106. Tense Incident

4K 86 3
                                    

"Ya, aku memang tidak waras karena mencintaimu sedalam itu. Jika kau memang tidak ingin memberiku kesempatan maka biarkan saja kita mati berdua di sini. Aku tidak akan pernah membiarkanmu bersama dengan pria lain kecuali aku Nora."

Nora menggeleng kuat mendengar kata-kata Mike baru saja, wanita itu terus memberontak berharap Mike bisa melepas pelukannya.

Namun dengan sisa tenaga yang di milikinya Mike memeluk Nora dengan erat, sangat erat sampai membuat wanita itu kesusahan bernapas. Dia memang tidak ingin jika Nora menjauh darinya barang sedikitpun karena Mike tau Nora akan lari jika dia membiarkan wanita itu terlepas.

"Waktu kita tinggal 4 menit lagi Nora."

Sedangkan di luar.

Aldrich yang di keluarkan paksa oleh Mike menatap berang pintu tersebut, kakinya kembali menendang pintu dengan sangat keras berharap pintu itu bisa terbuka. Namun nyatanya tak berhasil, pintu di tahan dengan kuat dari dalam sana. Aldrich menatap frustasi, mengalihkan pandang pada Adrian yang langsung mendekat ketika mengetahui keberadaannya.

"Ada apa?" tanya Adrian sembari melirik kemeja depan yang di gunakan Aldrich tengah bercucuran dengan darah.

"Dadamu tertembak!"

"Nora ada di dalam sini! Bantu aku membuka pintunya, Mike bisa saja berbuat sesuatu hal yang buruk pada istriku!" Bukannya menanggapi perkataan Mike baru saja. Aldrich malah berkata lain.

Adrian menghela napas berat, berusaha mengabaikan dada Aldrich yang tertembak karena saat ini fokus mereka ada pada Nora.

Athes menatap keduanya dengan raut menuntut, "Di mana Mommy? Apa daddy sudah menyelematkan mommy?" tanya Athes heran.

Aldrich menggeleng kecil, pria itu menatap putranya dengan tatapan menenangkan, "Daddy akan segera menyelamatkan Mommy. Kau tenang saja."

"Daddy ... Dadamu berdarah." Athes berseru lirih, balita itu menunjuk tepat dada Aldrich yang terdapat darah di sana.

Aldrich tersenyum samar, " Daddy baik-baik saja Athes, jadi tidak usah khawatir."

"Aldrich tidak kau perlu keluarkan aku dari sini, pergilah! Mike telah memerintahkan orang untuk menutup jalur kereta bawah tanah  dan mengalihkannya ke sini. Tiga menit lagi kereta akan menabrak tempat ini. Jadi cepatlah pergi sebelum kereta ini menabrak! Bawa Athes juga, aku mencintai kalian berdua!" Nora menitikkan air mata setelah mengucapkan kalimat itu, sepertinya sekarang hidupnya akan berakhir.

Aldrich dan Adrian mematung mendengar hal itu. Tanpa ingin membuang waktu keduanya pun bergerak sekuat tenaga mendobrak pintu.

"Tidak, aku tidak akan membiarkanmu terjebak di dalam sini!" Balas Aldrich dengan tak kalah keras seolah tak ingin membiarkan Nora mengatakan hal tadi. Kini keduanya pun terus mendorong pintu dengan sangat kuat.

Namun hal itu ternyata tidak menghasilkan apa-apa. "Sudah ku bilang ini tidak akan berhasil! Kalian pergi saja, tinggalkan aku di sini!"

"Jangan katakan itu!" Napas Aldrich memburu, terlihat benar-benar khawatir, namun pria itu berusaha keras untuk fokus, berusaha berpikir keras untuk mencari jalan keluar.

"Aldrich dua menit lagi. Please ... Pergilah." Nora bergumam lirih dengan nada memohonnya.

"Sudah kukatakan aku tidak akan pergi! Kau diam saja, biarkan aku fokus di sini!" Aldrich benar-benar tidak suka mendengar perkataan Nora baru saja.

Nora menggeleng dari dalam, meski sedang berbicara dengan Aldrich tapi wanita itu masih terus berusaha untuk melepaskan Mike. Aldrich kali ini tidak merespon, menatap Mike dengan tatapan datar dan terkesan menuntut.

"Biarkan aku sendiri yang menangani ini. Kau pergilah dan bawa Athes keluar dari dalam tempat ini. Jika nanti aku dan Nora tidak akan pernah kembali ku mohon agar kau bisa menjaga putraku dengan baik. Sayangi dia seperti putrimu sendiri."

"Aldrich aku--"

"Sudah ku katakan, pergilah! Aku tidak membutuhkan penolakan saat ini! Jangan hanya karena hal ini kau membuat putraku ikut mati bersamaku!

"Al--"

"Aku bilang pergi!" bentak Aldrich dengan amarah. Mata Athes berkaca-kaca mendengar hal itu, apa ini artinya kedua orang tuanya akan meninggalkannya?

Ya Tuhan, Athes masih belum siap menjadi yatim-piatu bahkan di saat umurnya yang masih kecil-- meski uncle Adrian akan menjaganya, tapi tetap saja rasanya berbeda jika dengan orang tua kandungnya.

Athes pernah merasakannya saat bersama Mike dulu-- dan Athes benar-benar sangat membenci Mike semenjak kejadian tadi sore.

Adrian mengangguk, saat Nora berteriak jika waktu hanya satu menit lagi pria itu pun segera berlari keluar dari dalam ruang bawah tanah itu sambil memeluk Athes yang terus memberontak dengan sangat kuat, ingin turun bersama ayah dan ibunya.

"Aldrich kenapa kau tidak pergi saja! Athes juga membutuhkanmu! Jangan membuatnya semakin menyedihkan karena tidak memiliki ayah nantinya!"

Aldrich mengalihkan pandang ke depan. Mencari beberapa benda yang memungkinkan bisa membantunya untuk membuka pintu itu karena akan terasa sangat percuma jika pintu di tutup dari dalam.

Aldrich dengan cepat meraih bazoka yang tergeletak di bawah lantai. Berteriak keras ke arah Nora.

"Kau ada di mana Nora!"

"Di bawah pintu!" Teriak Nora dengan suara serak.

Aldrich mengangguk, tanpa kata pria itu pun segera mengokang tembaknya sebelum menembak seluruh permukaan pintu bagian atas, berharap memiliki celah untuk masuk.

Dor! Dor!

Berhasil.

Aldrich melempar asal bazoka itu, pun pria itu berusaha memasuki celah pintu yang sudah terlihat berlubang, terus memaksa diri meski sedikit sempit.

Dan HAP!

Aldrich berhasil menapaki kakinya ke lantai dasar, memukul keras Mike dan mendorongnya kuat sebelum akhirnya pria itu meraih tangan Nora agar menjauh dari nakas, menggeser meja tersebut dari pintu dan langsung membukanya dengan menendang kuat. Pintu pun berhasil di buka.

Aldrich segera berlari kuat dari sana dengan membawa tubuh sang istri dan mengabaikan Mike yang terus berusaha mengejar langkah mereka, ikut meminta pertolongan meski kini gerakan kakinya mendadak lemas.

Mike tertawa rendah ketika melihat kepergian wanita yang di cintainya. Baru sadar, apapun yang dia inginkan di dunia ini memang tidak akan pernah menjadi milikinya-- termasuk Nora.

Meski Mike terus memaksa agar Nora bisa bersamanya namun jika takdir berkata lain, apa yang harus di lakukannya? Dia hanya manusia yang bisa menerima apa yang di kehendaki untuknya, meski sudah memaksa seperti sekarang. Tetap saja hasilnya sia-sia. Mungkin inilah takdirnya, mati mengenaskan di dalam sini setelah mendapatkan rasa sakit.

Bahkan jika Mike bisa, mungkin dia sudah akan melarikan diri dari tempat ini, tapi kakinya yang sudah tidak kuat karena di tembak oleh Nora tadi membuat Mike tidak bisa berjalan dengan baik.

Pria itu memejamkan mata, tersenyum samar. Berusaha menerima jika hari ini hidupnya akan berakhir di dalam sini. Mike semakin memejamkan mata ketika mendengar suara bel kereta.

Sebentar lagi.

***

Vote+komen

Follow, klik 👉meserrine

Meniduri Wanita Lain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang