91. I Hope You Don't Forget Your Promise

4.3K 88 0
                                    

Nora berjalan dengan langkah cepat ketika mendengar bunyi bel rumah yang terus-menerus menggema di seluruh ruangan.

Senyumnya dengan perlahan tersungging, tak menyangka jika Aldrich akan datang secepat ini. Padahal sekarang masih pukul satu siang, bukankah pria itu masih berada di kantor sekarang?

"Aldrich kenapa kau--" Nora  menggantung ucapannya di iringi dengan senyum yang perlahan memudar ketika sadar pria yang ada di hadapannya bukanlah Aldrich, melainkan Mike.

Mike yang mendengar hal itu merasa tak suka namun untuk menutupinya dia hanya membalas dengan senyum samar.

"Mike?-- maaf," Nora menatap Mike dengan tatapan tak enak hati.

Mike mengangguk, "Tidak apa-apa Nora." Langkah pria itu semakin mendekat, menatap Nora dengan jarak dekat hingga dada keduanya saling menempel.  Nora mengadah, menatap Mike dengan tatapan gugup.

"Mike ...." Nora meletakkan kedua tangannya tepat di dada Mike, menahan dada pria itu agar tidak semakin mendekat. Mike terkekeh pelan, tangannya dengan perlahan terulur meletakkan helaian rambut Nora kembali ke belakang telinga.

"Kenapa, hem?" gumam Mike dengan nada lembut, jarak wajah keduanya sangat dekat hingga helaan napas pria itu menyapu wajah Nora.

Aroma mint menyapu indra penciuman Nora membuat wanita itu semakin gugup. Jika di lihat dari jarak sedekat ini Nora baru sadar jika pria di hadapannya ini memang benar-benar sangat tampan.

"Nora, aku harap kau tidak akan lupa dengan janjimu."

Perkataan Mike dengan cepat membuat Nora tersentak, ia tidak menyangka jika Mike masih akan teringat dengan janjinya dua Minggu lalu.

Nora meringis, perkataan Mike baru saja benar-benar menjadi sebuah beban untuknya. Dia bingung harus bagaimana menghadapi pria di hadapannya.

Mike itu tampan, sangat malah bahkan jika Nora lihat pria itu tak pernah berpacaran dengan wanita manapun, Mike tipe pria setia dan hanya akan benar-benar serius pada satu wanita yang di inginkannya.

Masalahnya kenapa di antara ribuan bahkan jutaan wanita yang ada di dunia Mike malah menyukai Nora yang jelas-jelas sudah memiliki suami dan juga seorang anak.

Sungguh, Nora benar-benar tak mengerti dengan jalan pikiran Mike, padahal masih banyak wanita cantik dan lebih sempurna di banding Nora sekarang.

"Aku akan mengajakmu dan Athes makan nanti malam. Ku harap kau tidak melupakannya, nanti aku jemput." Mike memberikan sebuah paper bag pada Nora.

"Aku menemukan ini saat menemani Mom belanja di mall tadi pagi. Sepertinya pakaian ini sangat cocok untukmu, pakailah nanti." Nora menatap paper bag yang kini sudah berganti alih di tangannya, melihat isinya sekilas sebelum beralih menatap Mike dengan kekehan.

Mencoba mencairkan suasana wanita itu berbicara, "Memangnya kau tau ukuran bajuku?" tanyanya dengan terkekeh kecil.

Mike tersenyum lebar, menepuk sekilas kepala Nora, "Aku tau segalanya tentangmu, termasuk ukuran pakaian dalam-mu."

Nora tersentak, dengan cepat mundur beberapa langkah dari tubuh Mike ketika mendengar kalimat itu.

"Kau--"

"Aku hanya bercanda Nora," Mike terkekeh geli menatap Nora.

"Jangan menganggapnya serius."

Nora menghela napas lega sambil mengangguk saja.

"Oh ya, Athes di mana? Aku membawakan makanan untuk kalian." Mike tanpa kata segera berjalan menuju ruang tamu, meletakkan keresek putih berisi makanan di atas meja.

Meniduri Wanita Lain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang