60.60 Kejujuran Arka🌼

1.4K 103 41
                                    

Untuk kedua kalinya Zidan tidak bisa pergi kerumah sakit lagi,dan berakhirlah Vera pergi sendirian untuk menjenguk Arka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk kedua kalinya Zidan tidak bisa pergi kerumah sakit lagi,dan berakhirlah Vera pergi sendirian untuk menjenguk Arka.Untung saja Zidan mengizinkannya untuk kali ini.

Sekarang Vera sudah berdiri di depan ruang perawatan,ia mencoba mengetuk pintunya dengan pelan dan mendorongnya sedikit.

"Masuk aja." Ucap Arka dari dalam.

Vera langsung melangkah masuk dan mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan yang tampak sepi,hanya ada Arka seorang diri disana.

"Ini gue bawain roti sama susu buat Lo." Vera meletakan kantong kresek yang dibawanya ke atas meja.Arka mengangguk pelan dan mengucapkan terimakasih.

"Tumben Lo enggak bareng sama Zidan? Kan jadinya kita cuma berdua disini."

"Kak Zidan sibuk banyak kegiatan di sekolahnya.Orang tua Kak Arka kemana? Kok enggak ada yang jagain disini." Tanya Vera.

"Enggak bisa berharap lebih sama orang tua gue,yang pasti mereka sibuk dan mementingkan pekerjaan dibandingkan anaknya.Dari kemaren gue bosen sendirian enggak ada teman, untung aja besok gue udah diperbolehkan buat pulang." Ujar Arka yang tampak merasa kesal.

"Kak Lo mau enggak gue ajak jalan jalan keluar biar enggak bosen?" Ajak Vera,ia berinisiatif untuk mengajak Arka berkeliling di sekitar rumah sakit untuk menghilangkan kejenuhan.

"Gue sih mau aja,tapi pake apa? Kaki gue masih sakit buat jalan,enggak mungkin Lo mau gendong gue kan?"

"Pake kursi roda itu,biar gue yang dorong." Vera menunjukan kursi roda yang tergeletak di pojok ruangan.

Arka menyeringis menatap Vera," Udah kayak orang lumpuh aja." Ucapnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal,namun akhirnya ia tetap mau naik kursi roda itu dan keluar berkeliling dari pada ia tetap berada di dalam ruangan yang membosankan.

Vera membawa Arka ke sebuah taman yang terletak di belakang gedung rumah sakit,banyak juga pasien lainnya yang berada disana sekedar duduk-duduk atau mengobrol untuk menghilangkan rasa jenuh mereka.

Arka terus memandang kearah sekitarnya,ia bisa menghirup udara luar yang segar," kalo gue tau di taman seramai ini,gue bakal pergi kesini dari kemaren.Lagian jarak antara ruangan gue ke taman enggak terlalu jauhkan." Gumamnya sambil tersenyum.

"Zella mana mau ngajak gue keluar jalan,dua hari ini aja dia enggak jenguk gue."

Vera hanya tersenyum simpul mendengar nama Zella disebutkan,ia jadi semakin penasaran.Akhirnya ia mencoba berani untuk menanyakannya langsung," Zella itu pacar Kak Arka ya?" Tanyanya dengan hati berdebar,ia mempersiapkan diri untuk mendengarkan jawabanya.

Arka diam sejenak menatap Vera, kemudian ia langsung tertawa terbahak bahak sambil memegang perutnya yang terasa kaku.

Vera merasa bingung,apa ada yang lucu dengan pertanyaannya atau dirinya? sehingga Arka tertawa dengan kencang.

"Lo kenapa sih Kak?" Tanya Vera sambil mengerutkan keningnya.

"Kalo misalnya Zella pacar gue emang kenapa Ra? Lo cemburu?" Arka balik bertanya.

"Ya enggaklah." Jawab Vera dengan cepat,tampak sekali ia sedang menutupi kepanikannya.

"Pasti enggak salah lagi kan?" Goda Arka,ia masih tertawa.

"Gue serius bilang enggak Kak."

"Enggak usah cemburu,Zella itu sepupu gue Ra.Dia dari Bandung terus pindah kesekolah kita, karena ikut orang tuanya yang kerja disini juga.Gue sama dia emang udah deket dari kecil.Zella orangnya nyebelin parah,tapi kalo udah akrab pokoknya asyik banget." Ujar Arka menjelaskannya.

"Ouh iya dia tau kalo Lo mantan gue,makanya dia sengaja manas manasin Lo biar cemburu Ra.Sorry kelakuan Zella emang gitu." Sambungnya lagi.

Wajah dan telinga Vera sudah memanas mendengarkan ucapan Arka,ia membuang pandangannya ke sembarang arah.Yang terpenting ia tidak bertatapan dengan Arka,Vera terlalu malu sekarang.

Ia merutuki dirinya sendiri,kenapa ia harus merasa cemburu dengan Zella beberapa hari ini,yang ternyata Zella adalah sepupu Arka.Vera ingin sembunyi dan menenggelamkan diri dimana pun yang penting dirinya menghilang dari bumi.

"Kok enggak ada respon?" Tanya Arka karena tidak mendengarkan suara Vera sedikit pun.

"Haa? I..iya." Jawab Vera dengan gugup.

"Ra gue bingung deh sama Lo,padahal gue udah banyak nyakitin dan kecewain Lo selama ini.Kenapa Lo masih perduli dan baik sama gue?"

"Kak Arka mau gue jahatin sekarang? Enggak papa kok kalo Kak Arka mau, ntar Vera dorong kursi rodanya ke jurang."

Arka menggidik ngeri,ia langsung menggelengkan kepalanya dengan kuat." Enggak,gue enggak mau."

"Vera." Panggil Arka,namun Vera tidak meresponnya.

"Ra..." Panggilnya lagi.

"Apa sih Kak?" Vera segera menghentikan kursi rodanya.

Arka menarik nafas dalam sebelum berbicara lagi, kemudian ia menarik tangan Vera agar berdiri di hadapannya.

"Banyak yang mau gue omongin ke Lo Ra." Ucap Arka yang tiba tiba memasang wajahnya menjadi serius,Vera hanya diam dan menatap Arka dengan lekat.

"Gue minta maaf karena udah ngatain Lo dengan kasar waktu di ruang rooftop,jujur gue ngerasa nyesel banget.Gue juga minta maaf karena nyebarin rumor itu dan selalu buat Lo kecewa,marah,kesel sama gue."

"Kalo boleh jujur setelah kita bertengkar di ruang rooftop,gue sengaja ngehindarin Lo.Gue coba buat jarak diantara kita karena gue enggak mau buat Lo kecewa dan sakit hati lagi."

"Tindakan Lo udah bagus Kak, jangan ketinggalan buat ngelupain gue juga dan coba buat buka hati terima orang baru sebagai pengganti." Ujar Vera.

Arka tersenyum miris dan menggeleng pelan," gue enggak kayak Lo Ra, yang bisa ngebohongin perasaan sendiri.Enggak semudah itu buat ngilangin perasaan ini dan lupain diri Lo dari kehidupan gue."

Vera menggigit bibirnya dan menahan air matanya agar tidak keluar, perkataan Arka emang benar.Selama ini selalu membohongi perasaannya sendiri dan mengorbankan orang lain sebagai pelariannya.

"Lo harus jujur sama perasaan sendiri Ra,Lo masih suka kan sama gue? Please ayo kita kayak dulu lagi." Arka meraih tangan Vera dan menggenggamnya dengan erat.

"Maaf enggak bisa Kak,gue udah pacaran sama Kak Zidan.Lo tau sendiri kan?" Ucap Vera melepaskan genggamannya.

"Jangan dipaksa Ra,gue tau Lo enggak suka sama Zidan,Lo masih suka sama gue.Masih perduli dan khawatir hal apapun yang menyangkut tentang gue,harus berapa kali gue bilang jangan bohongin perasaan sendiri Vera."

"Maaf." Hanya satu kata saja yang mampu Vera ucapkan.

"Lo harus tau,kalo gue masih sayang dan cinta sama Lo." Ucap Arka dengan sungguh sungguh.

"Udah Kak,ayo kita balik lagi ke ruangan perawatan." Ujar Vera mengalihkan pembicaraan.

Setelah itu tidak ada pembicaraan lagi, mereka tenggelam dalam pikiran masing masing.Vera segera membawa Arka kembali ke ruang perawatan.

****
Bersambung...

Kalian tim siapa nih?

Arka sama Vera atau Zidan sama Vera?

Sampai jumpa di chapter berikutnya.😗

My Crush [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang