86. Are You Nora

4.8K 108 2
                                    

"Athes?" gumam Nora lembut namun tersirat nada peringatan keras di sana. Bukannya berniat jahat lada putranya namun Nora hanya ingin yang terbaik untuk Athes, ia tidak ingin jika sampai balita itu jadi sakit nanti karena terlambat makan, belum lagi Athes hanya tadi pagi memakan roti dan Nora yakin pun jika di sekolah tadi Athes hanya memakan jajanan saja.

"Aku tidak mau mommy ...." Berusaha memohon, Athes dengan cepat mengangkat wajah dan menunjukkan tampang melasnya pada Nora.

Namun sepertinya ia malah kalah dengan mommy-nya yang kini juga balas menunjukkan tatapan memelas untuknya.

"Mommy hanya tidak ingin jika kau nanti sakit sayang, jangan buat mommy sedih," gumam Nora suara yang cukup lirih namun mampu meluluhkan Athes yang kini langsung mengangguk kaku mendengar perkataan mommy-nya.

"Suapi aku mommy," gumam Athes dengan mulut terbuka, meminta makanan.

Senyum Nora mengembang mendengar hal itu, raut wajah memelasnya tadi kini sudah tak ada lagi.

Tanpa berkata apa-apa lagi Nora segera meraih piring dari hadapan Athes, menariknya menuju tepat di hadapannya. Meraih sendok dan mulai memberikan suapan pertama untuk putranya.

Nora melakukan dengan cepat karena takut jika sampai Athes malah berubah pikiran dan tidak ingin makan lagi.

Menghabiskan satu piring, Nora bergerak ingin kembali mengambil makanan untuk Athes namun seruan putranya itu kembali menghentikan aksinya.

"Mommy aku sudah kenyang, aku tidak ingin makan lagi. Jika terus memaksa aku bisa saja muntah," jelas Athes dengan memegang perutnya yang kini terasa penuh, sebenarnya bukan karena makanan melainkan karena air yang baru saja di minumnya.

Setiap mommy-nya memberi suapan pertama Athes memang akan selalu meminum air sekali teguk untuk minuman pertamanya, menunjukkan jika Athes memang makan dengan sangat terpaksa.

Untungnya satu piring kecil makanan cukup mengganjal perut Athes yang terus kekeuh tidak ingin makna.

Nora meletakkan piring kotor itu di atas wastafel dan langsung mencucinya, setelahnya wanita itu pun segera mengembalikan piringnya pada tempatnya.

Nora mendekati Athes, tanpa berniat menyuruh putranya untuk minum terlebih dahulu karena Nora tak ingin jika putranya jadi kembung dan pipis celana karena terlalu banyak minum air. Nora sebenarnya tak memaksa tapi ia tidak mau jika Athes minum terlalu berlebihan. Nora pun segera meraih tubuh mungil Athes, membawanya ke dalam kamar untuk menukar pakaian Athes dan setelahnya membiarkan balita itu tertidur pulas di dalam pelukannya dengan posisi tertidur pulas di atas ranjang.

Nora tersenyum kecil ketika melihat tubuh mungil Athes yang kini sudah benar-benar tertutup di dadanya. Sepertinya Athes memang benar-benar sangat lelah, terbukti dari sifat Athes yang hari ini tidak banyak bicara, bagian makan pun sangat malas untuk dia lakukan padahal Athes biasanya sangat suka dengan hal-hal yang berbau makanan terlebih kue cokelat.

Nora mengeratkan pelukannya, memejamkan mata dan hendak tertidur sebelum dering telepon yang berbunyi nyaring kembali membuat membuka mata lebar.

Nora melirik Athes yang tampak sangat terganggu dengan bunyi ponsel itu. Nora dengan cepat meraih ponsel miliknya yang ada di meja nakas dan langsung mengangkat panggilan tanpa melihat sang penelepon. Nora memejamkan mata, menunggu sang penelepon untuk berbicara.

"Nora, kau sedang tertidur?" gumaman Aldrich dari seberang sana dengan cepat membuat Nora membuka mata.

Wanita itu membelalak lebar ketika melihat wajah Aldrich yang kini memenuhi layar ponselnya, apa tadi Aldrich menghubunginya menggunakan panggilan video? Sungguh Nora benar-benar tak tahu hal itu.

Bahkan rasa kantuk yang tadinya hendak menyelimuti Nora kini terhenti, wanita itu menatap wajah Aldrich sekilas sebelum hendak mendudukan diri.

Namun Aldrich dengan cepat menahan. "Tidur saja. Selain ingin melihatmu tertidur, aku juga ingin melihat wajah putra kita," jelasnya dengan tersenyum kecil, sesekali melirikan matanya pada Athes yang tertidur pulas dengan posisi miring menghadap dada Nora.

Nora mengangkat sebelah alisnya, menatap sekilas ruangan kerja yang menjadi figuran Aldrich.

"Kau sudah selesai makan?" lontar Nora setelah sedari tadi terus terdiam.

Aldrich mengangguk kecil menjawab perkataan wanita itu sebelum tatapannya kini beralih pada Nora, menatap mata wanita itu lembut.

"Aku merindukan kalian," gumam Nora dengan satu tangan terulur membelai kamera ponsel, seakan-akan dia tengah mengelus wajah istrinya.

Nora yang menyaksikan hal itu hanya memandang Aldrich dengan wajah datar.

"Jika begitu cepat selesaikan pekerjaanmu. Jangan malah menghubungi kami dengan cara seperti ini. Setelah pekerjaanmu sudah selesai maka pulanglah, kami juga merindukanmu-- eh, maksudku Athes," sela Nora cepat ketika kata-katanya baru saja malah lebih menjurus ke dirinya.

Setelah mengucapkan kalimat itu Nora kembali mengalihkan pandang pada Aldrich yang kini tengah terkekeh kecil menatapnya.

Aldrich tau jika Nora lebih dominan merindukannya di banding Athes, terbukti dari tatapan dan perkataan ceplos-nya tadi.

"Kenapa kau tertawa seperti itu?" sahut Nora dengan tatapan menyelidik yang membuat kesadaran Aldrich kembali dari lamunannya.

Aldrich menggeleng kecil sambil menunjukkan senyumnya, "Baiklah aku akan menyelesaikan pekerjaanku secepat mungkin agar bisa bertemu dengan kalian secepatnya-- terlebih dirimu Nora." Aldrich menyeringai penuh arti setelah mengucapkan kalimat itu.

Meniduri Wanita Lain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang