71.71 Hilang🌼

1.1K 79 7
                                    

"APA VERA HILANG??" Pekik Arka,ia bangkit dari kursinya dan menggebrak meja dengan kuat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"APA VERA HILANG??" Pekik Arka,ia bangkit dari kursinya dan menggebrak meja dengan kuat.Hingga mengalihkan perhatian semua orang yang berada di dalam kelas,dan menatap kearahnya dengan tatapan aneh.

"Siapa yang hilang?" Tanya Nata sambil mengucek kedua matanya, karena ia baru saja tertidur dan teriakan Arka membangunkannya.

"Gue bilang Vera yang hilang,Lo budeg atau bego sih Nat." Arka meninggikan nada suaranya karena emosi, setelah itu ia berlari keluar kelas meninggalkan Nata yang terbengong dan masih mencoba mencerna ucapannya barusan.

Berkali kali Arka menelpon nomor Vera,namun yang ia dengar hanya suara operator yang mengatakan nomor yang anda tuju sedang tidak aktif.

"Akh sial." Umpat Arka.

Ia berjalan cepat menuju kelas 11 yang berada di lantai bawah, sesampainya disana Arka mengedarkan pandangannya ke arah kursi milik Vera,namun kosong.Tidak ada tas,atau sekedar alat tulis milik Vera yang tergeletak diatasnya.

"Lo berdua liat Vera enggak?" Tanya Arka kepada Dirga dan Lea.

Mereka langsung serempak menggeleng,"hari ini Vera enggak masuk sekolah Kak,kita berdua enggak tau dia kemana.Vera enggak ada kirim surat mau pun izin ke guru,kita telepon juga enggak aktif nomornya." Jawab Lea mewakili.

"Emang kenapa cariin Vera?" Tanya Dirga.

"Bang David baru ngabarin gue kalo Vera enggak ada dirumah dari kemarin sore,dia ngira Vera bareng gue atau kalian berdua gitu." Ujar Arka menjelaskan.

"Vera hilang? yang bener aja Lo Kak.Terus sekarang dia dimana? gue belum ada ketemu dia sama sekali.Kemaren setelah ujian terakhir selesai,Vera balik duluan." Ucap Lea dengan nada serius.

"Ya gue enggak tau Vera dimana,kalo gue tau juga enggak akan nanya Lo berdua."

"Heh Arka bego." Ucap Nata yang baru datang menyusul Arka ke kelas 11, setelah dirinya sadar dan mengerti dengan apa yang diucapkan temannya itu.

"Yang terakhir bareng Vera kemaren kan Lo goblok." Nata langsung menoyor kepala Arka dengan kuat, membuat sang empunya langsung menatap tajam.

"Kapan anjir?" Tanya Arka ngegas.

"Kemaren gue kan kasih tau Lo buat nyusul Vera di rooftop." Ucap Nata, yang membuat mereka menatap Arka dengan tatapan mengintrogasi.

"Jangan jangan Lo yang culik Vera?" Tanya Lea mencurigai.

"Gue kemaren emang bareng sama Vera di rooftop sampai jam dua,tapi gue udah nganter dia pulang sampai di depan rumahnya."

"Ya mana tau Lo culik dia, apalagi Lo kelihatan cinta dan terobsesi sama Vera.Kita semua kan enggak tau ya gusy." Timpal Dirga yang langsung mendapat anggukan setuju.

Arka mengepalkan tangannya dan mengusap wajahnya dengan kasar, bagaimana ia menjelaskannya kepada tiga manusia berotak dangkal yang berada di hadapannya ini.Tidak mungkin ia akan menculik Vera,Arka tidak habis pikir dengan mereka semua.

"Anjir Lo semua,secinta cintanya dan terobsesinya gue,enggak ada tuh niatan buat culik Vera.Punya otak di pakai bangsat." Ucap Arka dengan emosi.

"Stop berdebat,mending kita cari Vera sekarang.Karena hari ini udah enggak ujian lagi,kita izin pulang lebih cepat,gimana?" Usul Lea.

"Oke kita bakal berpencar nyari Vera, pokoknya datangin tempat yang sering dikunjungi sama Vera.Kayak contohnya toko buku dan kafe,kalo kalian nemuin dia cepat kabarin gue." Ucap Arka memberi tahu mereka.

"Kalo misalnya kita semua enggak nemuin Vera gimana?" Tanya Dirga.

"Kita langsung kerumah Vera nemuin Bang David,kita bakal cari solusinya.Masalah minta izin pulang lebih cepat,biar gue aja yang ngizinin nanti ke ruang guru.Kalian semua paham?" Arka menatap mereka satu persatu, dengan serempak mereka paham dan segera balik ketempat mereka masing masing,mengambil tas dan bersiap untuk misi mencari keberadaan Vera.

****

"Jadi kalian semua enggak ada yang tau keberadaan Vera?" Tanya David,dan mereka berempat mengangguk serempak dengan wajah yang lesu.

Mendengarkan jawaban dari mereka semua membuat David terkulai lemas dan mendudukkan dirinya di sofa,sambil memijit pelipisnya karena terasa pusing.

"Gue udah berusaha semaksimal mungkin buat nyari Vera Bang,tapi tetap aja enggak ketemu." Ujar Arka seraya mengacak rambutnya frustasi.

Arka sudah berkeliling mencari keberadaan Vera, mulai dari taman,kafe, warung makan langganannya,toko buku, bahkan ke makam Zidan pun sudah ia kunjungi.Namun hasilnya tetap nihil,sampai ia merasa lelah karena menyupir mobil berjam jam tanpa istirahat.

"Gue juga udah nyari Vera kemana mana,terus sekarang gue harus gimana?" Tanya David.

"Lo udah kasih tau orang tua Lo Bang?" Lea bertanya balik.

"Gue belum kasih tau."

Lea melebarkan kedua matanya dan menautkan alisnya,"kenapa Lo enggak kasih tau Bang?" Lea mengeraskan suaranya,bahkan ia melempar David dengan bantal yang berada di sofa.

"Bang Lo harusnya kasih tau ke orang tua, apalagi keadaan Vera belakangan ini lagi enggak baik baik aja setelah kepergian Zidan.Kalo dia ngelakuin hal nekat gimana?" Arka ikut memarahi David,ia benar benar merasa khawatir dengan keadaan Vera sekarang, yang tidak tahu keberadaannya.

David menggeleng keras,"gue enggak bisa kasih tau orang tua gue,bayangin aja kalo gue kasih tau mereka.Bunda bakalan marah besar dan panik,itu juga berpengaruh buruk sama Ayah,Ayah gue punya riwayat jantung.Mereka sekarang lagi di luar kota karena masalah pekerjaan,jadi biarkan mereka tidak tau dengan masalah ini."

"Oke mendingan enggak usah dikasih tau dulu,terus Vera bukan tipe orang yang nekat dan berbuat hal yang mencelakakan dirinya sendiri Kak.Mungkin dia pergi ke suatu tempat untuk menenangkan hati dan pikirannya." Sahut Lea berpositif thinking.

"Ya mungkin aja yang diomongin Lea bener,tapi kita harus tetap cari Vera kan?" Timpal Dirga.

"Kata Lea tadi,Lo yang kemaren nganter adik gue pulang kerumah kan?" Tanya David menatap tajam kearah Arka.

"Iya emang gue yang nganter dia sampai rumah,Lo sendiri kemana Bang? Dia minta pulang kemaren karena di chat sama Bundanya."

"Gue pulang dari kampus jam empat sore,dan dirumah udah enggak ada dia.Gue kira dia main atau pulang telat,tapi ditunggu sampai malam dan besoknya lagi dia enggak ada.Terus harusnya Lo mikir,kalo orangnya tua gue kan lagi keluar kota Ar.Enggak mungkin dong ngechat Vera suruh balik kerumah."

"Ya gue enggak tau Bang,Lo pikir gue nginep dirumah Lo dan tau kemana Vera pergi?" Seru Arka.

"Udah enggak usah menyalahkan satu sama lain,kita semua sama sama enggak tau kan." Ujar Nata mencoba menengahi.

"Kayaknya gue tau dia dimana,tapi gue enggak yakin juga." Ucap David dengan semangat,ia langsung bangkit dari duduknya membuat semua orang terkejut dan bertanya penasaran.

"Dimana Bang?"

"Tapi tempatnya jauh,gue harus kesana sekarang.Mending kalian semua balik,biar gue yang pergi." David segera mengambil jaket dan kunci mobilnya dengan cepat,namun Arka segera mencegahnya.

"Gue ikut Bang." Seru Arka.

"Lo pulang aja deh bareng mereka,biar gue yang cari."

"Please Bang pokoknya gue harus ikut." Karena Arka terus memaksa dan merengek untuk ikut pergi, akhirnya David mengalah dan mengiyakan permintaan Arka.

"Yaudah Ayok." Ajak David,Arka langsung tersenyum lebar dan bersemangat.Ia berharap bisa menemukan Vera nanti.Untuk mereka yang lain memilih pulang dan menunggu kabar selanjutnya.

****

Bersambung....

My Crush [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang