Arina sudah mengetahui tentang Bangchan yang merupakan putra pertama Arye. Karena itu Arye putuskan untuk memberi tahu semua putranya mengenai Bangchan. Arye ingin Bangchan dihargai sebagai kakak oleh adik-adiknya, juga agar mereka tahu, bahwa Bangchan adalah putranya, saudara mereka.
Sebenarnya Arye tidak tahu kapan waktu yang tepat untuk memberi tahu. Tapi Arina sudah terlanjur tahu, Arye sendiri tidak tahu darimana Arina tahu fakta itu. Arye pikir inilah waktu yang tepat untuk memberi tahu.
Karena itu setelah makan malam ini, Arye meminta para putranya untuk menemuinya di ruang kerjanya. Tidak ada siapapun yang ikut selain Arye dan semua putranya, tentu dengan Bangchan juga hadir, atas permintaan Arye.
Sebelum memulai pada intinya, Arye sedikit berbasa-basi. "Bagaimana hari kalian?"
"Baik, Yah," Changbin yang menjawab, mewakili adik-adiknya.
"Minho?"
"Aku baik, Ayah."
"Jeongin?"
"Tidak ada masalah, Yah. Semua baik."
Jawaban di bungsu membuat Arye tersenyum. Tanpa Jeongin tahu, ayahnya itu tahu semua hal tentangnya. Tentang Jeongin yang selalu merasa tidak percaya diri, yang selalu membandingkan dirinya sendiri dengan kakak-kakaknya. Tentang usaha Jeongin yang ingin mengimbangi para kakaknya. Arye tahu, Martha yang selalu bersama anak itu saja tidak terlalu paham tentang itu. Karena kehadiran Martha untuk mendampingi dan ada di sisi anak-anaknya saja. Urusan latihan dan sebagainya, Martha tidak terlalu paham.
Arye jelas saja paham. Karena semua putranya berada di bawah pengawasannya langsung. Ia akan mendapat laporan mengenai mereka dengan sejelas-jelasnya. Tentang Jeongin yang lebih banyak berusaha, Arye diberi tahu oleh pelatih anak itu. Setiap ada kesempatan, yang Jeongin lakukan adalah berlatih. Arye juga tahu tentang Hyunjin yang kerap membantu Jeongin berlatih.
"Syukurlah jika semua berjalan baik. Semoga kalian selalu baik-baik saja, Dewa menyertai kalian."
"Ada hal yang ingin ayah sampaikan pada kalian disini. Mungkin hal ini sulit untuk diterima. Tapi dari awal ayah akan mengingatkan kalian, untuk apapun yang ayah katakan, kalian tidak boleh menolak fakta itu. Kalian tidak boleh menyalahkan siapapun. Ayah menegaskan, disini ayah adalah orang yang salah dan yang seharusnya disalahkan. Kalian harus bisa menerima semuanya dengan baik. Kalian paham?"
Mereka menjawab bersamaan.
"Kalian sudah mengenal Bangchan?"
Tidak ada yang menjawab. Mereka tentu saja tahu Bangchan yang akhir-akhir ini selalu berada di antara mereka. Namun mereka tidak kenal, mereka tidak saling bicara.
Arye meminta Bangchan menghampirinya. Bangchan mengikuti permintaan Arye. Berdiri di samping sang raja, menatap pada semua putra raja di depannya.
"Bangchan ini, dia putra ayah," Arye merangkul pundak tegap itu, memukul sedikit pundak tersebut.
Pernyataan itu membuat mereka bertanya-tanya. Tapi tidak ada yang berani mengajukan pertanyaan.
"Maksud ayah apa?" Hyunjin yang akhirnya mengajukan pertanyaan.
"Bangchan, putra pertama ayah. Minho bukan kakak tertua kalian, Bangchan adalah orangnya. Jadi kalian harus menghormatinya sebagai mana kalian menghormati Minho, kakak kalian."
"Putra ayah? Siapa ibunya?" masih Hyunjin yang bertanya.
"Ibunya adalah Anne, yang saat itu kita adakan upacara kematiannya. Kalian semua datang, pasti kalian tau hal itu. Dia Anne, ibu kandung Bangchan."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTHEIRE
FanfictionEND Keadaan membuatnya tidak bisa melakukan apapun. Dia yang seharusnya bisa diandalkan, justru tidak bisa melakukan apapun. Lantas bagaimana kelanjutan Artheire? Arye tidak memiliki pilihan untuk menentukan kelanjutannya, seolah menyimpan permata i...