Bibir Nora melengkung manis, tersenyum memperhatikan wajahnya yang terlihat lebih segar setelah ia menyapukan make up natural ke wajahnya.
Ia memang sudah bersiap-siap ingin pergi, tidur selama beberapa jam di kamar membuatnya jadi bosan sendiri.
Kali ini Nora melanggar perintah Aldrich yang menyuruhnya untuk tetap di kamar sampai ia pulang. Bukannya sekedar pergi untuk mencari udara segar, Nora juga memiliki urusan penting di luaran sana semenjak ia hamil, yaitu ingin mulai rutin memeriksa kandungannya di doker kandungan seminggu sekali.
Nora hanya ingin memeriksa kandungannya apakah sehat atau tidak.
Nora menyapukan lipstik merah di bibirnya sebagai olesan terakhir. Setelahnya wanita itu tersenyum puas melihat hasil kerjanya, make up yang di gunakannya tidak terlalu tebal, terkesan natural namun mampu menutupi wajahnya yang pucat.
Nora berjalan keluar, tangannya terulur hendak membuka kenop pintu namun ia urungkan ketika tangan pintu kamarnya telah di buka seseorang dari arah luar, menunjukkan wajah sang pelayan yang tadinya datang membawakan obat untuk Nora.
"Ada apa?" Tanya Nora memulai duluan ketika sang pelayan malah hanya terus menunduk tanpa berkata apa-apa.
"Maaf telah lancang membuka pintu kamar sembarangan Nyonya. Sedari tadi saya telah mengetuknya tapi nyonya tidak menjawab."
Nora tersenyum tipis, "Tidak apa-apa. Aku memang tidak mendengarnya tadi. Mungkin saat itu aku sedang berada di kamar mandi. Jadi apa yang ingin kau katakan?"
Pelayan itu mengulurkan tangan yang berisi ponsel milik Aldrich di hadapan Nora, "Aku menemukan ini di atas meja, mungkin ini ponsel tuan Aldrich, dari tadi terus berbunyi," jelasnya setelah memberikan ponsel mewah itu pada Nora.
Nora menerima, keningnya mengerut memperhatikan ponsel yang ada di tangannya.
"Ponsel ini tertinggal di meja makan," lontar sang pelayan menjelaskan.
Nora mengangguk, "Mungkin dia lupa membawanya. Baiklah aku akan memberikan padanya nanti setelah selesai dengan urusanku." Nora memasukkan ponsel milik Aldrich ke dalam tas tangannya.
"Nyonya ingin kemana?" tanya sang pelayan dengan berusaha sesopan mungkin.
Nora tidak menjawab, alisnya terangkat sedikit tak suka dengan pelayan yang menanyai urusan pribadinya.
"Memangnya kenapa?"
"Maaf nyonya, tuan Aldrich berpesan pada kami untuk tidak membiarkan anda keluar sembarangan dari kamar. Apalagi jika sampai keluar dari mansion."
"Tidak apa, kau tau 'kan jika nanti aku akan menemuinya di perusahaan? Kau tidak perlu cemas, aku memberi tahu jika aku yang memaksa. Jadi pergilah." Setelah mengucapkan kalimat itu Nora segera berlalu dari sana, meninggalkan sang pelayan yang kini tengah menatap kepergiannya dengan nada khawatir.
***
"Suami Anda ada di mana?"
Nora yang tengah duduk berhadapan dengan dokter kandungan bergerak gelisah mendengar perkataan sang dokter."
"Dia-- sedang benar-benar sibuk dengan pekerjaannya. Jadi aku berniat untuk mengecek kandunganku sendiri."
Dokter itu mengangguk, tanpa memikirkan hal itu lebih lanjut, dia memilih kembali menatap Nora.
"Usia kandungan Anda sudah berapa minggu?"
Nora menggeleng, "Aku tidak tau, baru beberapa hari yang lalu aku tau jika aku hamil melalui testpack dan baru sekarang aku memeriksa kandunganku."
"Jadi ini pengalaman pertama Anda datang ke dokter kandungan?" tanya dokter wanita itu sambil memperhatikan wajah Nora yang terlihat masih sangat muda untuk mengandung seorang bayi.
"Iya." Nora mengangguk dengan memaksakan senyumnya.
"Baiklah, kita akan memulai pemeriksaannya." Dokter itu berdiri dari tempat duduknya sambil berjalan menuju sebuah ranjang pasien.
Nora yang melihat itu ikut berdiri mendekati sang dokter.
"Silahkan berbaring di sini dan angkat pakaian anda hingga sebatas dada." Nora menurut, mengikuti instruksi sang dokter ia segera menaiki ranjang dan berbaring telentang. Mengangkat dress selututnya ke atas hingga sebatas dada.
"Baiklah mari kita mulai," ujar sang dokter memberi instruksi.
Nora mengangguk, jantungnya berdegup kencang, ini untuk pertama kalinya ia memeriksa kandungan, benar-benar membuatnya deg-degan setengah mati meski terkesan biasa saja bagi sang dokter.
Nora tersentak, menunduk sebentar ke bawah untuk melihat apa yang di lakukan sang dokter pada perutnya yang terasa dingin.
Ternyata ia hanya menyapukan sebuah gel yang Nora tidak tau gunanya apa. Terus saja memperhatikan hingga sebuah alat kini di tempelkan dokter di perutnya menampilkan janinnya di layar USG.
"Lihat titik ini, ini adalah titik embrio yang akan berubah jadi bayi anda. Usia kandungan anda di perkirakan baru dua minggu. Itu sebabnya bayinya masih belum terbentuk. Sebentar--" sang dokter menggantung ucapannya, matanya meneliti satu titik yang bersebelahan dengan titik embrio yang baru saja di tunjukkan pada Nora."
"Kenapa jadi dua?" Nora bergumam sambil terus memperhatikan layar USG.
"Selamat Nyonya, anda ternyata memiliki dua bayi kembar."
"Kembar?" tanya Nora dengan tatapan tak percaya, matanya berkaca-kaca tidak menyangka mendengar kabar bahagia ini.
Sekali lagi, kembar?
Ya Tuhan, Nora benar-benar tidak menyangka jika ia akan memiliki dua bayi sekaligus. Kebahagiaan yang benar-benar tidak terkira.
"Ya, anda memiliki bayi kembar. Pastikan untuk terus menjaga mereka dengan baik. Kondisi janin anda sedikit lemah. Aturlah pola makan dan pastikan anda tidak terlalu lelah saat bekerja. Jangan mengerjakan perkejaan yang bisa membuat anda keguguran."
Nora mengangguk-angguk semangat, "Baik dokter."
"Saya akan memberikan vitamin kandungan dan beberapa obat untuk mencegah rasa mual, anda hanya perlu menebusnya di apotik nanti." Dokter itu meletakkan alat yang tadi ia tempelkan di perut Nora dan setelahnya meraih beberapa tissue untuk membersihkan perut wanita itu.
"Kau ingin mengambil gambar USG-nya?" tawar sang dokter yang langsung di balas Nora dengan anggukan semangat.
"Baiklah. Sekarang silahkan duduk kembali." Nora segera turun dari ranjang pasien, menurunkan gaunnya yang tadinya di naikkan dan kembali berjalan menuju tempat duduknya.
Cukup lama duduk di sana, menunggu sang dokter menuliskan resep obat dan mengeluarkan gambar USG akhirnya Nora bisa keluar dari ruangan itu.
Matanya terus memperhatikan gambar USG yang di pegangnya, tersenyum di iringi dengan wajah tidak menyangka jika ia ternyata memiliki dua bayi sekaligus.
Sebentar lagi ia akan menjadi ibu untuk dua bayinya. Nora bahkan sudah benar-benar tidak sabar menunggu bayinya lahir, setengah penasaran bagaimana wajah bayinya nantinya. Apakah mirip dia atau Aldrich? Atau mungkin dua-duanya?
Nora menggeleng-gelengkan kepala, berusaha menepis pikirannya itu, bukan saatnya memikirkan itu, Nora harus terlebih dahulu menebus resep obat itu di apotik sebelum pergi menemui Aldrich di kantornya nantinya.
Nora kembali memasukkan gambar USG itu ke dalam tas tangannya. Wanita itu pun kembali berjalan menuju apotik rumah sakit untuk menebus obat-obat itu dengan kebahagiaan yang membuncah.
***
Vote+Komen
Follow, klik 👉meserrine
KAMU SEDANG MEMBACA
Meniduri Wanita Lain [END]
Storie d'amorePeringatan: Rate: 21+ Harap bijak dalam memilih bacaan. "Aaah ...." Sebuah desahan lolos dari bibir seorang wanita ketika seorang pria kini sedang mencumbu mesra dirinya. Wanita yang sedang duduk di atas pangkuan pria itu terus mendesah nikmat den...