17

71 7 0
                                    


"Bolehkan aku ikut, Yang Mulia?"

"Tidak. Aku saja tidak akan ikut, jadi kau pun tidak akan aku izinkan untuk ikut."

"Tapi aku ingin melihat mereka."

"Martha, aku tahu dirimu. Kau tidak usah terlalu khawatir dengan mereka. Ini sudah waktunya, kau harus bisa mencoba melepas mereka. Belajar untuk melepas mereka ke dunia luar tanpa  dirimu. Mereka harus bisa."

Martha terdiam telak.

"Mereka akan baik-baik saja meski tidak ada aku. Masih ada pengawal yang bersama mereka."

"Jika sesuatu terjadi?"

"Tidak akan. Mengertilah, mereka harus melakukannya. Martha, mereka sudah mulai dewasa, mereka sudah diberi banyak bekal. Dan semua akan percuma jika mereka tidak bisa melakukan apapun dan mencoba apa yang mereka bisa."

"Baiklah, maafkan aku."

"Jangan terlalu khawatir. Percayalah mereka anak-anak yang hebat."

"Aku akan mencoba."

"Aku ingin mendengar tentang mereka, aku sudah lama tidak mendengarnya. Maaf, terlalu lama menemuimu."

"Aku ingin meceritakan banyak hal."

"Silakan, aku akan mendengarnya."

"Pertama tentang Seungmin. Arye, Seungmin mulai melihat padaku akhir-akhir ini. Dia sering merasa gelisah dan akan mencariku. Aku senang sekali, karena dia menjadikanku sandarannya. Aku sudah menunggu lama untuk itu."

"Baguslah, aku juga senang mendengarnya."

"Aku tidak tahu apa yang membuatnya gelisah. Dia selalu mengatakan tidak ingin sendirian, dia ingin aku menemaninya. Walaupun belum banyak yang bisa dia katakan. Setidaknya dia sudah memulainya dengan baik."

"Arye, aku juga sudah berani mendekati putra mahkota. Dia bisa menerimaku. Tapi ada banyak hal yang dia rasakan. Banyak hal yang membuatnya terbebani hingga akhirnya dia berpikir buruk terhadap dirinya. Dia tidak memiliki kepercayaan diri. Arye, kita sama-sama tahu dia seperti apa. Dia menyalahkan dirinya sendiri karena tidak mampu."

Arye masih mendengarkan setiap hal yang keluar dari mulut istrinya.

"Arye, bisakah kau berada di sampingnya. Aku tidak akan membantu banyak hal untuknya, tapi kau ayahnya. Aku yakin itu akan lebih baik jika dirimu yang ada di sisinya."

"Ada ibunya."

"Arye, coba pahami bagaimana perasaannya. Coba posisikan dirimu bila menjadi dirinya. Itu tidak mudah. Dia tidak menginginkan dirinya yang seperti ini. Dia merasa dirinya tidak berguna, aku sakit mendengarnya. Dia dan semua orang sama, menginginkan kebaikan untuk menjalani semuanya tanpa hambatan. Bukan salahnya, tapi dia yang menderita."

"Aku sudah melakukan semua hal untuknya, Martha. Bahkan sejak dia lahir."

"Cukup ada untuknya. Membuatnya merasa memiliki sosok ayah, bukan raja. Maaf jika aku selalu meminta padamu. Bukan berarti yang lain tidak membutuhkanmu sebagai sosok ayah. Tapi keadaan Minho berbeda, ia butuh lebih banyak hal yang membuatnya mengerti."

"Takdirnya harus seperti ini. Aku benar-benar tidak tega melihatnya. Jika mendengarnya bicara, kau juga bisa merasakan dengan jelas perasaannya."

"Terima kasih sudah mengerti dirinya dengan baik, Martha."

"Dia putramu, berarti putraku juga. Walau aku bukan yang melahirkannya."

"Kau ibu yang hebat, Martha."

ARTHEIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang