66. I want to School

4.5K 86 0
                                    

Nora yang baru terbangun di pagi hari tidak terlebih dahulu menyiapkan sarapan.

Wanita itu mengangkat wajah, menatap Athes yang tengah memejamkan mata dengan posisi tertidur di atas tubuh mommy-nya.

Nora terkekeh, semenjak sakit kebiasaan Athes tidur memang seperti ini, balita itu benar-benar tidak ingin lepas dan berpisah dengannya. Bahkan Athes kini malah tertidur di atas tubuh mommy-nya dan memeluknya erat, takut-takut jika sampai Nora pergi.

Nora tersenyum lebar menyaksikan wajah putranya. Athes benar-benar sangat imut dengan wajah polosnya saat tertidur dan pipi tembam nya yang memerah. Jika di lihat-lihat dari dekat, cuplikan wajah Athes memang semuanya di ambil dari wajah ayahnya, Aldrich.

Bahkan dalam posisi seperti ini Nora sangat tidak ikhlas menurunkan tubuh mungil Athes yang ada di atas tubuhnya.

Namun karena harus membuatkan sarapan pada para penghuni rumah, Nora kini harus rela menurunkan Athes.

Ia melakukannya dengan sangat hati-hati, meski begitu Nora tak ingin Athes terbangun karena ingin putranya itu memiliki istirahat yang cukup karena jika Athes terbangun ia yakin anak itu tidak akan bisa tertidur lagi.

Nora melingkarkan kedua tangannya di tubuh dan kepala Athes erat, memiringkan tubuhnya ke kanan dengan hati-hati dan dengan perlahan menurunkan tubuh Athes ke arah ranjang.

Nora menghembuskan napas lega ketika Athes belum terbangun, meski tadi balita itu sempat bergerak untuk mencari posisi nyaman. Ia sedikit terganggu ketika tubuhnya di miringkan tadi.

Nora dengan perlahan turun dari atas ranjang, berusaha agar kasur tidur bergerak keras dan malah membangunkan Athes nantinya.

Setelah berhasil, wanita itu pun dengan hati-hati menarik selimut dan kembali menyelimuti Athes.

Punggung tangan Nora dengan perlahan terulur untuk mengecek kembali suhu tubuh putranya di pagi hari ini.

Untungnya suhu tubuh Athes tidak naik seperti dua hari yang lalu saat balita itu kesakitan, namun jika di bandingkan dengan suhu tubuhnya yang kemarin malam dan sekarang, sama sekali tidak mengalami perubahan. Demam Athes tidak surut juga padahal Nora telah rutin memberi obat penurun panas itu pada Athes

Nora tidak tau kenapa hal itu bisa terjadi.

Nora menunduk pelan, mengecup singkat kening putranya sebelum keluar dari kamar.

"Semoga cepat sembuh my baby," gumamnya dengan terkekeh kecil mendengar kalimat akhirnya baru saja.

"Mommy?"

Nora menegang, terdiam di tempat ketika mendengar suara Athes yang jelas-jelas memanggil namanya.

Athes terbangun?

Dengan cepat wanita itu menunduk ke bawah, menatap Athes yang kini sudah membuka matanya. Balita itu tersenyum lebar menatap mommy-nya.

"Jam berapa sekarang?" tanya Athes memastikan.

Nora kembali berdiri tegap, matanya memandang ke arah dinding kamar untuk melihat jam.

"Sekarang jam setengah tujuh pagi Athes, kau istirahat lagi. Biar mommy membuatkan sarapan untuk kita."

Mendengar hal itu Athes dengan cepat menggeleng, dengan berusaha menahan rasa pening yang mendera kepala nya karena Athes yang terkesan memaksakan diri untuk bangun, balita itu dengan pelan melepas selimut yang membungkus tubuhnya. Athes duduk dan menarik tubuh mommy-nya.

"Ini baru jam setengah tujuh Mommy. Athes masih sempat pergi ke sekolah," gumam balita itu dengan wajah panik. Bahkan ia tidak peduli jika saat ini kepalanya masih pening dan suhu tubuhnya masih tinggi.

Athes malah fokus untuk mempersiapkan diri.

"Athes, apa yang kau lakukan, jangan panik seperti itu. Kembalilah naik ke atas ranjang dan tidur, kau masih perlu istirahat. Tidak usah datang  ke sekolah hari ini. Badanmu masih panas, mommy akan menghubungi ibu gurumu lagi jika hari ini kau tidak perlu datang."

"Tidak perlu mommy, hari ini Athes harus ke sekolah. Sudah lama Athes tidak datang, nanti ibu guru marah karena Athes ketinggalan mata pelajaran walau mommy telah meminta izin."

"Lagipula Athes sudah sembuh," lanjut balita itu berbohong.

Nora mendesah kasar menghadapi tingkah putranya ini, Athes benar-benar kekeuh ingin masuk sekolah padahal ia masih sakit sekarang.

"Athes," panggil Nora sambil menahan pergelangan tangan Athes yang hendak pergi.

Athes berbalik dan menatap mommy-nya dengan penuh tanda tanya, "Ada apa Mommy?" gumam Athes pelan.

"Kau tidak usah datang ke sekolah, lihatlah badanmu masih panas." Nora menempelkan telapak tangannya di kening Athes untuk memeriksa kondisi tubuh Athes sekali lagi.

"Tapi Mommy Athes harus sekolah."

"Tidak perlu sekolah hari ini, jangan membuat Mommy khawatir. Jika itu hanya masalah pelajaran Mommy akan membantumu kembali belajar untuk mengejar materi setelah kau sembuh--"

"Tap--"

"Athes, tolong dengarkan mommy kali ini, jangan membuat mommy khawatir."

Athes terdiam, permohonan mommy-nya benar-benar sangat tidak bisa dia tolak, tapi bagaimana ini? Athes ingin pergi ke sekolah bukan karena masalah belajar tapi lebih dari itu.

Ia ingin bertemu dengan Uncle Aldrich karena ia benar-benar merindukan pria itu

Padahal ia kemarin sudah berjanji untuk berusaha datang ke sekolah besok agar bisa bertemu dengan Aldrich.

"Athes, kau sedang sakit jangan terlalu memaksakan diri atau kau akan semakin sakit dan akan sulit untuk sembuh nantinya, kau mendengar Mommy 'kan?" peringat Nora yang membuat Athes terdiam.

Perkataan mommy-nya baru saja entah kenapa jadi benar-benar sangat mirip dengan perkataan Uncle Aldrich kemarin sore.

Uncle Aldrich memintanya agar tidak perlu datang ke sekolah jika memang ia masih belum sembuh, ia tidak boleh terlalu memaksakan diri atau ia nantinya akan semakin bertambah sakit.

Athes mengangkat wajah, menatap Mommy-nya yang kini tengah menatapnya dengan menunduk.

"Kau jangan ke sekolah hari ini, jika besok kau sembuh mommy janji tidak akan memaksamu ke sekolah."

"Kau mendengar mommy 'kan?" tanya Nora memastikan ketika melihat Athes yang masih bergeming di tempat.

"Mommy," Athes mendekat dan memeluk erat paha ibunya.

"Maaf karena tidak mendengarkanmu," lirih Athes dengan gumaman kecil.

Nora tersenyum, merasa bangga pada putranya yang kali ini benar-benar mendengar perkataannya.

Inilah yang dia sukai dari Athes, balita itu benar-benar sangat menurut padanya meski Athes sempat menentang namun pada akhirnya ia meminta maaf juga.

Nora meraih tubuh Athes dan membawanya ke dalam gendongan.

"Tidak apa yang penting kau tidak ke sekolah hari ini. Mommy janji tidak akan melarangmu jika kau datang besok."

Athes mengangguk saja sambil membenamkan wajahnya di leher Nora.

"Sekarang kau istirahat dulu," pinta Nora.

"Aku ingin menemani mommy saja," gumam Athes.

"Mommy hanya memasak sayang."

"Aku akan menunggu di meja makan saja."

***

Vote+komen

Follow, klik 👉meserrine

Karyakarsa @Meserrine, follow ya ....

Meniduri Wanita Lain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang