Aldrich menghela napas berat, menatap mansion di hadapannya dengan tatapan datar. Cukup lama memandangi pintu besar itu, Aldrich saat ini terlihat memikirkan sesuatu.
Memantapkan keputusannya kini tangan Aldrich dengan perlahan terulur untuk menekan bel rumah.
Ting tong ....
Bunyi bel menggema di keheningan mansion bergaya Eropa itu. Seorang wanita paruh baya yang tengah duduk di ruang keluarga sambil membolak-balikan majalah mengangkat pandangan menatap pintu mansion dengan kening mengerut.
Siapa yang datang siang-siang seperti ini? Apa itu adalah Austin ataukah suaminya yang mungkin pulang kerja sangat cepat hari ini.
Bunyi bel yang terus-menerus berbunyi membuat wanita paruh baya itu dengan cepat mengenyahkan pikirannya. Ia pun berdiri dari duduknya untuk mendekati pintu utama dan langsung membukanya.
Wanita itu menegang, terdiam di tempat menatap Aldrich yang sudah beberapa tahun ini tidak pernah di temuinya lagi.
Seutas senyum terbit di bibir Aldrich yang mau tak mau di balas wanita itu dengan senyuman kaku.
"Mom," sapa Aldrich pada wanita di hadapan yang kini berstatus sebagai ibunya Nora, Lyora.
"I-ya," sapa Lyora agak kaku meski saat ini dia terlihat baik-baik saja dengan terus menunjukkan senyuman manisnya tanpa luntur sedikitpun.
"Ada apa? Tumben sekali kau datang ke sini?" tanya Lyora yang kini benar-benar heran, berusaha menaggapi kehadiran Aldrich dengan santai meski sebenarnya rasa bersalah melingkupi dirinya ketika teringat suatu hal.
Aldrich terkekeh pelan, "Apa boleh jika kita masuk di dalam saja? Akan sangat aneh jika kita berbicara di pintu mom," pinta Aldrich yang bermaksud meminta ingin masuk.
Lyora yang tersadar dengan cepat mengangguk, "Oh, iya ayo masuk. Maaf," ujarnya sambil terkekeh pelan, berusaha mencairkan suasana. Tangannya yang masih memegang handle pintu pun semakin membukanya lebar.
Tanpa di minta Aldrich melangkah masuk menuju ruang tamu. Mendudukan dirinya di sofa yang menghadap televisi sedangkan Lyora ikut mendudukan diri di seberang kanan Aldrich.
"Bagaimana kabarmu mom?" tanya Aldrich berbasa-basi.
"Aku baik." Lyora mengangguk-angguk, dalam hati ia tertawa kecil ketika melihat Aldrich sepertinya sedang mencari topik pembahasan yang lain untuk bisa berbasa-basi.
Aldrich menggaruk pelan tengkuknya, mencoba memikirkan topik apa lagi yang akan di bahas sebelum dia sampai pada topik utamanya.
"Oh ya, apa yang ingin kau katakan?"
Perkataan Lyora membuat Aldrich terdiam, sebelum akhirnya helaan napas berat terdengar lolos dari bilah bibir pria itu, sepertinya dia harus langsung pada intinya saja.
"Mom. Selama beberapa tahun aku tidak pernah lagi berkunjung ke makam Nora-- dan baru beberapa hari yang lalu aku datang lagi."
"Tapi waktu aku datang, kenapa makam Nora seperti tidak pernah di bersihkan dari rumput-rumput liar?"
"Apa selama ini mom, dad dan Austin tidak pernah berkunjung?" tanya Aldrich mencoba memancing sekaligus menyesatkan Lyora.
Lyora langsung bungkam, dari wajahnya terdapat raut tegang yang sangat kentara tanpa bisa dia tutupi lagi. Sebelah sudut bibir Aldrich terangkat menyaksikan hal itu, terlihat senyum miring terbit di bibirnya.
"Itu--" Lyora menggigit bibir dalamnya, berusaha berpikir keras alasan apa yang akan dia lontarkan? Tidak mungkin 'kan dia mengatakan yang sebenarnya jika makam Nora itu hanyalah makam palsu dan dia membuatnya untuk memanipulasi Aldrich jika Nora sudah meninggal-- karena dia tidak ingin lagi di ganggu oleh pria brengsek seperti Aldrich.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meniduri Wanita Lain [END]
RomancePeringatan: Rate: 21+ Harap bijak dalam memilih bacaan. "Aaah ...." Sebuah desahan lolos dari bibir seorang wanita ketika seorang pria kini sedang mencumbu mesra dirinya. Wanita yang sedang duduk di atas pangkuan pria itu terus mendesah nikmat den...