Nora mengadah, terkejut menatap suaminya yang kini malah memberi kecupan-kecupan kecil di bibirnya sebelum Aldrich kembali menyatukan bibir keduanya, mencium bibir Nora kasar dan menuntun.
Ciuman kini berubah jadi lumatan, Aldrich melumat kasar bibir bawah istrinya. Nora melenguh, mencengkram erat pinggang Aldrich terbawa suasana, kini wanita itu juga membalas ciuman Aldrich dengan dengan tak kalah menggebu.
Aldrich tersenyum di sela-sela ciumannya, tangannya terulur di pinggang dan bokong wanita itu.
Aldrich berdiri sambil mengangkat tubuh mungil istrinya dan membawanya di atas ranjang. Tanpa ingin melepas ciumannya, Aldrich kini meletakkan Nora dengan lembut dan hati-hati memperlakukan wanita itu seperti sebuah porselen yang mudah pecah.
Aldrich menindih tubuh mungil istrinya, meletakkan kedua tangan di sisi Nora untuk menumpu tubuhnya.
Nora beralih melingkarkan kedua tangannya di leher Aldrich, terus saja melanjutkan ciumannya hingga kini wanita itu terpaksa mendorong kepala Aldrich paksa saat merasa pasokan oksigen di sekitarnya merasa menipis.
Aldrich menurut, langsung menjauhkan wajahnya. Napas keduanya saling memburu, membiarkan Nora mengambil napas banyak-banyak untuk sementara waktu.
Di rasa cukup Aldrich kembali menempelkan bibirnya di bibir sang istri, namun kali ini bukan lumatan hanya kecupan singkat sebelum kembali menjauhkan wajah, menjadikan leher Nora sebagai sasaran kedua.
Aldrich membenamkan wajahnya di leher Nora, menghirup dalam-dalam aroma istrinya dan setelahnya kembali menempelkan bibirnya di sana. Menghisap leher Nora sangat dalam bagai vampir yang sudah mendapatkan mangsanya.
"Enghh ... Aldrich." Nora melenguh, wanita itu mengubah lingkaran tangannya menjadi remasan pelan di rambut Aldrich seakan sedang menyalurkan kenikmatan yang di rasakannya pada pria itu.
Aldrich tersenyum di sela-sela aktivitasnya, tangannya juga tak tinggal diam, mulai bereaksi menuju gundukan kembar di bawah tubuhnya.
"Ahh ...." Nora tanpa sadar melenguh, meremas kuat sprei ranjang ketika tangan Aldrich meremas pelan payudara nya di balik piyama tipis berbahan satin yang ia kenakan.
Aldrich menumpukan kedua lututnya di atas ranjang, menjadikannya sebagai tumpuan. Menjauhkan sejenak tubuhnya Aldrich segera meraih pakaian Nora, melepas kancingnya dengan terburu-buru bahkan beberapa kancing baju Nora terlepas.
Srek!
"Aldrich!" peringat Nora tak terima ketika melihat piyama miliknya malah di robek paksa oleh Aldrich.
Mengabaikan peringatan Nora baru saja Aldrich kini melanjutkan cumbuannya, menyembulkan wajah nya di dada Nora yang masih berbalut bra. Sesekali pria itu menjilat belahan dada Nora yang lagi-lagi membuat wanita itu mendesah menahan geli.
Mendengar desahan-desahan nikmat yang keluar dari bibir sang istri membuat Aldrich semakin di buat mabuk kepayang.
Aldrich menurunkan wajahnya, mengecup lembut perut rata wanita itu sebelum kembali terhenti di pusar Nora, menjulurkan lidahnya menjilat pusar wanita itu.
"Ahh ... Aldrich, berhentihhh ...." Di sela-sela dia menahan nikmat Nora malah terus saja menunjukkan kalimat penolakan. Aldrich tau maksud Nora yang sebenarnya yang memintanya untuk melakukan hal sebaliknya.
Pria itu tersenyum di sela-sela cumbuannya, merasa puas karena telah berhasil membangkitkan gairah Nora dengan menyentuh titik-titik sensitif wanita itu.
Nora menggigit bibir dalamnya, wanita itu semakin meremas kasar rambut Aldrich, tersentak kecil ketika bibir pria itu berhenti tepat pada miliknya yang masih di baluti oleh celana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meniduri Wanita Lain [END]
RomantizmPeringatan: Rate: 21+ Harap bijak dalam memilih bacaan. "Aaah ...." Sebuah desahan lolos dari bibir seorang wanita ketika seorang pria kini sedang mencumbu mesra dirinya. Wanita yang sedang duduk di atas pangkuan pria itu terus mendesah nikmat den...