67. You Are to Late

5K 94 0
                                    

Athes melenguh, terbangun dari tidurnya. Balita mungil itu dengan cepat mengubah posisi tidurnya menjadi duduk sambil memandangi sekitarnya.

"Di mana mommy?" batin Athes memegang keningnya yang sudah tidak panas lagi.

Athes tersenyum lebar, ia tidak menyangka jika sekarang dia sembuh bahkan dia sudah tak pusing dan menggigil lagi seperti sebelum-sebelumnya.

Athes tertawa lebar merasa senang sendiri, balita itu pun dengan cepat turun dari atas ranjang dan mencari mommy-nya untuk memberi tahu kabar baik ini. Jika dia sembuh sekarang artinya hari ini dia biasa sekolah.

"Mommy!" Athes berlari menuruni anak tangga, sedikit oleng dan hendak terjatuh dari lantai atas, untungkan ia dengan reflek memegang pegangan tangga.

"Athes, hati-hati!" peringat Mike yang menyaksikan kejadian baru saja, pria itu dengan cepat mendekati Athes untuk memeriksa kondisi tubuh balita itu.

"Kau baik-baik saja?" tanya Mike memastikan yang di balas dengan anggukan kepala oleh Athes.

"Sorry Uncle," cicit Athes merasa bersalah.

Mike tersenyum menenangkan, pria itu mengelus pelan puncak kepala Athes seraya menggeleng kecil.

"Tak apa, tapi lain kali kau harus berhati-hati."

Athes mengangguk dan menghela napas lega untungnya hanya Uncle Mike yang melihat kejadian ini, mungkin jika mommy-nya yang melihat, dia sudah pasti akan di ceramahi habis-habisan.

"Di mana mommy?" tanya Athes yang kini dengan perlahan mulai menuruni anak tangga dengan satu tangan di genggam oleh Mike.

"Di dapur, dia sedang membuatkan sarapan."

Athes mengangguk-angguk, setelah kakinya berhasil menapaki ubin lantai, balita itu kembali mengambil seribu langkah untuk segera pergi ke dapur.

"Athes, berhati-hatilah!" peringat Mike sekali lagi yang sukses membuat langkah Athes terhenti.

Athes berbalik, menatap Mike dengan cengiran lebarnya sebelum kembali melanjutkan langkah menuju dapur, namun kali ini dengan pelan.

Athes menghentikan langkah ketika telah sampai ke kamar mandi, ia menatap mommy-nya yang kini berdiri di meja pantry membelakanginya.

Senyum Athes mengembang, balita itu dengan hati-hati berjalan mendekati ibunya.

Dalam gerakan cepat Athes memeluk erat perut mommy-nya dari belakang.

"Mommy!" sapa Athes riang dengan teriakan nyaringnya.

Nora tersentak, hendak menjatuhkan pisau dari tangannya sebelum akhirnya wanita itu mengelus dada melihat tingkah putranya itu.

Nora menghentikan aktivitas memasaknya sejenak, wanita itu meletakkan pisau dan berbalik.

"Athes, kau sudah bangun sayang?" celutuk Nora dengan punggung tangan terulur menyentuh kening Athes.

"Aku sudah sembuh Mommy. Badanku tidak panas 'kan?" tutur Athes yang di angguki oleh Nora.

"Kepalamu masih sakit?" tanya wanita itu lagi.

Athes lagi-lagi menggeleng, Sekarang aku sudah baik-baik saja."

Nora mengangguk, tangannya dengan cepat meraih plaster penurun panas yang kini masih menempel di kening putranya, melepasnya dengan hati-hati.

Namun sebelum Nora melakukannya Athes sudah terlebih dahulu berbicara.

"Hati-hati Mommy," lontarnya dengan mata memejam. Meski Mommy-nya akan melakukannya dengan hati-hati tapi tetap saja Athes merasa kesakitan, kulitnya terasa di tarik.

"Sudah," cetus Nora agar Athes kembali membuka matanya.

Athes dengan perlahan membuka mata, tangannya dengan cepat meraba keningnya yang kini sudah bersih dari plaster itu.

"Mommy apa sekarang aku boleh sekolah?" tanya Athes penasaran sambil terus mengikuti langkah Nora yang berjalan mendekati tempat sampah dan membuang plaster itu.

Nora mengangguk-angguk namun ketika teringat sesuatu wanita itu dengan cepat menggeleng.

Senyum Athes yang sempat mengembang kini tertahan, di gantikan dengan kernyitan di dahi.

Athes meraih ujung pakaian Nora dan menarik-nariknya kecil. "Aku ingin pergi ke sekolah Mommy! Kenapa Mommy tak mengijinkannya, Mommy sudah berjanji padaku kemarin," lirih Athes dengan suara bergetar.

Nora berbalik, meraih tubuh mungil Athes dan mendudukannya di kitchen bar. "Athes, sekarang sudah pukul sepuluh. Sekarang waktunya bagi teman-temanmu untuk pulang sekolah. Jadi jika pergi sekarang tidak akan ada gunanya lagi."

"Jadi aku terlambat?" tanya Athes sedih dengan bibir mengerucut.

Nora terkekeh, mengecup sekilas bibir putranya sebelum mencolek pelan hidung Athes. 

"Tidak apa, tak perlu bersedih seperti itu. Besok pasti kau akan pergi sekolah, lagi pula sekarang kau sudah tidak sakit lagi. Jadi tak ada lagi alasan untukmu agar tidak ke sekolah."

Athes mengangguk-angguk saja meski perkataan mommy-nya tak sedikit pun membuat moodnya jadi baik. Dia benar-benar ingin pergi sekarang untuk menepati janjinya dengan Uncle Aldrich sekaligus ingin melepas rasa rindunya walaupun uncle memintanya agar tidak terlalu memaksakan diri.

"Sudahlah jangan sedih."

Nora kembali meraih tubuh mungil Athes dan membawanya di kursi meja makan, mendudukannya di sana dan mengambil gelas berisi susu hangat di atas meja. Nora pun memberikannya pada Athes.

"Ini, minumlah biar kau semakin sehat."

Athes hanya menjawab perkataan mommy-nya dengan anggukan kepala dan mulai meminum susunya hingga tandas.

"Ahh ...." Athes mendesah lega, menyerahkan kembali gelas kosong itu pada Nora.

Nora menerima, menatap Athes dengan senyuman.

"Kenapa kau terlihat murung seperti itu? Biasanya dulu kau selalu senang jika ada waktu libur."

Athes terdiam, perkataan mommy-nya memang ada benarnya. Namun Athes memiliki alasan lain ingin pergi ke sekolah hari ini.

"Aku hanya merindukan sekolah," aku Athes berbohong.

Nora merapikan rambut Athes yang berantakan.

"Tidak apa sayang, besok kau juga akan ke sekolah."

"Baiklah, kau tunggu di sini dulu oke? Mommy ingin lanjut memasak." Tanpa menunggu balasan dari Athes lagi, Nora segera pergi mendekati meja pantry untuk melanjutkan kembali pekerjaannya.

"Athes," panggil Mike yang baru datang, pria itu baru saja selesai mandi.

"Kau belum mandi. Ayo, Uncle akan memandikanmu," pintanya mendekat, meraih tangan mungil Athes dan hendak membawa balita itu pergi sebelum Athes menggeleng kecil menjawab perkataan Mike.

"Aku ingin menemani Mommy saja," tukas Athes cepat ketika melihat Mike yang hendak bertanya alasannya.

"Mike tidak perlu, kami akan mandi bersama nanti. Lagi pula dia harus makan terlebih dahulu," ungkap Nora menyahut.

Mike mengangguk-angguk, pria itu pun mendudukan diri di sebelah Athes sambil merangkul pelan pundak kecilnya.

"Kenapa kau terlihat sedih seperti itu?  Padahal baru saja Uncle melihatmu sangat ceria tadi."

Athes menghela napas, balita itu menatap uncle-nya dengan bibir cemberut.

"Aku terlambat datang ke sekolah uncle ...." ujar Athes setengah merengek.

Mike terkekeh mendengar pengakuan balita itu namun tak ayal ia juga melakukan hal yang sama seperti Nora untuk menenangkan Athes.

"Tidak perlu sedih, besok kau juga akan kembali bersekolah."

***

Vote+Komen

Follow, klik 👉meserrine

Karyakarsa @Meserrine, follow ya ...

Meniduri Wanita Lain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang