"Ayyara! Ayyara!"
"Iya? Apa?"
"Lo kenapa?" Tanya Rangga melihat Ayyara yang sejak tadi diam saja.
"Nggak! Itu... Gue punya permen! Mau nggak?" Tawar Ayyara pada Rangga.
Rangga mengambil satu dan memakannya. Dia membutuhkan sesuatu untuk kembali fokus belajar hari ini. Ayyara juga mengambil satu dan memakannya dengan pikiran yang masih berkelana di pagi ini. Tidak mungkin tubuhnya baik-baik saja. Dia tidak melakukan aktivitas berat bahkan dia pergi di antar oleh kakaknya. Ayyara melihat tangannya yang begitu putih pucat.
Apa dia harus pergi ke rumah sakit?
Tapi dia takut! Sangat takut untuk pergi sendiri. Dia juga tidak mau merepotkan banyak orang apalagi membuat mereka khawatir. Ayyara memijat kepalanya yang berdenyut lagi. Dia harus pergi sendiri. Bagaimanapun caranya! Dia harus pergi sendirian!
💝💝💝
Ayyara berjalan lunglai ke kantin, dia menatap orang-orang yang terus berjalan tapi kenapa rasanya dunianya begitu melambat? Seakan hanya dia yang merasakan kondisi seperti ini.
"Ayyara! Tolong minggir! Gue mau ketemu Ayyara!" Teriak Kenzie dari balik kerumunan orang.
"Ken?" Ayyara tersenyum dan berjalan menuju Kenzie yang terlihat kesusahan.
Dia harus menolong temannya!
"Stop! Jangan ganggu Kenzie! Kalian ngapain sih foto-foto segala? Emang Kenzie artis? Udah sana pergi atau gue laporin ke guru! Hushhh... Sana!" Usir Ayyara berdiri di depan Kenzie.
"Apaan sih?"
"Huuuuuu..."
Mereka meneriaki Ayyara dan membubarkan diri mereka sendiri. Ayyara berbalik dan melihat Kenzie yang wajahnya sangat pucat seperti dirinya. Kenzie benar-benar kesulitan jika harus seperti ini setiap hari.
"Kenzie? Lo nggak apa-apa?" Tanya Ayyara.
"Baik! Untung ada lo! Gue takut banget tadi, Ay!" Kenzie memeluk Ayyara begitu erat.
"Lo harus berani Kenzie! Kalau mereka datang lagi kenapa nggak lo ambil aja handphone mereka terus lo laporin sama guru? Ini udah kejauhan! Lo juga keganggu buat sekolah! Emang lo mau tiap hari kayak gini terus?" Tanya Ayyara.
"Nggak! Gue udah pernah laporin tapi mereka nggak kapok. Gue udah lakuin banyak cara tapi mereka tetap fotoin gue tanpa izin! Gue takut, Ay!" Kenzie masih memeluk Ayyara erat.
Merasakan aroma harum dari rambut Ayyara, dia kembali menjadi tenang setelah bertemu Ayyara. Hanya Ayyara yang tahu keadaannya dan kondisinya. Dia tidak tahu lagi jika Ayyara tidak ada. Mungkin dia akan menjadi gila.
"Lo udah ke kantin?" Tanya Ayyara.
"Belum! Disana juga lebih banyak orang yang foto gue! Gue nggak pernah kesana!"
"Masa? Selama ini?"
"Iya! Gue biasanya makan di kelas atau nggak gue titip makanan sama teman gue." Wajah Kenzie begitu murung.
"Sama gue aja! Gue juga belum kesana nih! Gue mau makan bakso! Ayo!" Ayyara menarik tangan Kenzie.
Bukan apa-apa, dia butuh seseorang agar tubuhnya tidak terlihat ingin jatuh. Ayyara tersenyum dan berjalan bersama Kenzie.
"Makanan kesukaan lo apa, Aya?"
"Hmm... Sambal ganja!"
"Ganja?" Kenzie menutup mulutnya terkejut.
"Itu lho sambal khas Aceh! Ada udang terus ada belimbing wuluh, pokonya enak deh! Gue paling suka itu, kalau ada itu gue bisa makan banyak! Tapi itu makanan apa bukan ya? Intinya gue suka seafood!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Masuk Ke Dalam Novel ( END )
Teen FictionBagaimana jika harapanmu menjadi kenyataan? Itulah yang dirasakan Sekar, dia harus menelan pil pahit saat terbangun dari tidurnya. Bukan lagi kamar sempitnya tapi sebuah tempat yang begitu luas serta orang-orang asing baginya. Tapi dimana dia sekara...