Pria itu memejamkan mata, tersenyum samar. Berusaha menerima jika hari ini hidupnya akan berakhir di dalam sini. Mike semakin memejamkan mata ketika mendengar suara bel kereta.
Sebentar lagi.
Nora yang sedari tadi menyaksikan itu tiba-tiba menghentikan langkah yang membuat Aldrich juga otomatis terhenti.
"Ada apa?Ayo cepat, kita harus pergi dari sini!"
"Tidak." Nora menggeleng kecil, dengan cepat melepas tautan tangannya dari Aldrich dan kembali berlari mendekati Mike.
"Nora apa yang kau lakukan?!" Aldrich meremas rambutnya frustasi, napasnya memburu. Tanpa membuang waktu pria itu kembali memutar arah ke belakang, mengejar langkah Nora yang kini tengah membopong paksa Mike, membantu pria itu untuk pergi dari ruangan ini.
10 detik tersisa maka kereta akan menabrak tempat ini.
Aldrich ikut membantu, membopong Mike tanpa berbicara apa-apa lagi karena saat ini bukan saatnya bagi mereka untuk berdebat, yang harus dia lakukan saat ini adalah ingin segera cepat-cepat keluar dari tempat ini.
Mike menatap keduanya dengan raut wajah tak percaya. Pria itu menunjuk sebuah pintu lorong yang berada di pojok ruangan.
"Di sana ada lift, kita lewat itu saja untuk menghemat waktu."
Nora mengangguk, sedangkan Aldrich masih terus diam. Pria itu terus fokus berlari mengejar pintu lift yang di katakan oleh Mike baru aja.
Setelah sampai di sana Aldrich dengan cepat menarik Nora dan Mike ke dalam, meneken tombol lift sampai ke lantai atas.
BRAK!
Bunyi tabrakan kereta dan ruang bawah tanah beradu sangat cepat, bahkan lift yang mereka naiki di buat bergetar keras. Nora bahkan di buat terhuyung ke depan sebelum Aldrich dengan sigap menahan tubuh mungil wanita itu. Untungnya mereka selamat.
Napas keduanya memburu, begitu juga dengan Mike yang saat ini langsung terduduk di pintu lift dengan memegang dadanya yang berdebar sangat kencang.
Mike menoleh, mengalihkan pandang ke arah Aldrich dan Nora yang saat ini sedang memangut kasar. Bukan Nora, lebih tepatnya Aldrich yang melakukannya. Pria itu meraup bibir Nora dengan rakus, seakan sedang menyalurkan rasa takutnya.
Mike dengan cepat memalingkan wajah ke arah lain, tak ingin melihat hal menyakitkan itu lebih lanjut. Meski Aldrich adalah istri sah Nora namun Mike masih belum rela jika melihat kedekatan wanita itu dengan pria lain. Tangannya mengepal, berusaha menahan denyutan ngeri di hatinya.
Cukup lama berciuman, Aldrich dengan cepat menjauhkan wajahnya. Menyatukan kening nya dengan kening Nora.
Aldrich menghembuskan napas berat, masih memegang tengkuk wanita itu Aldrich kemudian berucap. "Jangan lakukan hal ini lagi, kau membuatku takut Nora. Aku-- aku tidak tau lagi apa yang harus ku lakukan jika kau tiada." Aldrich berseru lirih, tubuhnya masih sedikit bergetar ketika mengatakan hal itu. Jika mereka terlambat barang sedetik saja, mungkin nyawa mereka tidak akan selamat tadi.
Nora menggeleng kecil, "Maaf, membuatmu khawatir, aku hanya merasa kasihan pada Mike. Meski dia telah berbuat jahat padaku, tapi dia juga yang selalu menemaniku beberapa tahun ini dan ikut menjaga Athes, berperan layaknya seorang ayah bagi putra kita. Aku biasa mengklaim diriku sebagai wanita paling jahat jika aku melupakan kebaikannya hanya karena setitik kesalahan."
Aldrich tak menjawab, tatapan mata keduanya saling bertemu cukup lama sebelum Aldrich kembali melabuhkan bibirnya di pelipis sang istri.
"Aku senang karena kita baik-baik saja." Aldrich membelai lembut wajah Nora. Pun Nora balas mengangguk, menggenggam lembut tangan Aldrich yang berada di wajahnya sebelum melepasnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meniduri Wanita Lain [END]
RomansPeringatan: Rate: 21+ Harap bijak dalam memilih bacaan. "Aaah ...." Sebuah desahan lolos dari bibir seorang wanita ketika seorang pria kini sedang mencumbu mesra dirinya. Wanita yang sedang duduk di atas pangkuan pria itu terus mendesah nikmat den...