84. A Wife's Job

5.8K 123 0
                                    

Tak terlalu memusingkan hal itu lebih lanjut Nora pun mengeluarkan semua pakaian Aldrich yang ada di paper bag itu, menatapnya semua di atas ranjang agar lebih rapi.

"Ternyata pakaianku sudah ada," gumam Aldrich tersenyum.

Nora berbalik, sedikit terkejut ketika melihat Aldrich yang kini berdiri tanpa atasan, tubuh bagian bawahnya hanya di lilit oleh handuk dengan tetesan air mengaliri wajahnya karena rambutnya yang basah.

Errr ... Pria itu benar-benar sexy.

Tanpa mempedulikan Nora yang tengah terpaku menatapnya Aldrich segera meraih stelan jas itu, menurunkan handuk yang melilit bagian bawahnya dan segera menggenakan pakaiannya tanpa malu di hadapan Nora karena saat ini dia ingin cepat bersiap-siap agar bisa mengantar Athes tepat waktu tanpa terlambat.

Nora yang jelas terkejut dengan cepat membalikkan tubuh dan berlalu pergi dari sana untuk menemui Athes kembali di dapur.

***

"Ahh ...." Athes mendesah lega ketika telah meneguk susunya hingga tandas. Tatapan matanya beralih pada sang mommy yang masih memperhatikannya.

"Mommy," panggil Athes yang di balas Nora dengan berdehem kecil.

"Daddy di mana? Kenapa dia sangat lama?" tanya Athes heran sambil me-lap bibirnya dengan serbet.

"Tunggu saja," gumam Nora singkat, tak lama mengucapkan itu Aldrich pun datang dengan tergesa-gesa, pria itu melangkah lebar mendekati meja makan dengan satu tangan memegang sebuah dasi.

"Apa aku tidak akan terlambat mommy?" tanya Athes yang mulai sadar jika sedari tadi dia makan dengan sangat santai dan sedikit lama namun sampai sekarang daddy-nya tak kunjung datang.

"Itu Daddy," gumam Nora bersamaan dengan Aldrich yang berdiri tepat di hadapannya.

Aldrich mengulurkan sebuah dasi di hadapan Nora, meminta wanita itu untuk memasangkannya.

"Tolong pasangkan," gumam Aldrich yang langsung di lakukan oleh Nora.

"Kau tidak sarapan?" tanya Nora di sela-sela ia memasangkan dasi untuk suaminya.

Aldrich melirik sekilas jam mahal yang ada di pergelangan tangannya sebelum benar-benar menggeleng menjawab pertanyaan Nora.

"Tidak usah, aku akan makan di kantor nanti. Jika sekarang aku memaksa Athes akan terlambat," ujar Aldrich sambil tersenyum kecil kecil ketika melihat sang istri berusaha berjinjit kecil untuk merapikan rambutnya yang berantakan.

Nora menghela napas panjang dan mengangguk mendengar perkataan suaminya.

"Aku sudah membuatkan lasagna," jelasnya dengan melirikkan mata pada piring berisi lasagna.

"Maaf," gumam Aldrich dengan wajah tak enak hati.

Nora mengangguk, "Aku mengerti," ujarnya sambil menepuk-nepuk kecil dada Aldrich sebelum cepat-cepat meraih kotak makan dan memasukkan lasagna ke dalam.

"Makanlah saat sarapan nanti." Jelas Nora kembali meletakkan rantang makanan itu di atas meja, mendekat Athes dan mengambil tas balita itu yang sedari tadi dia letakkan di kursi sebelah Athes.

"Pakailah," gumam Nora setelah memasangkan tas itu di punggung Athes dengan benar.

"Terimakasih mommy," gumam Athes mengecup sekilas pipi mommy-nya.

Nora mengangguk, meraih pergelangan tangan putranya dan tak lupa juga mengambilkan kotak makan itu dan membawanya ke luar.

"Ayo cepat masuk, kau akan terlambat." Nora membuka pintu mobil Aldrich, mendudukan Athes di bagian belakang mobil, memasang seat belt sambil meletakkan kotak makan itu di atas pangkuan putranya.

"Jangan lupa berikan ini pada Daddy saat sampai di sekolah nanti. Daddy-mu belum makan, dia pasti kelaparan. Mengerti?" tanya Nora yang di balas Athes dengan anggukan kepala singkat.

"Baiklah." Athes kembali melingkarkan kedua tangannya di leher mommy-nya dan langsung mengecup pipinya.

Nora terkekeh, menepuk sekilas kepala putranya sebelum benar-benar keluar dari dalam mobil.

Di sana Aldrich masih berdiri di tempat. Nora menghela napas dan mendekati suaminya, "Kenapa kau masih berdiri? Ayo masuk Athes akan terlambat ke sekolah."

Aldrich mengangguk, "Kau juga harus makan nanti." Pria itu mendekat, meraih tubuh mungil istrinya agar mendekat.

"Terimakasih," bisiknya pelan, mengecup singkat kening Nora sebelum meraih tengkuknya dan mencium singkat bibir wanita itu.

Tanpa mereka ketahui Athes dari dalam mobil terus menyaksikan kemesraan kedua orang tuanya sambil sesekali berdecak karena daddy-nya sangat lama memasuki mobil.

"Daddy, c'mon!" pekik Athes menyadarkan Aldrich.

Tanpa kata Aldrich mengangguk dan segera memasuki mobil setelah sebelumnya telah berpamitan pada Nora terlebih dahulu.

Dia baru sadar jika ternyata pekerjaan seorang wanita yang sudah memiliki suami dan anak anak seberat ini.

Nora harus melakukan ini dan itu, bangun pagi, menyiapkan sarapan, membangunkan mereka yang sangat sulit untuk bangun pagi terlebih harus menyiapkan semua kebutuhannya dan putranya termasuk dalam segi pakaian.

Sepertinya setelah ini Aldrich harus mempekerjakan pembantu di apartemen Nora agar pekerjaan wanita itu tidak terlalu berat.

Bahkan tadi istrinya itu belum sempat sarapan bersama karena terlalu sibuk ini dan itu. Sungguh, Aldrich benar-benar menyesal karena bangun terlambat.

Di pekarangan Nora memandang mobil Aldrich yang mulai melaju sambil melambaikan tangan pada Athes yang terus berteriak di dalam mobil, memintanya untuk melambaikan tangan.

Senyum terus saja terbit di bibir wanita itu sampai mobil Aldrich mulai menghilang dari pandangannya.

Senyum Nora perlahan memudar di iringi dengan helaan napas berat, pagi ini sedikit melelahkan menurut-nya.

***

Follow, klik 👉meserrine

Meniduri Wanita Lain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang