112. Move

3.9K 74 0
                                    

"Apa yang sedang kau lakukan?" Aldrich menatap heran Nora yang tengah sibuk menarik koper besarnya dari dalam lemari bagian bawah dengan kesusahan.

"Aku hanya ingin mempersiapkan pakaianku dan Athes. Bukankah kau sudah bilang jika kita akan tinggal di mansion?" Jelas Nora tanpa menatap pria itu sedikit pun karena terlalu fokus memilih beberapa pakaian yang kemungkinan untuk di bawa.

Aldrich menipiskan bibir, berjalan mendekati sang istri dan langsung duduk di tepi ranjang dekat lemari.

"Kau tidak perlu repot-repot mempersiapkan pakaian, tidak perlu membawanya karena aku akan menyuruh para pelayan untuk mempersiapkan semuanya, membeli semua pakaian untukmu dan Athes. Kau cukup bawa benda atau hal-hal yang menurutmu penting saja."

Nora menatap Aldrich dengan tatapan tak suka, "Jangan terus membuang-buang uang Aldrich ... Masih banyak pakaian baru yang di beli beberapa Minggu lalu. Sangat sayang jika di buang atau di biarkan menua di sini saja selamanya," lontar Nora menjelaskan meski kini diiringi dengan nada jengkel.

Aldrich mengerutkan kening mendengar perkataan istrinya baru saja sebelum akhirnya menghela napas dan mengangguk saja membiarkan wanita itu melakukan apapun yang dia mau. Karena dia sebenarnya melakukan hal tadi karena tidak ingin jika sampai Nora lelah.

Lagi pula untuk apa lagi Aldrich bekerja jika tidak menggunakan uangnya untuk membahagiakan istri dan putranya?

"Aku akan membantumu." Aldrich mendekati istrinya, duduk di sebelah Nora dan mulai ikut memilah beberapa pakaian yang akan di masukkan ke dalam koper besar itu.

"Mommy, Daddy. What are you doing?" sahutan Athes langsung menyita perhatian keduanya.

Athes yang tengah menyembulkan kepalanya di balik pintu kamar dengan perlahan mulai masuk dan mendekati Aldrich dan Nora, menatap bingung mommy-nya yang telah mempersiapkan pakaian mereka.

"Kenapa semua pakaian kita di bawa Mommy?"

"Kita akan pindah sayang."

"Pindah?" gumam Athes mengulang perkataan mommy-nya, meletakkan jari telunjuknya di kening seolah tengah berpikir.

Pindah?!

Athes yang mengerti dengan cepat menoleh menatap mommy-nya dengan tatapan berkaca-kaca karena air mata balita itu yang tiba-tiba menggenang.

Athes mendekat, memegang lengan mommy-nya, "Kemana kita akan pindah mommy? A-pa sesuatu hal terjadi?" tanya balita itu meski dengan nada agak ragu. Nora menggeleng, Aldrich mendekat.

"Apa kau tidak ingin pindah ke rumah Daddy yang lebih besar dari ini, hm?" tanya Aldrich lembut yang sukses membuat Athes mengerjab-ngerjabkan mata menetap di Aldrich dengan tatapan tak percaya.

Dia pikir-- dia pikir.

"Ah, aku lega mendengarnya." Mata Athes yang tadinya berkaca-kaca perlahan hilang langsung di gantikan dengan raut wajah lega sekaligus senang di saat yang bersamaan.

"Aku pikir kita akan tinggal di gubuk tua. Aku jelas tidak menyukainya. Teman-teman juga pasti akan mengejekku," jelas Athes dengan bibir mengerucut.

"Dan mereka pasti akan kagum padamu jika nanti kau akan tinggal di rumah Daddy," lanjut Aldrich dengan bangga yang di angguki semangat oleh Athes.

"Apa di situ ada ruangan mainan anak-anak?" tanya Athes dengan raut wajah berharapnya yang malah terlihat sangat imut di mata Aldrich.

Aldrich terkekeh, menarik pelan hidung mungil putranya sebelum mengangguk. "Sebenarnya tidak ada, tapi aku akan mengabulkannya jika itu yang kau inginkan. Kau ingin tema apa di ruangan mainanmu nanti?"

Athes menatap Aldrich dengan tatapan berbinar, "Aku punya banyaknya konsep temanya Daddy," ujar Athes sambil menunjukkan beberapa gambar yang atas di tab milik Aldrich.

"Kau ingin yang mana?" tanya Aldrich setelah Athes menunjukkan semua yang di inginkannya.

"Semuanya, apa tidak bisa di campur Daddy?" tanya Athes bersikap sok dewasa.

Aldrich mengangguk-angguk, "Mungkin bisa, baiklah Daddy akan mengabulkannya untukmu."

"Kapan selesainya Dad?" tanya Athes sekali lagi.

Nora menggeleng-geleng kecil mendengar perbincangan antara ayah dan anak itu, tanpa ingin membuang-buang waktu, wanita itu pun kembali melanjutkan pekerjaannya karena nanti sore hampir menjelang malam mereka akan pindah.

"Kita lihat saja nanti, baiklah Daddy juga akan berjanji untuk meminta para pekerja melakukan nya secepat mungkin agar kau bisa nyaman, oke?"

Athes lagi-lagi mengangguk semangat dan sudah tidak bisa lagi menahan diri untuk memelihara Aldrich dengan sangat erat.

"Terimakasih Daddy ...." ujar Athes lirih, benar-benar terharu dengan ayahnya yang terus-menerus mengabulkan apa yang ia inginkan.

***

Setelah cukup lama mengitari mansion besar daddy-nya Athes kini berjalan dengan napas terengah-engah memasuki kamar.

"Mommy?" panggil Athes sambil mengedarkan pandang ke seluruh arah, terus mencari keberadaan mommy juga daddy-nya. Ketika tidak mendapati keduanya berada di kamar ini Athes mengerutkan kening.

Di mana mommy dan daddy-nya berada? Padahal sebelum Athes pergi untuk mengitari mansion ini kedua orang tuanya masih ada di kamar ini.

Aroma masakan yang menguar dari arah dapur seketika membuat mata Athes berbinar bahagia. Balita itu membalikkan badan menatap pintu kamar sambil mengelus kecil perutnya.

"Lapar ...." Athes merengek kecil sambil memegang perut kecilnya.  Terlalu lama mengitari mansion membuat ia jadi lupa jika sekarang ternyata dia belum makan hingga aroma makanan ini malah seolah sedang mengingatkannya.

Athes dengan perlahan berjalan keluar dari dalam kamar, berlari kecil menuruni anak tangga untuk pergi menuju dapur meski sebenarnya dia tidak tau di mana dapur itu berada.

Athes yang kini tengah berada di pertengahan ruangan besar ini kini menggaruk kecil kepalanya.

Di mana dapur?

"Mommy! Daddy! Where are you?" Athes berteriak kecil namun sama sekali tidak mendengar sahutan dari salah satu di antara mereka.

Athes berkacak pinggang, dengan celana yang hanya sebatas lutut balita itu kembali melanjutkan langkahnya mencari dapur. Untungnya aroma makanan yang berbau sangat pekat itu seolah menuntun Athes ke dapur.

Di tengah-tengah langkahnya, Athes tertawa di saat selesai menghirup aroma makanan itu. Menurutnya sekarang dia sudah seperti seekor anjing pelacak yang sedang mencari sebuah bukti.

Ketika telah menemukan ruangan yang di tuju Athes pun segera masuk ke dalam.

Matanya melebar ketika melihat mommy dan daddy-nya yang malah tengah asik berciuman.

Meniduri Wanita Lain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang