Athes tersenyum lebar ketika melihat daddy-nya memberikan apa yang dia inginkan.
Ipad.
Sedari tadi Athes terus merengek ketika melihat Aldrich datang dengan membawa iPad kerjanya. Saat dia ingin meminjam iPad itu mommy-nya malah melarang karena tak ingin jika Athes terus bermain game.
Padahal menurut Athes bermain dengan layar besar akan terasa sangat bahkan lebih menyenangkan dari ponsel yang ukurannya memang kecil.
Aldrich mengangguk menjawab perkataan Athes, mencium sekilas pelipis putranya Aldrich pun segera turun dari atas ranjang, masih belum jas yang melekat erat di tubuhnya pria itu berjalan mendekati Nora yang sedang berdiri di depan cermin full body sambil memperhatikan penampilannya yang sangat cantik malam ini.
Gaun mewah berwarna silver kini terpasang indah di tubuhnya, di tambah dengan high heels silver warna senada dengan tapak setinggi lima belas senti membuat wanita itu terlihat semakin dewasa karena ukuran tubuhnya yang bertambah. Jika biasanya Nora hanya setinggi dada Aldrich maka sekarang wanita itu sudah menggapai leher suaminya.
Aldrich yang sedari tadi berdiri di belakang Nora kini langsung melingkarkan kedua tangannya di perut wanita itu. Memeluk Nora dari belakang dengan sangat erat.
Aldrich mendekatkan wajah di telinga Nora sembari berbisik, "Cantik," puji Aldrich. Menggigit pelan daun telinga Nora untuk menggoda wanita itu.
"Aldrich, berhentilah menggodaku!" peringat Nora dengan nada kesalnya yang di balas Aldrich dengan kekehan geli.
"Kau merasa tergoda, hem? Tapi aku tidak berpikir begitu," jelasnya dengan semakin mengeratkan lingkaran tangannya di perut Nora, hingga tubuh keduanya benar-benar menempel. Untuk sesaat Nora menahan napas merasakan kedekatan mereka, aroma citrus yang menguar dari tubuh Aldrich benar-benar membuat hati Nora menghangat.
Aldrich menyembunyikan wajah di ceruk leher Nora, menghirup aroma wanita itu dalam-dalam sambil sesekali memberikan kecupan kecil di leher jenjang Nora.
Nora mendengus, ia membalikkan tubuh sambil berusaha menjauhkan wajah Aldrich dari lehernya.
"Menjauhlah, kau bisa merusak riasanku!" sentak Nora tak terima.
Aldrich terkekeh, masih mempertahankan lingkaran tangannya di perut istrinya bahkan semakin mengeratkannya hingga kini dada keduanya saling menempel, jarak wajah mereka juga tinggal sejengkal.
"Aku merasa tidak merusak riasanmu. Bagian mana yang--" Aldrich mengantung ucapannya, menatap Nora dengan tatapan menyeringai, "Kau tau bagaimana cara sebenarnya merusak riasanmu?"
"Apa-- mmphhh!"
Ucapan Nora terpotong ketika melihat Aldrich memangut bibirnya kasar. Pria itu meraih tengkuk Nora dan semakin memperdalam ciuman keduanya. Lidah Aldrich menjelajahi rongga mulut Nora, mencari lidah wanita itu dan mengajaknya bermain. Lidah keduanya saling bertali. Suara kecipak basah memenuhi ruangan kamar yang hening itu hingga membuat Athes dengan cepat menoleh.
Balita itu melebarkan mata melihat mommy-nya yang tengah di cium paksa oleh daddy-nya, bahkan mommy-nya terus memberontak dengan memukul-mukul dada Aldrich.
Tangan daddy-nya yang menganggur terjulur di dada mommy-nya dan meremas payudaranya sensual.
Mata Athes semakin membelalak, melempar asal iPad yang ada di tangannya di atas ranjang, balita itu pun segera turun dan berlari mendekati mommy dan daddy-nya.
"Daddy, berhenti! Kau menyakiti mommy! Mommy kesakitan!" Athes mendekat, memukul-mukul keras paha Aldrich. Matanya berkaca-kaca menyaksikan itu.
"Daddy jahat!" pekik Athes bersamaan dengan Aldrich yang kini melepas ciuman keduanya saat merasa pasokan oksigen di sekitar mereka menipis.
Napas keduanya saling memburu bahkan Nora kini meraup oksigen dengan sangat rakus. Keduanya menunduk, menatap Athes yang kini terisak kecil sambil memeluk erat paha mommy-nya.
"Mommy, are you okey?" tanya Athes di sela-sela tangisnya.
Nora mengangguk, saat hendak menggendong putranya Aldrich dengan cepat mendahului. Pria itu membawa Athes ke dalam gendongannya dan memeluknya erat.
"Why you cry, son?" tanya Aldrich sambil mengelus pipi merah Athes yang terus mengeluarkan air mata.
Nora yang melihat itu mendengus kesal, itulah akibatnya jika Aldrich menciumnya tidak tau tempat. Athes bahkan menjadi korban.
"Kenapa daddy menyakiti Mommy?" Bukannya menjauhkan diri dari gendongan Aldrich karena sedang marah pada ayahnya Athes malah melingkarkan kedua tangannya di leher Aldrich memeluk pria itu dengan sangat erat.
Aldrich terkekeh, "Daddy tidak menyakiti Mommy. Daddy hanya ingin memberikan kenikmatan pada Mommy-mu. Mungkin jika saja tidak sedang ada kau di sini, daddy sudah pasti akan memakan Mommy."
"Daddy jahat! Kenapa daddy memakan Mommy, lalu apa itu 'kenikmatan?'" Athes marah sekaligus bertanya karena tak mengerti dengan kalimat awal daddy-nya.
"Selama empat tahun mommy-mu tak pernah mendapat kepuasan di atas ranjang, begitu juga dengan daddy. Jadi kami sama-sama membutuhkan sex--"
"Aldrich!" Nora melotot, menatap Aldrich dengan amarah. Pria itu benar-benar tidak tau malu, berucap vulgar di hadapan Athes dan menodai otak suci putranya. Apakah pria itu tidak berpikir jika saat ini dia tengah meracuni otak putranya sendiri. Aldrich memang benar-benar--
"Aduh, aku tidak mengerti dengan apa yang Daddy maksud." Athes memegang kepalanya merasa pusing sendiri.
Nora yang mendengar hal itu dengan cepat mengambil alih Athes dari Aldrich dan menggendongnya.
"Kau pasti akan mengerti saat sudah dewasa nanti."
"Kau memang tidak tau malu. Apa kau tidak berpikir akan merusak otak putramu. Aldrich, Athes masih kecil jadi berhentilah berbicara vulgar di hadapannya, dia masih kecil. Jika kau merasa seorang ayah yang baik maka pilah-pilah-lah bahasamu sebelum berbicara dengan putramu."
***
Follow, klik 👉meserrine
KAMU SEDANG MEMBACA
Meniduri Wanita Lain [END]
RomancePeringatan: Rate: 21+ Harap bijak dalam memilih bacaan. "Aaah ...." Sebuah desahan lolos dari bibir seorang wanita ketika seorang pria kini sedang mencumbu mesra dirinya. Wanita yang sedang duduk di atas pangkuan pria itu terus mendesah nikmat den...