117. Dont

4.1K 87 0
                                    

Nora yang tengah membuatkan kopi untuk suaminya di kitchen bar sesekali mengalihkan pandang menatap meja makan di mana Athes tengah sibuk berceloteh dan bercandaan ria dengan Aldrich. Terlihat Aldrich dan Athes sesekali tertawa kecil di sana.

Nora tersenyum masam sebelum helaan napas berat kini terdengar lolos dari bilah bibirnya ketika teringat dengan masalah yang terjadi beberapa hari ini. Sudah hampir dua Minggu Aldrich bersifat dingin padanya, pria itu bahkan terlihat sangat cuek dan sama sekali tidak menganggapnya ada.

Nora tidak tau apa yang terjadi dengan Aldrich, tapi semenjak pria itu mengatakan ingin bertemu dengan orang tuanya dan Austin kakaknya untuk meminta maaf dan menginginkan Nora kembali padanya, sifat Aldrich dalam satu hari itu langsung berubah dalam sekejap. Nora pikir saat itu Aldrich hanya sedang sedih karena orang tuanya terlebih Austin menolak dengan mentah-mentah permintaan maaf Aldrich. Namun setelah cukup lama- hampir tiga hari membiarkan Aldrich memenangkan diri, sampai sekarang ini sifat Aldrich masih sama.

Tetap bersikap dingin dan tidak menganggap Nora ada. Pria itu hanya akan bersikap baik jika berhadapan dengan Athes.

Sebenarnya apa yang terjadi dengan Aldrich? Sudah beberapa hari Nora terus bertanya kenapa pria itu berubah namun Aldrich sama sekali tidak menanggapi dan malah menatapnya dengan tajam. Hal itu benar-benar membuat nyali Nora jadi ciut.

Cukup lama berkutat dengan pikirannya Nora akhirnya mengambil sebuah nampan dan meletakan kopi yang telah dia seduh di atas nampan itu. Nora menatap ruang meja makan di mana Aldrich juga sedari tadi terus menatapnya datar.

Nora mencoba tersenyum namun wanita itu hanya bisa menahan kedutan di bibirnya ketika Aldrich malah langsung membuang muka ke arah lain.

Nora mengepalkan satu tangannya, kembali menghembuskan napas berat menahan rasa malu sekaligus rasa emosinya.

Setelah cukup merasa baik-baik saja pun Nora kembali membawa nampan berisi kopi untuk Aldrich dan meletakkannya di atas meja makan, tepat di hadapan pria itu berada.

"I-ni kopinya," ujar Nora dengan suara terbata ketika Aldrich malah menatapnya dengan tatapan tajam.

"Mommy, kau tidak membuatkan  susu juga untukku?" Athes bertanya dengan raut wajah sedihnya ketika mommy-nya malah hanya mementingkan daddy-nya saja.

Nora dengan cepat mengalihkan pandang menatap putranya, sambil tersenyum wanita itu berkata.

"Tunggu sebentar sayang, aku akan membuatnya. Aku pikir kau masih tidak suka susu."

Athes mengangguk-angguk mendengar perkataan mommy-nya baru saja. Melipat kedua tangan di atas meja bersikap sok dewasa.

"Ya memang benar Mommy. Tapi entah kenapa aku sangat ingin meminumnya sekarang." Nora terkekeh geli mendengar kalimat putranya baru saja. Tangannya dengan cepat terulur untuk mengelus puncak kepala Athes sebelum tangan itu malah terhenti di udara ketika sadar jika Aldrich terus saja menatapnya. Nora dengan ragu kembali melanjutkan pergerakan tangannya untuk mengelus kepala Athes pelan dan menariknya kembali.

"Mommy akan membuatkannya sekarang untukmu. Tunggu sebentar." Nora berjalan meninggalkan meja makan dan pergi menuju kitchen bar kembali.

Saat sedang sibuk mengaduk susu hangat Athes, Nora dengan cepat menutup mulut dengan satu tangan dan berlari menuju wastafel dapur.

Huek! Huek!

Nora memuntahkan isi perutnya, aroma khas dari susu itu membuat rasa bergejolak di perut Nora langsung naik ke permukaan yang akhirnya malah membuat wanita itu tidak bisa menahan isi perutnya yang hendak keluar.

Nora meremas ujung wastafel, berusaha menahan rasa bergejolak di dalam perutnya namun ia gagal.

Huek! Huek!

Meniduri Wanita Lain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang