28

58 6 0
                                    

ga nyangka, readers-nya yang emang dikit, makin dikit. yg vote juga makin ga ada wkwkwkwkwkwkwkwk.

gagapa deh.

***



"Kakak."

"Hm."

Setelah memanggil sang kakak, ia memilih diam saja. Sang kakak pun sama, memilih diam menunggu apa yang ingin dikatakan adiknya.

Karena tidak ada jawaban juga, Changbin menarik tangan adiknya. Membuat si bungsu jatuh ke atas kasur dengan wajahnya yang lebih dulu terjatuh. Changbin awalnya dengan posisi tidur berubah menjadi duduk dan menarik tangan Jeongin, membenarkan posisi adiknya. Jeongin datang disaat Changbin sedang tidak melakukan apapun, hanya tertelungkup di atas tempat tidurnya. Karena masih sore, belum waktunya untuk tidur. Sementara sudah tidak ada kegiatan lagi.

"Ada apa? Aku menunggumu berbicara, kamu diam saja."

"Tidak ada."

"Katakan saja. Tidak mungkin kamu menemuiku jika tidak ada sesuatu yang ingin dikatakan."

"Itu... kenapa kakak terlihat sibuk sekali?"

"Ayah sering memintaku menemuinya untuk membantunya."

"Hanya kakak?"

"Hm, karena aku saja. Yang lain tidak. Aku tidak tahu kenapa, jika ingin tahu tanyakan saja pada ayah. Sekalian merengek padanya, katakan bahwa kamu merindukan kakakmu ini, jadi ayah tidak akan terus memanggilku."

Jeongin mencebik. "Aku tidak mengatakan rindu padamu."

"Tapi kamu datang padaku dan menanyakan diriku. Lalu apa maksudnya?"

"Tapi aku tidak rindu!"

"Oh, kamu hanya datang karena butuh saja ya?" Changbin mengangguk paham.

"Tidak seperti itu juga!"

"Lalu?"

"Kakak!"

Changbin malah tertawa. Menggoda Jeongin juga salah satu hal yang menjadi favoritnya. Tapi Changbin tidak sebar-bar Felix dan Jisung.

"Jadi?"

"Apa kakak tahu?"

"Tidak, kamu belum memberi tahunya."

"Itu karena kakak terlalu sibuk!"

Changbin kembali tertawa. "Jadi adik merasa aku melupakan dan mengabaikanmu, hm?"

"Kak, aku serius!"

"Sejak tadi aku serius. Aku bertanya padamu, aku tidak sedang mengajakmu bercanda. Sepertinya adikku ini terlalu sensitif. Ada apa denganmu?"

"Ibu. Kakak tahu, sekarang ibu sulit sekali ditemui. Apa ibu marah? Ibu tidak pernah menemuiku lagi."

"Jadi karena itu?"

Jeongin mengangguk. Meski ia tidak menyadari maksud Changbin.

Jeongin tidak tahu bahwa sebelum ini Changbin sudah tahu tentang Jeongin. Anak itu sering terlihat murung. Meski Changbin akhir-akhir ini sibuk karena ayahnya sering memanggilnya, Changbin tetap tahu. Kali ini bukan dari penglihatan Changbin langsung.

Seungmin adalah orang yang memberi tahu Changbin tentang Jeongin. Seungmin menemui Changbin dan mengatakan pada Changbin tentang Jeongin. Seungmin juga yang meminta Changbin untuk menemui Jeongin. Tapi Changbin tidak melakukan apa yang Seungmin katakan.

"Kenapa mengatakannya padaku? Kenapa tidak kamu saja yang berbicara padanya."

"Aku tidak bisa."

"Kenapa tidak?"

ARTHEIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang