Meeting yang di hadiri Aldrich sebagai pemegang rapat akhirnya selesai. Semua anggota rapat termasuk Aldrich kini berdiri dari duduknya dan saling menyapa rekan bisnis masing-masing.
Aldrich mengulurkan satu tangannya pada seorang wanita yang kini sedang berdiri tidak jauh di hadapannya. Wanita itu tersenyum sensual dan balas mengulurkan satu tangannya pada Aldrich dengan senyum menggoda.
"Terimakasih karena memilih perusahaanku dalam tender kali."
"Aku melakukannya karena kau sangat tampan." Wanita cantik dengan tubuh sexy itu menggigit sensual bibir bawahnya, menggoda Aldrich yang kini sedang menatapnya dengan menggeram tertahan, sial! Wanita yang ada di hadapannya benar-benar menggoda.
Jika saja para koleganya yang sedang asik berjabat tangan sudah pergi, Aldrich mungkin akan memangsa wanita itu sekarang juga.
"Apa yang terjadi padamu, honey," bisik sangat wanita dengan nada menggoda, jemari lentiknya mulai terulur untuk bermain di dada bidang Aldrich.
"Berhenti." Aldrich membuka matanya yang sempat terpejam dan langsung menahan pergelangan tangan wanita yang dengan berani-beraninya membuat aliran darahnya jadi bergerak cepat.
"Jangan di sini," bisik Aldrich dengan nada menggumam dan langsung berlalu dari ruangan meeting untuk pergi menuju ruangan miliknya.
Wanita itu terkekeh kecil, ia bukannya tidak tau dengan maksud dari perkataan pria itu. Tapi kali ini ia ingin mempermainkan Aldrich. Wanita itu pun segera keluar dari ruang meeting, bukan untuk memasuki ruangan Aldrich tapi ia ingin pergi ke tempat lain.
Sedangkan di ruangan lain.
"Shit! Shit! Shit!" Aldrich terus- menerus merutuk dalam hati, bagaimana tidak? Sedari tadi ia sudah menunggu wanita sexy itu untuk datang tapi sampai sekarang ia masih belum juga menampakkan batang hidungnya. Jadilah sekarang ini Aldrich tengah menahan mati-matian hasrat yang ingin di tuntaskannya.
Karena sudah tidak tahan, Aldrich merauh interkom miliknya untuk menghubungi sekertarisnya.
"Panggilkan Victoria untuk segera datang ke sini!" titahnya dengan suara tegas, terlihat tidak ingin di bantah. Setelah mengatakan kalimat tersebut, Aldrich pun kembali menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi kebesarannya sembari mulai memejamkan matanya.
Keringat dingin mulai bercucuran melewati keningnya meski AC telah di nyalakan.
Cukup lama menunggu, Aldrich kini mulai membuka matanya ketika melihat seorang wanita yang sedari tadi sudah di tunggu-tunggu kehadirannya mulai berjalan mendekat ke arahnya.
"Ada apa kau memanggilku? Apa kau sudah tidak tahan?" tanya si wanita sembari berjalan mendekat.
"Victoria, kenapa kau baru datang?" tanya Aldrich dengan nada menggeram menahan hasrat yang sampai sekarang belum tuntas.
"Kenapa? Apa aku membuatmu menahan hasrat?" tanya si wanita dengan tertawa kecil.
Dengan gaya sexy, ia berjalan mengitari meja kerja Aldrich dengan menggoyang-goyangkan pantat sintalnya dan membusungkan dadanya.
"Aldrich." Wanita itu menunduk pelan, menarik sedikit dasi yang di gunakan oleh Aldrich meski tidak sampai mencekik lehernya.
Kini wajah mereka semakin mendekat, wanita itu pun menempelkan bibir merah menggoda miliknya yang tebal karena lipstick yang di gunakannya ke bibir Aldrich. Mengecup bibir pria itu sekilas dan hendak menjauhkan wajahnya untuk melepasnya.
Namun Aldrich dengan gesit menahan tengkuk wanita itu agar wajahnya tidak menjauh, ia memangut bibirnya dengan kasar, menyalurkan hasratnya yang sempat tertunda dengan pangutan menggebu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meniduri Wanita Lain [END]
RomancePeringatan: Rate: 21+ Harap bijak dalam memilih bacaan. "Aaah ...." Sebuah desahan lolos dari bibir seorang wanita ketika seorang pria kini sedang mencumbu mesra dirinya. Wanita yang sedang duduk di atas pangkuan pria itu terus mendesah nikmat den...