24. Liburan Bersama

9K 619 1
                                    

"Kalian udah datang ya?" Ayyara muncul dengan pakaian untuk pergi ke pantai. Dia juga memakai topi besar menutupi wajahnya.

"Ganti baju!" Cakra menatap tajam Ayyara.

Ayyara tidak memperdulikan perkataan Cakra dan memilih masuk ke dalam mobil bersama Bibi Lisa. Dia sudah memilih baju ini dari jam 1 malam karena tiba-tiba saja dia takut untuk tidur. Bagaimana jika dia tidur dia mati? Dia belum ingin mati muda.

"Kak! Ayo!" Ayyara melihat Cakra yang masih diam saja. Lainnya juga.

"Gue mau satu mobil sama Ayyara!" Kenzie berlari dan masuk ke dalam mobil.

"Gue juga!" Rangga berjalan pelan mengikuti Kenzie.

"Ngapain kalian masuk? Ini cuma mobil buat keluarga!" Dirga menggeram marah melihat dua manusia yang tidak punya malu.

"Kakak ipar! Gue nanti jadi keluarga lo!" Kenzie tersenyum senang bisa duduk di belakang Ayyara yang berada di depan.

"Kakak ipar? Nggak sudi! Keluar nggak lo?" Teriak Dirga tidak terima.

"Ken! Lo kan bawa mobil? Terus mobil lo gimana?" Tanya Ayyara melihat ke belakang.

"Berangkat sendiri!"

Ayyara menghembuskan nafasnya lelah untuk menghadapi Kenzie. Tapi apa yang bisa dia lakukan selain membuat Kenzie keluar dari mobil ini?

"Ken, kalau lo nggak keluar. Gue bakalan marah sama lo! Ini cuma muat empat orang! Nanti Kak Dirga gimana? Rangga, lo juga! Mending kalian satu mobil aja! Gue hitung sampai tiga, kalau nggak keluar. Gue tendang bokong kalian! Satu... Dua..."

Kenzie mendengus kesal dan keluar dari dalam mobil begitu juga dengan Rangga yang terlihat malas keluar. Ayyara tersenyum puas dan kembali melihat ke depan. Kakak pertamanya pasti akan marah besar jika dua orang itu dalam mobil yang sama dengan mereka. Sebelum terjadi sesuatu pada Kenzie dan Rangga, mereka harus pergi secepatnya.

"Udah siap?" Tanya Cakra memasangkan sabuk pengaman untuk Ayyara.

"Siap!" Ayyara menganggukkan kepalanya.

Tentu saja siap! Liburan menyenangkan! Dia akan datang!

💝💝💝

"Hoekkk... Hoekkk..." Ayyara memuntahkan isi perutnya setelah sampai di tempat penginapannya.

Apakah Ayyara asli tidak tahan berada di dalam mobil dalam waktu yang lama? Bibi Lisa membantu Ayyara dan membaringkannya ke tempat tidur. Belum apa-apa dia sudah merusak moment penting ini. Padahal dia sangat ingin melihat pantai!

"Kamu jangan kemana-mana sebelum kamu sembuh!" Cakra duduk di tepi ranjang Ayyara.

"Tapi aku mau main juga! Masa aku disini?"

"Lihat keadaan kamu! Masih bisa besok! Kakak juga nggak akan kemana-mana."

Ayyara memalingkankan wajahnya kesal, baru juga akan bersenang-senang tapi akhirnya dia harus mendekam di dalam kamar. Tidak mau! Dia juga ingin pergi tapi kenapa kondisinya seperti ini? Ayyara tersenyum dan mengangguk pada Cakra. Masih ada hari esok!

"Okey! Kakak pergi aja! Aku mau tidur!"

"Kakak bakal jagain kamu!"

"Ada Bibi Lisa Blackcard! Lagian kakak nggak mau ke pantai? Kan kakak bisa hilangin stress kakak! Kak, kenapa sih kakak suka banget kerja? Ini juga kerja lho kak jagain aku! Kakak sekali-kali liburan aja! Aku nggak apa-apa! Kakak yang butuh waktu untuk senang-senang. Umur kakak ini butuh namanya healing!"

Apalagi kakaknya selalu bekerja lembur bagai kuda. Hari merah saja kadang dia pergi. Ayyara yakin 100% jika Cakra tidak pernah pergi seperti ini sebelumnya.

Masuk Ke Dalam Novel ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang