"Maaf sebelumnya, tapi saya harus mengatakan ini. Anda keguguran Nyonya. Salah satu calon bayi anda telah tiada."
"Keguguran?" tanya Nora dengan pandangan tak percaya, wanita itu meraba perutnya sambil menunduk.
"Dokter, kau bercanda 'kan?" tuduh Nora dengan memeras pelan perutnya. Kini jantungnya berdebar dengan sangat kencang, matanya berkaca-kaca.
Nora menggigit kuat bibir dalamnya tanpa peduli lagi jika berdarah.
"Saya tidak pernah menyampaikan kabar palsu." Dokter itu menghela napas panjang, sadar jika pasiennya saat ini sedang mengalami tekanan.
"Baiklah, aku pergi dulu," pinta sang dokter dan segera berlalu dari sana.
Nora memejamkan matanya, kedua tangannya menutupi wajahnya. Nora menangis, mengeluarkan tangisnya dengan keras.
Ia kecewa karena tak bisa menjaga calon bayi-nya dengan baik.
Pintu ruangan di buka, memunculkan keluarganya dan keluarga Aldrich termasuk suaminya itu.
"Nora!" Lyora mendekat, memeluk erat putrinya yang kini terlihat sedang rapuh.
"Kau baik-baik saja sayang?" Nora tak menjawab, dalam sekejap wanita itu menghentikan tangisnya, beralih memejamkan mata, tak ingin di tatap oleh orang-orang di sekitar.
Rossalia ikut mendekat, menggenggam lembut tangan menantunya.
"Apa yang di katakan dokter benar? Salah satu calon bayimu keguguran?"
Nora mengangguk pasrah.
"Kenapa kau tidak pernah memberitahu kami sebelumnya jika kau hamil?"
Nora kali ini tak menjawab. Wanita itu mengangkat kepalanya dan beralih menatap Aldrich yang terdiam menegang di tempat.
Pandangan mereka bertemu. Namun Aldrich lebih dulu memalingkan wajah dengan cepat berlalu keluar dari ruangan di ikuti oleh Cassandra yang sedari tadi juga berada di sana.
"Aldrich! Kau ingin kemana?!" teriakan Emilio sama sekali tak di gubris pria itu. Aldrich benar-benar berlalu pergi tanpa menoleh sedikit pun ke belakang.
"Tak apa, jangan terlalu bersedih, kau masih memiliki satu bayi lagi. Tapi mom harap agar kau menjaga bayimu dengan lebih baik lagi. Jangan melakukan hal apapun yang bisa membuat kau keguguran."
Nora mengangguk, tatapannya kini beralih pada Austin yang tengah mengepalkan tangan dengan kuat. Pria itu benar-benar marah dengan sifat Aldrich yang tega meninggalkan istrinya dalam keadaan kacau seperti ini. Apalagi Nora mengalami keguguran karena melindunginya.
Benar-benar pria kurang ajar! Sekarang Austin baru tau bagaimana sifat dari suami adiknya itu.
Apa mungkin selama ini Aldrich juga sering menjahati Nora?
"Aku ingin sendiri," gumaman Nora berhasil menyita perhatian.
Emilio menatap wanita itu dengan raut bersalah sedangkan Riyonal juga melakukan hal yang sama.
"Tapi--"
"Lyora," perkataan Lyora terpotong ketika melihat isyarat Riyonal yang memintanya untuk tidak menolak permintaan Putri mereka.
"Ayo keluar." Setelah mengucapkan seruan itu, Riyonal segera keluar dari dalam ruangan di ikuti oleh yang lainnya.
"Mom keluar dulu. Jangan terlalu berpikir buruk, masih ada bayi dalam kandunganmu," tenang Lyora sebelum benar-benar berlalu meninggalkan ruangan.
Austin yang masih tertinggal di belakang masih bergeming di tempat. Pria itu menatap Nora yang kini kembali menutup wajahnya dengan kedua tangan.
Austin mendekat, mendudukkan diri di sebelah adiknya dan memeluknya erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meniduri Wanita Lain [END]
RomansPeringatan: Rate: 21+ Harap bijak dalam memilih bacaan. "Aaah ...." Sebuah desahan lolos dari bibir seorang wanita ketika seorang pria kini sedang mencumbu mesra dirinya. Wanita yang sedang duduk di atas pangkuan pria itu terus mendesah nikmat den...