93. Shock

4.3K 89 0
                                    

"Kau memang tidak tau malu. Apa kau tidak berpikir akan merusak otak putramu. Aldrich, Athes masih kecil jadi berhentilah berbicara vulgar di hadapannya. Jika kau merasa seorang ayah yang baik maka pilah-pilah-lah bahasamu sebelum berbicara dengan putramu."

Aldrich mengulum senyum mendengar hal itu, tangannya dengan perlahan terulur untuk mengelus surai rambut sang istri.

"Cerewet," bisiknya sambil bergumam kecil.

Nora melotot sambil berkacak pinggang menatap Aldrich tak terima.
"Aldrich kau!" Nora menghentikan ucapannya, menatap Aldrich sambil menghela napas berat. Dia terlalu malas jika harus bertengkar dengan pria itu di saat Athes ada di antara mereka.

Terlebih sekarang dia masih harus mempersiapkan Athes juga sebelah Mike datang. "Athes, kau ikut dengan mommy, oke?" Athes mengangguk-angguk saja mendengar perkataan mommy-nya meski raut bertanya terpancar jelas di wajahnya.

"Kita mau pergi ke mana Mommy? Aku belum makan, lapar ...." Rengek Athes dengan mengerucutkan bibirnya gemas.

Nora menyentil pelan bibir putranya, "Itu sebabnya Mommy menyuruhmu bersiap-siap. Kita akan makan malam di restoran, jadi apapun yang ingin kau makan akan Mommy pesankan."

Senyum Athes mengembang mendengar hal itu gigi putihnya terlihat saat dia menunjukkan senyum bahagianya. Makanan? Hem ... Athes sudah tidak sabar untuk menikmatinya.

Aldrich yang sedari tadi melihat itu ikut tersenyum, mendekati putranya dan langsung mencium sekilas pipi tembam Athes.

"Daddy juga akan ikut bersama kalian," lontarnya yang seketika membuat Nora menoleh, menatap Aldrich dengan tatapan protes.

Athes semakin tersenyum lebar, "Aku---"

"Tidak, kau tidak boleh ikut. Kau di sini saja. Kami akan pergi bersama Mike, dia sudah berjanji akan menjemput kami jam delapan nanti."

Aldrich menatap Nora dengan alis menyatu, menunjukkan jika saat ini dia benar-benar sangat tidak menyukai perkataan Nora baru saja.

"Jika tanpa aku artinya kau dan Athes tidak boleh pergi," tukasnya dengan tegas.

Nora yang mendengar itu mendelik, menatap Aldrich dengan tatapan tidak suka. "Aku tidak butuh ijin darimu, lagi pula kau siapa? Mengatur-ngatur hidupku dan Athes."
Kali ini Nora tidak ingin jika Aldrich melarangnya, terlebih janjinya pada Mike beberapa Minggu lalu tak mungkin ia ingkari. Mike sudah menunggu janji ini sangat lama, terlebih Nora juga tidak mau menyakiti hati Mike.

Aldrich menghembuskan napas berat mendengar hal itu, mencoba memahami sikap sang istri pria itu kembali mengangkat wajah. Menatap Nora kali ini dengan tatapan lebih lembut. "Nora, aku suamimu. Kali ini tolong dengarkan aku."

"Ya, suami yang tidak pernah aku anggap," singkat Nora yang kali ini benar-benar tidak bisakah menahan rasa kesalnya yang membuncah.

Jika ia terus saja mengikuti perkataan Aldrich yang keras kepala, ia pasti akan menyakiti hati Mike. Meski Aldrich masih berstatus sebagai suaminya namun selama empat tahun ini Mike-lah yang sering menggantikan posisi itu di hati Nora-- juga Athes.

"Aldrich, tolong biarkan aku dan Athes pergi bersama Mike kali ini, lagi pula dia pria yang baik, kami sudah bersama sejak Athes lahir-- dan aku sudah mengenalnya dengan sangat baik. Sangat tidak mungkin jika dia memiliki niat jahat padaku," jelas Nora ikut menatap Aldrich dengan tatapan lembut, berharap suaminya itu mau mendengarkannya. Karena sejujurnya dia terlalu malas jika harus berdebat dengan pria itu sekarang.

Aldrich menggeleng, "Aku tetap tidak ingin mengijinkan kau dan Athes pergi. Baiklah, jika kau memang ingin ada Mike di antara kita tidak apa. Asalkan aku juga ada di sana." Aldrich kali ini mengalah dengan membiarkan Mike bersama dengan mereka, tapi jika harus membiarkan istri dan anaknya pergi tanpa kehadirannya Aldrich tidak akan mengijinkan.

Meniduri Wanita Lain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang