104. The Rescue Action

3.9K 84 4
                                    

Kali ini Aldrich akan menggunakan kekuasaan dunia hitamnya. Setelah salah satu anak buahnya melacak ponsel milik Nora, akhirnya mereka menemukan lokasi tempat Nora berada. Kini mereka pun akhirnya menemukan lokasi tempat wanita itu, sangat jauh dari perkotaan.

Aldrich menatap datar bangunan yang terlihat tua di hadapannya. Tanpa kata pria itu segera berlari masuk ke dalam.

Adrian yang menyaksikan itu ikut berlari sambil membawa pistol dan amunisi miliknya, mengejar langkah Aldrich yang tergesa-gesa. Bukannya berhati-hati agar tidak di lihat oleh musuh, Aldrich malah seolah ingin  menjadi umpan, percayalah jumlah anak buah Mike pasti akan sangat banyak di dalam sana. Hanya saja mereka tidak terlihat, kecuali kedua penjaga di luar sana.

"Berhenti! Kau ingin masuk kemana hah?!" teriak salah satu anak buah yang berjaga di depan pintu bersama dengan kedua temannya.

Aldrich mendekat,

BUGH!

Aldrich memberikan bogeman mentah pada salah satu anak buah Mike, memelintir tangannya, berputar dan menendang kuat tubuh gemuk itu hingga dia langsung terjungkal ke belakang.

Adrian ikut mendekat, menangani sisa anak buah yang hendak memukul bagian belakang kepala Aldrich. Adrian mengisi amunisinya ke dalam pistol.

DOR! DOR!

Dua tembakan berhasil membuat anak buah itu tergeletak tak berdaya di lantai. Aldrich menoleh, menatap Adrian yang kini tengah mengancungkan pistol ke arahnya.

Adrian menyipitkan sebelah mata, memfokuskan senapannya dan perlahan menarik pelatuknya.

DOR!

"Argghh!" Anak buah yang ada di belakang Aldrich berhasil meringis ketika satu bola matanya pecah terkena tembakan.

Aldrich melirik sekilas dan tersenyum miring.

"Kau melupakan ini dude!" Adrian  meraih satu pistol yang tersisa dari  dalam saku jas-nya dan langsung melemparnya pada Aldrich.

Aldrich menangkap dengan tepat, tanpa ingin membuang-buang waktu pria itu kembali berlari memasuki ruangan gelap itu. Namun langkahnya kembali terhenti ketika beberapa anak buah Mike yang berhasil mendengar bunyi tembakan bergerombol datang mendekati Aldrich, kali ini mereka datang dengan membawa senapan di tangan masing-masing.

Dor! Dor! Dor!

Beberapa tembakan di lesakkan, Aldrich reflek menghindar dengan menggulingkan tubuh ke bawah, tak peduli dengan jas-nya yang sudah kotor.

Aldrich menarik pelatuk pistolnya, menembak beberapa orang yang terus saja menghalanginya untuk masuk lebih jauh dan mencari keberadaan istri serta putranya.

Adrian tak tinggal diam, ikut menembaki musuh. Ketika tidak tersisa banyak lagi Adrian pun berteriak keras agar Aldrich bisa mendengarnya.

"Masuklah! Biar aku yang menangani sisanya!"

Aldrich mengangguk, tanpa kata pria itu kembali berlari memasuki gedung tua itu. Tatapannya tertuju pada sebuah anak tangga yang menuju ke lorong bawa tanah.

Aldrich segera berjalan mendekat, ketika melihat beberapa anak buah yang mendekat pria itu langsung menembaki satu persatu membuat semua berlari ke arahnya, menyerbunya dengan berbagai tembakan.

Aldrich tak tinggal diam, pria itu balas menembak dan terus menggulingkan tubuh menghindari tembakan, terakhir Aldrich menyembunyikan tubuh di belakang bebatuan.

Aldrich kembali menembak.

"Oh, shit!" Aldrich merutuk, melempar asal pistol yang sudah kehabisan peluru itu ke sembarang arah. Tatapannya menoleh ke arah lain, mendapati musuh yang tergeletak di lantai dengan senapan yang berada dekat di tubuhnya.

Meniduri Wanita Lain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang