44. I Want a Divorce

9.5K 196 9
                                    

"Ya, itu menurutku."

"Kau juga mengatakan itu tapi tak sadar dirimu sendiri yang kemungkinan hamil anak orang lain," balas Aldrich tak mau kalah.

What the fuck!

Cassandra menatap Aldrich tak terima. "Kau pikir aku wanita seperti Nora?! Baiklah, jika kau berpikiran jika aku adalah seorang pelacur, tapi ingat Aldrich, aku hanya melacur dan melakukan seks bersamamu."

"Tidak seperti Nora yang bermain dengan banyak pria," gerutunya dengan memutar bola matanya malas.

Aldrich, apa kau tidak pernah memberinya uang? Mungkin saja dia bersikap seperti itu untuk mencari penghasilan karena kau sama sekali tidak membiayai hidupnya."

"Close your mouth!"

"Aku hanya berpendapat."

Aldrich tak menjawab lagi, tatapannya beralih pada perut rata Cassandra.

"Aku menyuruhmu untuk menggugurkan janinmu. Kenapa kau malah memberi tahu yang sebenarnya pada keluargaku."

"Karena aku ingin agar kau bisa bertanggung jawab padaku. Apalagi istrimu itu juga hamil. Ya, meski dia adalah istrimu, aku tidak ingin jika kau sampai melupakanku yang juga hamil anakmu," jelas Cassandra mencoba membela diri.

Aldrich diam tak berkata, ingin marah pada Cassandra tapi apa yang di katakan wanita itu juga ada benarnya.

Terlebih anak yang sedang di kandung Nora bukanlah anaknya. Jadi untuk apa dia susah-susah menjaga kandungan wanita itu, justru sebenarnya ia harus bersyukur karena salah satu janin itu telah tiada, artinya bebannya akan semakin berkurang.

***

"Aku sudah kenyang," tolak Nora ketika Austin mencoba menyuapinya untuk kesekian kalinya. Wanita itu menggeleng, mencoba menghindari suapan Austin yang masih mencoba memaksanya untuk makan.

"Sekali lagi, Nora. Kau baru makan sedikit," pinta Austin sedikit jengah. Menyuapi Nora yang sangat malas makan seperti sekarang sama saja seperti menyuapi seorang balita. Benar-benar sangat sulit dan sedikit menyulut emosi.

Nora menatap Austin dengan bibir mengerucut, "Kau selalu mengatakan itu. Sekali lagi tapi kau malah kembali menyuapiku. Aku benar-benar kenyang Austin," rengek Nora pelan.

Austin menghela napas berat, "Baiklah. Tapi sekali lagi."

"Kau--"

"Aku benar-benar janji kali ini," potongnya ketika tau Nora akan protes lagi.

Nora mengangguk semangat, wanita city pun mulai membuka mulutnya menerima suapan dari kakaknya. Mencoba mengunyah makanan dengan khidmat meski terlihat ingin muntah. Belum menelan makanannya, Nora segera meraih segelas air putih dan meneguknya hingga tandas bersamaan dengan ia menelan makanan. Nora melakukan itu agar tidak memuntahkan isi perutnya.

"Sudah 'kan?" tanya Nora ketika Austin hendak menyuapinya kembali.

Austin terkekeh, mengalihkan sendok yang ada di tangannya kembali ke depan mulutnya. Austin pun mulai memakan makanannya yang tersisa.

"Baiklah sekarang kau istirahat saja. Aku ingin kembali ke kantor dad untuk menyelesaikan sesuatu, hanya sebentar. Aku janji akan kembali. Kau tidak apa 'kan aku tinggal?" tanyanya memastikan.

Nora mengangguk semangat, karena ia memang ingin sendiri sekarang. "Baiklah pergi saja, aku tidak apa-apa."

Austin mengangguk, pria itu pun segera keluar dari ruangan, meninggalkan Nora.

Nora menghela napas, matanya terus memandang pintu ruangan yang terbuka. Austin lupa menutup pintunya.

Mencoba turun dari atas ranjang, Nora menghentikan langkah sejenak ketika tangannya malah menahan langkahnya.

Meniduri Wanita Lain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang