Kali ini Arye ikut bersama para pengawal. Rafleen orang yang menemaninya dalam perjalanan kali ini. Tujuan mereka adalah menghampiri rumah Bangchan, pemuda yang ditangkap beberapa waktu lalu. Bangchan tidak mengatakan apapun selain meminta agar ia dilepaskan. Mereka harus mencari tahu dari mana anak itu berasal dan bagaimana bisa tanda itu ada di tubuh pemuda itu.
Bangchan sendiri tidak diikutkan.
Kemarin Rafleen mencari kediaman Bangchan di sekitar tempat ia menemukan Changbin dan Minho beberapa waktu yang lalu. Kemarin pengawal yang Arye perintahkan bertemu dengan Bangchan tidak jauh dari rumah anak itu. Langsung membawanya ke istana. Tapi mereka sudah tahu dimana rumah anak itu.
Di kaki gunung Antara. Tempat yang tidak dihuni oleh siapapun. Hanya ada sebuah rumah yang ditempati Bangchan dan keluarganya. Bahkan mereka tidak tahu jika disana ada rumah. Rumah sederhana itu bukan jalur yang dilalui untuk ke Antara, jadi wajar jika mereka tidak tahu ada keluarga yang tinggal disana.
Lagi pula, kenapa harus tinggal di tempat itu? Tidak ada siapapun disana, jika ada perlu atau membutuhkan sesuatu, kemana mereka akan pergi?
Orang yang pernah bertemu dengan Bangchan hanya Minho dan juga Changbin, meski Changbin hanya sekilas. Saat itu Bangchan langsung pergi meninggalkan Minho setelah melihat Changbin.
Menurut Arye sendiri ini hal penting, sampai ia harus turun tangan langsung untuk menyelesaikannya. Arye merasa harus segera mendapat titik terang mengenai masalah ini. Rela melakukan perjalanan yang cukup jauh untuk mengetahui kebenarannya.
Tapi kekecawaan yang Arye dapatkan. Karena rumah itu tidak ada penghuninya sama sekali. Terlihat dari bentuk rumahnya, itu bukan rumah yang sudah ditinggal lama. Meski Arye cukup terkejut karena ada rumah di tengah hutan di kaki Gunung Antara. Masih menerka apa alasan keluarga Bangchan tinggal di sini.
"Kita cari di sekitar saja, mungkin mereka sedang pergi keluar."
Sebagaimana perintah raja adalah kewajiban, maka mereka melakukan apa yang Arye katakan. Mulai mencari di sekitar.
Cukup lama dan sudah jauh dari rumah Bangchan, mereka tidak menemukan apapun. Sampai satu pengawal menemukan seseorang yang tidak sadarkan diri di dengan perlintasan mereka.
Arye menghampiri penemuan pengawal itu. Melihat seseorang berwajah pucat dengan luka di sekujur kaki dan tangannya. Arye memerhatikan orang itu dengan seksama. "Bawa dia, kita kembali ke istana sekarang juga."
Kegiatan pencarian itu diakhiri. Mereka tidak memiliki banyak perbekalan jika melanjutkan lebih lama. Karena target mereka tidak sampai satu hari berada di luar. Mereka harus kembali karena hari sudah mulai gelap.
Di dalam kereta kudanya, Arye termenung memikirkan sesuatu. Tidak ada siapapun di tempatnya, termasuk Rafleen. Raja memiliki tempatnya sendiri. Bahkan kereta kuda yang digunakan Arye hanya digunakan olehnya sendiri, bukan untuk digunakan untuk yang lain, seperti istrinya atau bahkan anaknya.
Agaknya perjalanan kali ini begitu melelahkan daripada harus pergi ke Puncak Antara untuk mengambil Luxfone atau melakuan ritual dia atas sana. Mungkin karena sudah berkeliling ke tempat yang tidak memiliki tujuan, jadi rasanya jauh lebih lelah, ya itu hanya mungkin.
***
Sesuai janji, Yeji membawa dua kucingnya untuk memberikannya pada Minho. Gadis itu melangkah santai menuju tempat Minho menunggunya. Sebenarnya Yeji tidak ada janji waktu atau tempat. Ia hanya berjanji akan membiarkan kucingnya main dengan Minho. Namun tiba-tiba saja seorang pengawal mengatakan padanya bahwa Minho menunggunya dan kedua kucingnya di taman pinggir danau. Perintah putra mahkota tidak akan Yeji tolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTHEIRE
FanfictionEND Keadaan membuatnya tidak bisa melakukan apapun. Dia yang seharusnya bisa diandalkan, justru tidak bisa melakukan apapun. Lantas bagaimana kelanjutan Artheire? Arye tidak memiliki pilihan untuk menentukan kelanjutannya, seolah menyimpan permata i...