37.37 Putus🌼

2.9K 124 0
                                    

"Buset panas banget cuacanya,udah kayak ikan asin aja gue berjemur di tengah lapangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Buset panas banget cuacanya,udah kayak ikan asin aja gue berjemur di tengah lapangan." Ujar Vera sambil menyeka keringatnya.

Ia sedang menjalani hukuman yang diberikan guru BK akibat ia terlambat datang kesekolah.Gara gara ia begadang semalaman ia jadi bangun kesiangan,belum lagi matanya berubah seperti mata panda.

Vera mengkipaskan tangannya kearah wajah,kakinya tidak mau diam bergerak kesana sini menendang kerikil kecil yang berada dihadapannya.

"Tumben terlambat?" Tanya seseorang.

Tanpa menoleh pun,Vera sudah tahu suara siapa yang menanyainya barusan.

"Telepon aku kenapa enggak diangkat? Padahal aku telepon nya berkali kali,aku chat juga enggak dibalas." Tanya Arka,namun Vera hanya diam saja dan bersikap acuh.

"Kenapa diam? Ikut aku sekarang."

"Apaan sih Kak lepasin tangan aku sakit tau,aku lagi ngejalanin hukuman enggak bisa pergi gitu aja."

"Banyak alasan banget sih,tadi aja kamu ngeluh kepanasan.Sekarang aku ajak pergi, kamu enggak mau." Ucap Arka sedikit keras.Arka tetap menarik tangan Vera dengan paksa,ia tidak perduli jika Vera kesakitan.

Ia membawa Vera ke ruang perpustakaan yang cukup sepi, karena ini sedang jam pelajaran jadi para murid tidak ada yang mengunjunginya.

"Ngapain bawa aku kesini?" Tanya Vera.

"Jawab pertanyaan aku yang tadi Ra, kenapa telepon aku enggak diangkat?" Tanya Arka balik dengan penuh penekanan.

"Terus kemarin setelah pertandingan,kenapa pulang duluan? bahkan kamu enggak kasih tau aku." Arka menatap tajam dan melangkah maju semakin mendekati Vera mengikis jarak yang ada.

Vera tetap diam,ia melangkah mudur menjauhi Arka.Namun sialnya ia sudah terpojok ke dinding,tangan Arka mengunci pergerakan Vera.

"Mau kemana?" Tanya Arka dengan tatapan tajam dan tersenyum smirk.

Vera menelan ludahnya dengan susah payah,sekarang ia merasa takut dengan Arka.

"Kamu enggak bisa jawab karena takut ketahuan pulang bareng Zidan kan? Aku udah liat semuanya Ra,kamu boncengan bareng Zidan ninggalin aku disana."

"Kalo aku pulang bareng sama Kak Zidan emangnya kenapa?" Tanya Vera sedikit menantang.

"Kan aku udah bilang buat jauhin manusia brengsek itu Vera! Aku enggak suka,kenapa kamu enggak nurut?" Bentak Arka dengan keras dan memukul tembok dibelakang Vera.

Vera terjengkit kaget dan memejamkan matanya,baru kali ini ia di bentak begitu keras.Bahkan kedua orangtuanya dan Bang David pun tidak pernah membentaknya.Vera membuang nafasnya dengan kasar,ia mencoba untuk menatap Arka dengan mata yang berkaca kaca.

"Kamu cemburu?"

"Iya aku cemburu,Kamu itu cuma milik aku Ra." Jawab Arka dengan lantang.

"Denger baik baik sekali lagi, kalo perempuan bernama Rivera Putri Chalista itu cuma milik seorang Arkarel Raufan!" Ucap Arka tepat disebelah telinga Vera,membuat bulu kuduk Vera berdiri.

"Mengerti?" Arka memegang kedua rahang Vera dengan kencang,ia mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir Vera.

Dengan cepat Vera mendorong Arka dengan kuat agar menjauh dari dirinya.

"Kamu keterlaluan Kak." Pekik Vera matanya menatap nanar kearah Arka, bibirnya bergetar menahan tangis.

"Enggak usah sok cemburu,enggak usah pura pura perhatian sama Vera,bahkan pura pura cinta.Kak Arka marah ke Vera gara gara pulang bareng Kak Zidan,Harusnya Vera yang marah sama Kak Arka sekarang." Vera memukul dada Arka berkali kali melampiaskan kekesalannya.

Arka mengerutkan keningnya bingung,"maksudnya?" Tanya Arka tak mengerti.

"Coba Kak Arka pikir sendiri,apa kesalahan yang udah Kak Arka buat?"

Arka diam sejenak memikirkan apa kesalahan yang telah dia lakukan selama ini dan membuat Vera marah kepada dirinya.Namun seingatnya ia tidak melakukan kesalahan apapun.

"Kak Arka enggak tau apa kesalahan yang udah diperbuat?" Tanya Vera,Arka hanya menggeleng tak yakin.

"Lo udah bohongin gue Kak! Lo cuma pura pura cinta dan pacaran sama gue karena taruhan dan permainan truth or dare yang Lo lakuin bareng temen temen Lo." Jelas Vera dengan suara bergetar.

"Itu semua enggak ben-"

"Diam!" Bentak Vera saat Arka hendak berbicara.

"Vera dengerin penjelasan aku dulu." Arka meraih tangan Vera dan mencoba menenangkannya.

" Apa yang mau dijelasin lagi Kak? Itu semua benar kan?"

"Itu enggak benar Vera,kamu enggak usah ngaco deh." Bantah Arka tidak terima.

"Kak Arka hanya perlu pacaran sama Vera satu bulan kan biar bisa ikut balapan dan masuk Genk motor four ex yang ditawarin sama Kak Reno? Jujur Kak." Vera terisak,ia tidak bisa menahan tangisnya lagi.

"Emang ada buktinya?" Tanya Arka yang masih kekeh tidak mau mengakui kesalahannya.Namun sebenarnya ia sudah merasa sangat panik, terlihat dari gerak geriknya.

"Masih aja ngeles loh ya Kak, sekarang jelasin semuanya." Vera menunjukan sebuah video kepada Arka sebagai bukti.

Arka diam mematung,lidahnya terasa keluh untuk berbicara.Matanya bergerak melihat video yang sedang diputar,ia tidak bisa menjelaskan semuanya kepada Vera.Ia akan mengaku bersalah untuk kali ini,ia takut kehilangan seseorang yang berada dihadapannya yang sedang menangis.

"Bahkan Lo juga videoin hal yang kita lakukan setelah pacaran buat tanda bukti kan Kak?"

"R...Ra maafin aku." Ucap Arka bergetar,ia segera memeluk Vera dengan erat.

"Lepasin gue Kak,kata maaf enggak akan bisa nyembuhin hati yang udah terluka." Vera mendorong Arka untuk melepaskan pelukannya.

"Tapi perasaan aku ke kamu itu enggak bohong ,aku beneran cinta dan sayang sama kamu Ra."

"Bullshit,Vera mau sekarang kita putus Kak!"

"Enggak Ra,aku enggak mau putus." Tolak Arka dengan cepat.

"Kenapa Kak? Kak Arka takut taruhannya gagal karena kita belum pacaran selama satu bulan,iyakan?"

"Aku enggak perduli lagi sama taruhannya Ra, yang terpenting sekarang aku benar benar sayang dan cinta sama kamu Ra.Rasa yang aku miliki itu nyata buat kamu,aku enggak bohong." Arka mencoba meyakinkan Vera.

"Maaf enggak bisa percaya, sekarang kita udah enggak punya hubungan apapun lagi,Vera bukan pacar Kak Arka begitu pula sebaliknya." Ucap Vera sambil mengelap air matanya, setelah itu ia segera keluar dari perpustakaan.

"Akh gue bodoh." Teriak Arka dengan keras,ia mengacak rambutnya sendiri karena frustasi.Ia tidak ingin putus dari Vera,ini benar benar kesalahannya.

****

Sampai jumpa di chapter selanjutnya,jngn lupa vote nya ya.😊


My Crush [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang