hilang disini.

"Sampai kapan gue harus nunggu?enggak mungkin gue pulang kerumah jalan kaki.Sialan Kak Zidan, harusnya lo ngomong dari tadi kalo mau kerja kelompok dulu." Gumam Vera, kakinya menendang batu kerikil yang ada didepannya melampiaskan rasa kesal dihatinya.

"Waduh hujan lagi." Pekik Vera,seperti perkiraannya tadi hujan benar benar turun dengan deras.Vera segera menutupi kepalanya dengan tangan, ya walaupun tindakannya itu tidak berguna.Ia tetap basah kuyup terkena air hujan.

Untung saja di sebrang gedung sekolahnya ada sebuah kafe yang tidak cukup ramai,jadi Vera segera berlari menyebrangi jalan dan menuju kesana untuk berteduh.

"Kasian banget mbaknya kehujanan,saya lihat dari tadi mbaknya berdiri disana sendirian,lagi nunggu seseorang ya mbak?" Tanya salah satu pelayan yang mencoba berbasa basi dengan Vera.

Vera mengangguk sambil tersenyum,"iya Mas,saya lagi nungguin seseorang."

"Mbak mau pesan apa?"tanyanya lagi.

"Terserah apa aja deh minuman yang bisa menghangatkan tubuh." Jawab Vera asal, membuat pelayan tersebut mengerutkan keningnya.Namun ia tetap pergi membuatkan pesanan tersebut.

Dari pada ia berdiam diri menunggu hujan reda,Vera memilih untuk mengerjakan tugas PR-nya yang sebenarnya akan dikerjakan bersama Zidan.Tapi ya sudahlah ia mengerjakannya sendirian sekarang.

"Vera!" Panggil seseorang.

Mendengarkan namanya dipanggil,Vera mendongakkan kepalanya menatap kearah pintu kafe.Ia melihat Zidan yang terburu buru masuk untuk menghampirinya.Vera segera meletakan alat tulisnya dan menatap Zidan dengan lekat tanpa berbicara.

"Kok Lo nunggu disini sih?" Tanya Zidan dengan nafas memburu.

"Terus gue harus nunggu dimana? nunggu di depan sekolah sambil kehujanan basah kuyup dan pingsan karena terlalu lama berdiri disana?" Tanya Vera balik.

"Harusnya Lo balik duluan aja Ra."

"Ya harusnya Kak Zidan yang ngabarin kalo jemputnya sedikit telat atau enggak usah dijemput sekalian,biar gue bisa numpang ke Lea.Tapi Lo malah enggak ngasih tau dan membiarkan gue nunggu setengah jam lebih sendirian." Ujar Vera yang sedikit merasa emosi.

"Gue sibuk Ra,banyak tugas kelompok yang harus dikerjain dari beberapa hari yang lalu." Ucap Zidan beralasan.

Vera menghela nafas kasar," sesibuk apapun harusnya Lo tetap ngabarin dong Kak,atau Lo ngasih tau gue duluan kalo mau kerja kelompok.Biar gue bawa kendaraan sendiri."

"Gue capek,gue juga buru buru kesini buat jemput Lo Ra.Tapi Lo malah marah marah enggak jelas gini." Zidan mengacak rambutnya sendiri karena frustasi menghadapi Vera.

"Gue enggak..." Vera belum sempat menyelesaikan ucapanya,Zidan sudah memotongnya duluan.

"Lo emang enggak pernah ngerti perasaan gue Ra,Lo enggak pernah perduli sama gue.Karena yang Lo perduliin dan Lo ngertiin cuma perasaannya Arka doang." Ucap Zidan sembarangan,yang tanpa sadar membuat Vera sedikit sakit hati.

"Kok Lo bawa bawa nama Kak Arka sih?" Tanya Vera tak suka.

"Kenyataannya emang gitu kan?"

"Semenjak kita jadian apa Lo pernah bersikap romantis ke gue layaknya pasangan pada umumnya? Enggak Ra.Pacaran atau enggak pacaran,rasanya sama aja.Lo enggak berubah dan memperlakukan gue seperti biasanya tanpa ada yang spesial."

"Perjuangan gue selama ini enggak pernah Lo hargai Ra." Sambung Zidan dengan sendu.

"Gue menghargai perjuangan Lo Kak,tapi enggak mudah buat ngejalanin hubungan yang baru.Gue butuh proses untuk menyesuaikan semuanya dan membuatnya jadi nyaman." Ucap Vera sambil menyeka air matanya yang mengalir.

"Gue juga enggak mudah buat ngejalanin hubungan dengan orang yang masih terjebak dengan masa lalunya." Sahut Zidan tak mau kalah,ia tidak menyesali menjalin hubungan dengan Vera.Namun ia hanya ingin Vera berubah lebih serius dan mengerti dan perduli tentang perasaan dirinya.

"Belum lama kita pacaran tapi kita sering ribut, sekarang terserah Lo deh Kak,gue capek." Ucap Vera,ia segera membereskan alat tulisnya ke dalam tas dan hendak beranjak pergi.Namun Zidan segera menarik tangan Vera dengan cepat.

"Mau kemana?" Tanya Zidan.

"Balik." Jawab Vera dengan singkat,ia sudah tidak mood untuk berada di tempat ini lagi.

"Lo liat di luar sana masih hujan deras,nanti Lo sakit kalo kehujanan."

"Biarin aja."

"Gue masih perduli sama Lo Ra,gue udah bela belain kesini buat nganter Lo sampe rumah dengan aman.Jadi Lo harus nurut sama gue sekali ini aja."

Vera kembali duduk dan menaruh tasnya di atas meja, minuman yang dipesannya tadi pun sudah datang.Ia meminumnya sedikit untuk menghangatkan tubuh dan memulihkan moodnya yang terlalu buruk.

"Katanya Lo mau ngerjain tugas bareng gue,mana tugasnya?" Tanya Zidan seraya membuka tas Vera.

"Lo telat,gue udah selesai ngerjain tugasnya."Jawab Vera dengan ketus,ia menarik tasnya kembali agar tidak disentuh oleh Zidan.

"Gue mau pulang sekarang,hujan udah reda." Ujar Vera.

"Ra..."

"Vera..."

"Ra tungguin gue." Zidan segera mengejar Vera yang sudah berjalan keluar kafe.Setelah berhasil menyamakan langkahnya, ia menarik tangan Vera.

"Tungguin jangan anggap gue seolah enggak ada disini Ra,ayo biar gue anter." Ujar Zidan sambil menyalakan motornya.

****

Bersambung...

Author enggak cek ulang ceritainnya,jadi maaf kalo ada typo.🙏

My Crush [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang