73. Why You Don't Marry

6.2K 173 1
                                    

Susana hening menyelimuti kamar Nora. Sekarang sudah hampir jam tiga pagi, tapi Nora tak bisa tidur karena kejadian tadi malam.

Nora tak menyangka jika akan bertemu lagi dengan Aldrich setelah empat tahun berlalu tak lagi melihat wajah pria itu. Rasa kecewa sedih dan benci bercampur menjadi satu.

Nora menghela napas panjang, dalam hati ia terus berharap semoga ia dan Aldrich tidak akan pernah bertemu lagi setelah ini.

Dalam diamnya, Mata Nora bergerak liar menatap selimut putih miliknya. Tatapannya terhenti pada seorang balita mungil yang kini tertidur meringkuk di sebelahnya. Satu tangan mungilnya masih setia bertengger di perut mommy-nya, memeluk Nora dengan sangat erat.

Bibir Nora menipis, menciptakan senyuman kecil di bibirnya. Tangannya dengan perlahan terulur mengelus pipi kanan Athes.

"Athes, maaf karena mommy menyembunyikan semua ini," gumam Nora dengan suara lirih, beralih mencium singkat pelipis Athes.

"Mommy," panggilan serak dari Athes membuat Nora tersentak.

Wanita itu dengan cepat menunduk, menatap Athes yang kini tengah memandangnya dengan mata bulatnya.

"Ada apa? Kenapa kau terbangun?" tanya Nora bergumam, mengelus pelan rambut hitam Athes yang terlihat berantakan karena baru bangun tidur.

Athes menggeleng kecil, meraih tangan mommy-nya dan menatap Nora dengan ragu, namun sesekali terdapat raut tegang di wajahnya.

"Kenapa?" Nora kembali  bertanya dengan nada lembut.

"Apa--"

"Apa--" Athes menghembuskan napas berat ketika sangat sulit mengucapkan kalimat ini.

Nora menaikkan sebelah alisnya, menatap Athes dengan raut bertanya. Menunggu perkataan balita itu selanjutnya.

"Apa Uncle A-ldrich adalah daddy?" tanya Athes berhati-hati namun bibirnya setengah bergetar mengatakan itu.

Bukannya Athes tidak mendengar perkataan Aldrich kemarin malam yang bertanya apakah Athes adalah putra mereka, tapi Athes hanya bisa memendam rasa keingintahuannya ketika melihat situasi yang kurang mendukung karena di situ uncle Aldrich dan mommy-nya sedang bersiteru.

Nora terdiam sejenak, menatap putranya resah, sungguh ia benar-benar bingung harus mengatakan apa.

"Mommy?" panggil Athes menyadarkan, menarik pelan tangan mommy-nya ketika sampai sekarang belum mendapat jawaban apa-apa.

Nora tersentak pelan dan menatap Athes dengan tatapan serius. "Jangan terlalu memikirkan hal itu, tidurlah." Nora tersenyum lembut, kembali mengelus kepala Athes. Namun balita itu kembali menggeleng mendengar perkataan mommy-nya.

"Tapi aku benar-benar ingin tau siapa Daddy." Mata Athes berkaca-kaca.

"Kenapa Daddy teman-teman Athes selalu pulang saat bekerja? Tapi kenapa Daddy tidak?" Setelah mengucapkan kalimat itu Athes menangis sesunggukan.

Nora menatap datar putranya, tangannya dengan perlahan mengelus rambut Athes dan menarik balita itu ke dalam pelukannya.

Nora tidak mengatakan apa-apa tentang Aldrich, ia hanya terus diam dan membiarkan Athes menangis.

"Mommy--"

"Tidurlah," gumam Nora lagi-lagi. Wanita itu semakin menarik Athes ke dalam pelukannya agar suara tangisan balita itu terpendam.

"Tap--"

"Bukan saatnya untuk berbicara sekarang, kau harus tidur." Peringat Nora mengakhiri pembicaraan.

Athes mengangguk kecil, ia tau di saat seperti ini mommy-nya sangat sulit untuk di bujuk. Athes dengan perlahan memejamkan mata, mencoba untuk tertidur meski masih penasaran dengan jawaban  mommy-nya, berbagai kemungkinan-kemungkinan mulai muncul di benaknya.

Meniduri Wanita Lain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang