Arye bergegas setelah mendegar berita yang dibawa salah satu pengawal padanya. Sudah sejak kemarin ia menunggu, sekarang baru bisa ia dapatkan apa yang menjadi keingina8nnya. Ada Martha yang bersamanya, istrinya itu mengikuti saja kemana langkah suaminya.
Martha tidak tahu apa yang terjadi. Apa yang diinginkan suaminya. Hingga begitu bergegas saat mendengar kabar dari pengawal.
Pintu terbuka, membiarkan Arye masuk ke dalam sana, bersama istrinya.
"KALIAN INI SIAPA HAH?!"
Arye berbisik pada seorang pengawal untuk memintanya melakukan apa yang ia inginkan. Tidak memedulikan apapun yang ada di sekitarnya.
Seorang pengawal membuka paksa pakaian itu dan terlihatlah dengan jelas Luxfone yang terbentuk di bahu sebelah kiri orang yang tidak diketahui siapa dan dari mana asalnya itu.
"LEPASKAN AKU!" sejak tadi ia sudah memberontak, tapi orang yang ada di sekitarnya sama sekali tidak memedulikannya.
Arye sama sekali tidak peduli pada teriakan-teriakan orang itu. Ia masih dalam keterkejutannya melihat orang yang memiliki tanda Luxfone. Langkah raja mendekati pemuda asing yang masih dipegangi oleh dua pengawal, kedua tangannya diikat ke belakang dan posisi yang berlutut seperti tawanan yang tertangkap.
Dibawanya tangan itu untuk memegang dagu orang asing itu. Arye amati wajah asing yang benar-benar asing untuknya. Siapa dia? Putra siapa anak ini?
Semua terkejut saat orang asing itu meludah ke arah Arye. Air liurnya mengenai tangan Arye. Hey, siapa yang berani melakukan hal tidak pantas itu pada seorang raja? Bahkan menyentuh raja saja mereka tidak bisa, orang itu malah meludahinya.
"LEPASKAN AKU! AKU HARUS PULANG!"
"Siapa orang tuamu?"
"ITU BUKAN URUSANMU!"
"Sopanlah pada Yang Mulia Raja, Anak Muda."
"AKU TIDAK PEDULI! LEPASKAN AKU! AKU TIDAK MEMILIKI SALAH PADA KALIAN!"
"Hei, Nak. Siapa namamu?"Martha mencoba berbicara juga.
Tapi anak itu malah tidak menjawab.
"Bawa dia ke kamar. Perketat penjagaannya," perintah Arye.
"LEPASKAN AKU!"
Tidak ada tanggapan, dia tetap dipaksa untuk pergi oleh pengawal.
"Kumohon, kumohon, lepaskan aku. Aku tidak ada salah apapun pada kalian," masih dalam upaya untuk meminta dilepaskan. Ia sadar diri, akan sangat sulit untuknya melepaskan diri jika sudah seperti ini. Jika ia bisa, maka ia sudah lepas sejak tadi.
"Kumohon, lepaskan aku!" langkahnya ia tahan agar tidak ikut pergi dengan para pengawal.
"RAJA! AKU TIDAK ADA SALAH APAPUN PADAMU!"
Setelahnya tidak lagi terdengar teriakkan itu. Pengawal sudah membawanya pergi, atas permintaan Arye.
"Yang Mulia."
Tidak ada jawaban dari Arye yang masih tidak mengerti dengan apa yang baru saja terjadi. Mengapa tanda Luxfone ada pada orang lain. Tanda itu tidak mungkin bisa dimiliki oleh orang lain, bahkan anak-anak Arye saja tidak memilikinya. Simbol itu adalah simbol seorang raja, hanya raja yang akan memilikinya sejak lahir.
"Siapa dia? Kenapa dia memilikinya?" tanya Arye pada dirinya sendiri.
Martha pun tidak mengerti kenapa. Tentang tanda itu, Martha tahu dengan jelas, bahwa hanya calon raja yang akan memilikinya. Anak-anaknya saja tidak ada yang memiliki, padahal jelas mereka anak Arye. Tanda itu harusnya hanya dimiliki oleh Minho, karena dialah putra pertama Arye.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTHEIRE
FanfictionEND Keadaan membuatnya tidak bisa melakukan apapun. Dia yang seharusnya bisa diandalkan, justru tidak bisa melakukan apapun. Lantas bagaimana kelanjutan Artheire? Arye tidak memiliki pilihan untuk menentukan kelanjutannya, seolah menyimpan permata i...