18

65 6 0
                                    


Mentari belum terlihat saat mereka semua bersiap untuk berangkat. Raja memerintahkan para putranya untuk pergi keluar, tanpa ada perlindungan dari dirinya sendiri. Raja hanya memerintah beberapa pengawal untuk mengawasi mereka jika ada sesuatu yang buruk terjadi.

Para putranya sudah dewasa, sudah saatnya untuk ia lepaskan ke dunia luar. Sebenarnya tidak ada misi apapun. Mereka hanya melakukan perjalanan yang sudah ditentukan raja. Karena ini kali pertama mereka dilepas ke dunia luar, mereka hanya diperlukan untuk terbiasa dengan keadaan luar. Agar mereka tahu bagaimana saat di luar, tidak hanya di dalam istana saja. Mereka dijamin tentang keamanan saat berada di istana, yang tidak akan mereka dapatkan saat mereka di luar.

Mereka harus terbiasa dengan keadaan sekitar, harus selalu waspada dengan bagaimapun keadaan. Saat di luar mereka tidak bisa lengah, kewaspadaan harus selalu diutamakan saat mereka berjalan.

Sebenarnya Jeongin tidak diwajibkan ikut, karena anak itu masih dikatakan terlalu kecil untuk pergi keluar. Tertua di antara mereka saja tidak melakukan saat berusia sepertinya. Tapi Jeongin mengatakan ingin ikut dan melakukannya besama kakak-kakaknya yang lain. Tidak ada larangan dari Arye, ia membebaskan untuk Jeongin.

Martha memeluk satu persatu putranya sebelum melepas kepergian mereka. Meski ada rasa khawatir, takut sesuatu terjadi pada mereka, Martha tidak akan rela. Namun ia sadar bahwa itu keharusan untuk mereka lakukan. Yang ia nikahi adalah seorang raja, yang ia lahirkan akan memimpin kerajaan saat waktunya nanti, sejak awal Martha sadar ia harus rela melepas mereka dengan segala kewajiban mereka.

"Jeongin, dengarkan apa yang kakak-kakakmu katakan. Jadilah adik yang baik seperti biasanya."

"Pasti, Ibu."

"Jisung, jaga adikmu dan dengarkan kakakmu selalu."

"Baik, Bu. Aku akan mendengarkan ibu."

"Jangan mengganggu adikmu terus, Felix. Jaga dia, ibu menitipkannya padamu."

"Ibu bisa percaya padaku. Aku akan menjaganya."

"Seungmin, hati-hati ya. Kamu harus selalu bersama yang lain."

"Iya, Bu."

"Changbin ibu titip semua adikmu. Tolong jaga mereka dan kembali tanpa hal buruk apapun. Mengerti?"

"Aku mengerti. Doakan kami terus, Bu. Maka kami akan kembali dengan baik. Aku akan menjaga mereka, aku bertanggung jawab atas mereka pada ibu dan ayah."

"Terima kasih."

Arye hanya melihat dan mendengarkan saja apa yang Martha katakan. Mungkin jika itu orang lain, mereka akan mengatakan Martha terlalu berlebihan. Mereka bukan harus berperang atau menghadapi situasi yang buruk, tapi Martha seolah akan melepas putranya ke medan perang. Tapi Arye bisa mengerti kekhawatiran Martha terhadap para putranya.

"Apa Minho harus pergi juga, Yang Mulia?"

"Harus. Dia juga sudah menyetujui untuk ikut."

"Tapi kita tahu bagaimana Minho."

"Aku sudah memikirkannya. Aku juga sudah mengantisipasi agar tidak terjadi hal buruk. Rafleen ada bersamanya, kau tenang saja. Lagian Arina juga sudah menyetujui Minho untuk ikut. Minho sendiri menyanggupi dirinya. Aku sudah bertanya lebih dulu pada Minho dan ia menyanggupinya."

"Tapi..."

"Aku mengerti perasaanmu, Martha. Aku juga memikirkan keadaannya. Tapi akan lebih menyakitinya jika ia tidak diizinkan untuk pergi. Dia akan lebih merasa buruk dan tidak berguna. Aku belajar darimu tentangnya, aku juga memahami dia, itu karenamu. Aku mengambil keputusan setelah memikirkan semuanya."

ARTHEIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang