62. To be Protective

6.4K 113 2
                                    

Aldrich berjalan memasuki kediaman kedua orang tuanya. Ia berjalan memasuki ruang tamu yang kini sama sekali tak ada penghuninya.

Di mana ibunya?

Biasanya jika Aldrich datang ke sini, ibunya selalu menjadi pengungsi tetap ruang keluarga. Namun kali ini berbeda, keadaan ruang keluarga benar-benar hening, tak ada satupun orang di sana. Bahkan mansion ini mirip seperti rumah tanpa penghuni.

"Mom?" panggil Aldrich bergumam pelan, matanya memandang ke segala arah mencoba mencari kebenaran ibunya.

Aldrich kini melanjutkan langkah kakinya menuju dapur. Siapa tau ibunya sedang memasak sesuatu sekarang, namun perkiraannya ternyata salah.

Tidak ada siapa-siapa di sini, kecuali meja dan beberapa kursi yang tertera rapi.

Aldrich membalikkan tubuh, berjalan menuju kamar ibunya. Langkah kakinya terhenti ketika telah sampai di kamar ibunya.

Aldrich menghentikan langkah, tangannya dengan perlahan terulur untuk membuka pintu.

"Mom," panggil Aldrich ketika melihat ibunya yang tengah berbaring di atas ranjang namun wanita paruh baya itu sama sekali belum memejamkan mata, yang artinya dia belum tertidur.

Aldrich dengan perlahan mendekat dan tersenyum kecil menatap ibunya yang langsung berusaha  untuk duduk ketika menyadari kedatangannya.

"Aldrich? Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Rossalia sambil menatap Aldrich dengan kening mengerut.

Aldrich melingkarkan satu tangannya di punggung ibunya dan memeluknya erat, "Aku merindukanmu, bagaimana kabarmu?" gumam Aldrich memulai pembicaraan.

"Benar-benar buruk," aku Rossalia yang membuat kening Aldrich mengerut.

"Memangnya ada apa Mom? Apa kau sakit?" tanya Aldrich memastikan yang di balas dengan anggukan oleh wanita itu.

"Sudah beberapa hari ini kau tidak berkunjung ke mansion dan sudah beberapa hari ini punggungku juga mengalami kesakitan. Aku tidak tau apa yang terjadi-- tapi sepertinya aku mengalami rematik. Ini penyakit menua, lihatlah ibumu ini sudah lanjut usia apa kau tidak kasihan pada Ibumu?" tanya Rossalia dengan tatapan memelasnya.

Aldrich menaikkan sebelah alisnya, pertanyaan macam apa ini?

"Siapa bilang aku tidak kasihan padamu?" tanyanya heran.

"Ya, kau memang tidak kasihan padaku, buktinya sampai sekarang kau tidak pernah ingin menerima wanita yang aku jodohkan untukmu. Sebenarnya aku sudah lama ingin memiliki cucu," jujurnya dengan tatapan sedih.

Rossalia mendudukkan diri di tepi ranjang dengan wajah bertumpu pada kedua tangan yang bertumpu pada siku.

"Jika dulu Nora tidak meninggal mungkin sekarang kalian bisa bahagia dan memiliki satu anak, ya meski dia kehilangan satu bayinya lagi," keluh Rossalia dengan tatapan yang kini beralih pada Aldrich yang juga ikut terdiam mendengar.

"Apa selama beberapa tahun ini kau tidak pernah melupakan Nora?" tanya Rossalia memastikan yang di balas dengan anggukan oleh Aldrich.
Aldrich menghela napas berat, pria itu mengangguk, tersenyum pahit.

Kini keduanya sama-sama terdiam, memikirkan kisah kelam beberapa tahun lalu. Hanya penyesalan yang terjadi, selain Aldrich Rossalia juga menyesal karena pernah percaya dengan vidio sialan itu dan malah tidak percaya pada Nora yang ternyata benar-benar hamil anak Aldrich, terlebih Aldrich juga benar-benar percaya dengan video itu dan menganggap Nora hamil anak pria lain membuat rasa percaya Rossalia semakin bertambah jika Nora juga diam-diam malah selingkuh di belakang Aldrich. Bodohnya mereka karena berhasil di tipu daya oleh Cassandra.

Meniduri Wanita Lain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang