59

51 3 0
                                    


Awalnya Seungmin tidak mengizinkan Martha menemaninya. Anak itu bersi keras ingin sendiri. Tapi Martha seolah tidak mendengar. Tetap berada disana untuk menemaninya.

Martha tidak ingin bertanya tentang masalah tadi pada Seungmin. Ia biarkan sampai keadaan Seungmin membaik. Martha pikir ia harus menemani Seungmin. Setidaknya Seungmin tidak sendirian dalam keadaannya yang seperti ini.

"Ibu kesini untuk memarahiku, kan?" tanpa menatap pada ibunya Seungmin bertanya.

"Marah karena apa memangnya?"

"Ibu pasti tahu apa yang sudah aku lakukan!"

"Tidak, ibu tidak mau mendengar apapun yang orang lain katakan. Ibu hanya akan mendengar darimu langsung. Tidak usah membahasnya jika belum ingin. Ibu juga tidak memintamu membahasnya."

"Pembohong!"

Meski rasanya sakit mendengar itu, Martha tidak membalas apapun. Ia coba memahami Seungmin.

"Belum mengantuk?"

"Jika ibu ingin pergi, pergi saja sekarang! Aku tidak membutuhkan ibu! Urusi saja putramu yang itu!"

"Seungmin juga putra ibu."

"Aku bilang urusi saja anak itu! Aku tidak butuh ibu!" dengan tidak sopan Seungmin membentak ibunya.

"Apa ibu benar-benar mengganggumu?"

Tidak ada jawaban.

"Ibu hanya ingin menemanimu, bukan mengganggu. Apa kamu terganggu dengan ibu disini?"'

Masih tidak ada jawaban.

"Kalau begitu, ibu akan kembali ke kamar ibu. Maaf sudah mengganggumu," setelah mengatakan itu, Martha berbalik untuk pergi. Jika memang kehadirannya malah mengganggu Seungmin, ia putuskan untuk pergi. Membiarkan anak itu menenangkan dirinya sendiri.

Tapi Seungmin beranjak dan mengikuti Martha. Sebelum sempat ibunya keluar, ia sudah menahannya. "Jangan pergi," berujar lirih, memeluk sang ibu dari belakang.

Hal yang membuat Martha terkejut.

"Maaf," ujar lirih, sambil menahan suaranya agar Martha tidak tahu ia tengah menangis. Ia tidak izinkan Martha yang berniat melepas pelukkan mereka.

"Sebentar, Sayang."

"Jangan pergi."

"Ibu tidak akan pergi."

Seungmin masih tidak melepas. Tapi akhirnya ia biarkan Martha melepaskannya. Meski akhirnya Martha tahu ia yang menangis dalam diam.

Martha memeluk kembali putranya. Mengusap punggung Seungmin yang bergetar karena tangisnya. Mecoba memahami apa yang membuat Seungmin sampai seperti ini. Menangis karena rasa sesal terhadap apa yang telah ia lakukan atau ada hal lain yang mengganggunya.

Membawa Seungmin untuk duduk, agar anak itu sedikit tenang. Tapi agaknya Seungmin belum mau melepaskan diri dari sang ibu. Sisi lain Seungmin yang seperti ini hanya diketahui Martha. Lagipun, hanya pada Martha Seungmin seperti ini.

Seungmin yang dikenal orang hanya seorang putra raja yang sangat tenang. Tidak banyak berbicara, tidak banyak bertingkah. Ada, namun eksistensinya seperti tidak ada. Dan satu hal yang pasti tentang Seungmin yang sangat dikenal, bermulut tajam. Orang yang selalu berterus terang, langsung berbicara pada inti. Tidak pernah merangkai kata sebelum berbicara agar lebih baik didengar. Orang yang jarang peduli pada sekitar, hanya memilih diam.

Tidak satupun tahu Seungmin memiliki sisinya yang lain, selain Martha. Mungkin Arye tahu, dari cerita Martha. Pada Arye pun Seungmin tidak pernah menunjukkan bagaimana dirinya. Terlebih Arye yang sibuk, membuat mereka jarang sekali berinteraksi.

ARTHEIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang