15

78 8 0
                                    


Hari ini mereka memiliki jadwal berlatih, kali ini adalah renang. Istana memiliki satu kolam besar yang biasa digunakan untuk berlatih renang. Para pangeran itu sudah ada disana sejak beberapa waktu yang lalu, bersama pelatih khusus.

Untuk membuat latihan lebih menyenangkan, pelatih mengadakan kompetisi dadakan. Felix berhasil menjadi perenang tercepat, sementara Jeongin adalah yang paling akhir.

Si bungsu langsung naik setelah menyelesaikan kegiatan renangnya. Merasa kecewa karena ia ada di urutan terakhir. Berarti ia yang paling kurang dalam hal renang, tidak seperti kakak-kakaknya.

"Tidak apa, Pangeran. Waktumu cukup baik menyelesaikan tantanganku. Kakak-kakakmu hanya lebih cepat saja. Bukan berarti kau tidak mampu."

"Tidak perlu menghiburku!" Jeongin malah menyangkal pelatihnya dengan ketus.

"Saya mengatakan yang sebenarnya, Pangeran. Saya akan mengatakan kurang jika waktumu menyelesaikannya tidak sesuai dengan keinginan saya. Tapi Pangeran bisa menyelesaikan sebelum waktu yang saya tentukan. Itu berarti baik."

"Terserahmu," Jeongin segera duduk disana. Pelajarannya belum selesai, mereka masih harus berlatih. Tapi suasana hati Jeongin buruk, ia merasa payah, dan ia marah entah pada siapa.

"Hei, kenapa merajuk seperti itu?" Felix tadinya masih berada di air. Melihat Jeongin ke atas, ia mengikuti adiknya.

Jeongin melepas paksa rangkulan Felix, menghadap ke arah lain untuk menghidari kakaknya yang menyebalkan itu. "Pergi saja jika Kakak ingin mengangguku!"

"Hei, ketus sekali."

"Diam saja, Kak! Sana pergi!"

"Tidak usah merajuk, Adik. Itu sudah cukup baik, hanya saja yang lain memang lebih baik."

Jeongin mendengus, memang tidak ada yang bisa diharapkan dari Felix si menyebalkan.

"Aku bisa mengajarimu jika kau mau."

"Tidak perlu!"

"Sungguh, aku akan mengajarimu secara pribadi jika memang ingin lebih pandai."

"Orang sepertimu tidak bisa dipercaya, Kak!"

"Mau buktikan?"

"Tidak perlu."

Felix menghela napas. Padahal ia bersungguh-sungguh dengan ucapannya, tapi Jeongin tidak mau mendengarkannya. Sebenarnya itu salah Felix sendiri. Jeongin tidak akan mendengarkan Felix karena semua tingkah Felix pada Jeongin. Jika seperti ini, Felix baru merasakan akibatnya.

"Aku punya trik yang tidak pernah diajarkan pelatih. Aku mendapatkan trik itu sendiri, karena itu aku bisa menjadi paling cepat. Percaya atau tidak, jika kita berlatih renang, aku akan selalu menjadi nomor satu. Tapi mungkin kau bisa menyaingiku jika kau tahu cara yang aku lakukan."

"Apa itu?" Jeongin berbalik dan menatap penasaran pada kakaknya.

"Aku akan memberi tahu jika kau mau."

"Aku mau!"

Felix tersenyum miring mendengarnya. Lihat, ternyata tidak sulit menaklukan bocah ini. Haha, Felix tiba-tiba saja merasa paling unggul.

***

Martha mendekat saat melihat Minho tengah berdiri dalam diam. Penasaran dengan apa yang menarik perhatian anak itu, jadi Martha mencari tahunya sendiri.

"Apa yang kau lakukan?"

Minho tersentak. Benar-benar tersentak karena terkejut. Suara Martha mengejutkannya karena sangat tiba-tiba.

ARTHEIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang