"Dirga!" Teriak Vera saat melihat Dirga yang membawa motornya melintas di depan penjual batagor yang sedang di belinya.
Dirga yang mendengar namanya dipanggil,ia segera menghentikan motornya dan menoleh kearah sumber suara,"ngapain nyet?"
"Lo dari mana?" Tanya Vera.
"Dari rumah Tante gue, sekarang mau pulang."
"Gue nebeng pulang Dir,gue kesini beli batagor jalan kaki habis JJS alias jalan jalan sore." Vera menyengir menampakan deretan giginya.
"Gue enggak mau nebengin Lo." Dirga menjulurkan lidahnya dan memasang wajah tengil yang sangat menjengkelkan itu.
"Gue doa in ban motor Lo bocor mampus."
"Mulut Lo Ra minta dilakban." Dirga mendengus kesal.
"Ntar gue beliin batagor deh atau ntar gue kasih tau rencana biar Lo bisa nyatain perasaan ke-" belum selesai Vera bicara,Dirga sudah menyaut dengan antusias.
"Ayo gue anter sekarang,ntar gue mampir kerumah Lo dulu mau tau ide rencana Lo."
Vera tersenyum senang karena berhasil membuat Dirga menurut dengannya,hanya dengan embel embel memberi tahu rencana agar ia bisa menyatakan perasaannya kepada Lea.
"Tapi ada satu syarat lagi baru gue mau kasih tau Lo."
"Lo mau apa? Udah bilang aja Ra."
"Bayarin batagor gue,terus gue minta beliin es cincau yang disana tuh." Pinta Vera yang sedang memanfaatkan keadaan.
"Itu mah dua syarat bego,tapi Oke siap." Ucap Dirga yang langsung membayar batagor dan membelikan es cincau yang Vera mau.
Vera terbengong melihat sikap Dirga,biasanya saja jika disuruh untuk mentraktir temannya anak itu langsung menolaknya dengan keras.Tapi sekarang justru kebalikannya." Tumben tuh anak,cinta emang bisa merubah segalanya." Batin Vera terkikik geli.
"Nih es cincaunya, ayo buruan gue antar balik." Ucap Dirga yang sudah siap naik diatas motornya.
"Ciee ada yang enggak sabar nih." Vera meledeknya.
****
"Lo berdua kok bisa bareng?" Tanya David yang melihat adiknya datang bersama Dirga.
"Kita ketemu di depan tukang batagor tadi,terus gue minta anterin pulang." Jawab Vera.
"Terus Lo Dir mau ngapain duduk di sofa? Katanya cuma nganter?"
Dirga menatap sengit kearah bang David sambil melemparkan bantal sofa yang dipegangnya," Anjir Lo Bang,mau gue sleding? Tamu adalah Raja,harusnya Bang David melayani gue bukan ngusir." Ucapnya dengan sombong.
"Gue enggak ngusir." David menggeleng cepat.
"Ucapan Lo tadi itu kayak ngusir gue Bang."
"Debat terus...,mending kalian berdua ikut lomba debat internasional deh.Gue yakin pasti menang." Sahut Vera.
"Lo bilang menang? Jangankan internasional,debat tingkat kabupaten aja gue kalah." Ucap David yang mengundang gelak tawa Vera dan Dirga.
"Cukup sampai disini bercandanya,sekarang kita mulai serius.Jadi apa ide rencana Lo Ra?" Tanya Dirga yang langsung mengubah mimik wajahnya menjadi serius.
"Rencana apaan sih?" David mengerutkan keningnya tidak mengerti.
"Diam Bang!" Seru Dirga sambil menaruh telunjuknya di bibir.
"Dir Lo juga bisa minta bantuan ke Abang gue buat mencari solusinya."
"Dirga mau nembak Lea,Lo bisa dong Bang kasih solusi atau saran gimana cara ngungkapin perasaan ke cewek." Vera menepuk pundak Abangnya.
Bang David tertawa menanggapinya," Sini berguru sama gue,masalah ngungkapin mah gampang."Ucapnya.
"Gue kasih tau nih,pertama Lo ajak dia berduaan buat suasana seromantis mungkin, kedua Lo tatap mata dia dengan dalam,setelah itu Lo berlutut dihadapannya kemudian kasih bunga mawar dan ungkapin perasaan Lo yang selama ini terpend-"
"Stop! Cukup Bang,Lo alay.Pokoknya enggak banget ngungkapin perasaan seperti cara Bang David." Potong Vera,ia menggidik geli.
"Lo ngeremehin gue dek?"
"Jangan bilang pas Bang David nembak Lia cara ngungkapin perasaannya kayak gitu?" Tebak Vera menahan tawanya,David hanya mengangguk pelan setelah itu ia ditertawai oleh adik laknatnya.
"Dir Lo bisa tanya ke orang yang lebih pro aja deh." Saran Vera.
"Emangnya siapa yang pro menurut Lo?" Tanya Dirga,Vera hanya menggeleng tidak yakin.
"Apa gue tanya Arka? Kan dia pro banget tuh." Ucap Dirga asal,sontak kepalanya langsung di toyor oleh Vera.
"Pokoknya jangan,enggak harus dia juga kali." Vera tidak mau Dirga menanyakan hal tersebut kepada Arka, bisa bisa Dirga diajari untuk menyosor bibir Lea saat mengungkapkan perasaannya dan menjadi buaya darat didikan Arka,kan sangat gawat jika begitu.
"Jadi siapa dong?"
"Terserah Lo,yang penting bukan Kak Arka."
"Terus apa ide rencana yang Lo pikirin?"
"Beberapa hari lagi Lea ulang tahun,Lo kasih kejutan ke dia.Bisa buat acara kecil kecilan buat ngerayain ultanya,kita berdua bakal bantuin Lo.Nah disitu Lo bisa ngungkapin perasaan dan nembak dia,gimana ide gue?" Tanya Vera meminta pendapat.
Dirga tersenyum lebar," Bagus juga ide Lo Ra, tapi masa cuma Lo berdua yang bantuin,emang enggak repot? Tambah satu orang lagi,gimana kalo Bang Zidan? Ntar gue minta tolong ke Lo buat kasih tau rencana gue ke dia.
"K..kok gue sih yang kasih tau,kenapa enggak Lo aja?" Vera merasa gugup,ia tidak ingin menemui Zidan untuk beberapa hari kedepan.Karena dirinya masih canggung dan malu akibat kejadian tadi pagi saat di perpustakaan.
"Oke biar gue aja." Putus Dirga.
"Ntar kalo Lo berhasil jadian sama Lea, Lo harus kasih kita berdua pajak jadian." Ujar David sambil tertawa.
"Minimal pajak jadiannya traktir gue makan bakso selama satu bulan ya Dir." Timpal Vera yang membuat Dirga melebarkan matanya.
"Ngelunjak anjir."
"Yaudah kalo gitu gue enggak jadi bantuin Lo."
"Eh oke gue bakal traktir Lo,tapi kalo semuanya gagal dan gue ditolak gimana Ra?" Tanya Dirga sedikit khawatir.
"Lo harus berjuang lagi buat ngeluluhin hati Lea,tapi intinya Lo harus percaya diri dulu urusan jawaban Lea mah belakangan aja."
"Yang penting Lo bisa ngungkapin semua perasaannya ke dia dan hati Lo ngerasa lega." Timpal David yang langsung mendapat anggukan setuju dari Vera.
"Oke gue terima saran dari kalian berdua,makasih udah bantuin."
"Enggak papa gue kawan Lo Dir,jadi harus saling membantu." Ucap Vera sambil menepuk pundak Dirga.
"Yaudah gue mau cabut dulu,ini udah sore." Pamit Dirga.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crush [ END ]
Teen FictionBELUM DIREVISI! MASIH BERANTAKAN!! "Gue tau selama ini lo ngecrushin gue.Gue tau lo suka sama gue dan lo sering cemburu kan sama Lia?" Jeda Arka pada ucapannya,yang membuat Vera menahan nafasnya dan mengeluarkan keringat dingin. "Dan sebenarnya gue...