"Udah telepon?" Tanya Cakra pada Ayyara.
"Dia udah berangkat duluan!"
Ayyara masuk ke dalam mobil tanpa minat. Cakra memaksanya untuk berangkat bersamanya. Sebenarnya Dirga ingin berangkat bersamanya tapi tiba-tiba dia berubah pikiran. Jadi ini akhirnya, Ayyara terjebak di dalam mobil bersama Cakra.
"Kak, aku beli motor aja ya?" Pinta Ayyara sopan.
Dia tidak bisa berbicara tidak sopan pada Cakra yang lebih tua darinya. Dia juga merasa sungkan!
"Kamu masih kecil!"
"Aku udah punya KTP!" Ayyara menunjukkan KTP nya.
"Kamu belum punya SIM!"
"Nanti aku buat!"
"Kamu belum bisa pakai motor!"
"Bisa! Kalau nggak percaya nanti aku buktiin pakai motornya Kak Dirga!"
"Nggak!" Tolak Cakra mentah-mentah.
Ayyara menggeram marah, apa maunya kakak pertamanya ini? Apa dia harus satu mobil setiap hari dengan Cakra? Nyatanya Ayyara sangat menghindari dekat-dekat dengan Cakra. Dia tidak mau berbicara banyak!
Tapi mulutnya sering tidak terkontrol!
"Terus kakak bakalan antar jemput aku?" Tanya Ayyara ingin tahu caranya pergi dan pulang ke sekolah.
Tidak mungkin dia jalan kaki!
"Kakak yang bakal antar kamu, pulangnya kamu pulang sama Dirga!"
"Kalau kalian nggak bisa?"
"Pasti bisa! Jangan pernah pergi selain dengan kami! Kamu di larang pergi sama teman-temanmu itu!" Cakra masih ingat bagaimana dia tahu tentang Rangga dan Kenzie.
Sejujurnya dia tidak menyangka ada dua lalat yang menempel kepada Ayyara. Dia tidak mau hal-hal lain terjadi kepada gadis disampingnya. Sebisa mungkin dia harus membatasi Ayyara!
"Kok ngantur? Biasanya juga nggak! Kak, mereka baik sama aku. Kakak juga sibuk kerja, Kak Dirga sering main sama teman-temannya. Aku juga dong! Rangga itu teman belajar aku, terus Kenzie teman main aku! Biasanya mereka juga antar jemput aku! Kakak dulu juga nggak kenapa-kenapa. Tapi kenapa sekarang kakak larang? Kenapa? Tenang kak! Aku bisa jaga diri! Tendangan bokong aku mantap betul!" Ayyara mengusap hidungnya.
Dia masih memiliki banyak tendangan maut! Walau dia tidak bisa berkelahi tapi dia bisa menendang apapun!
"Siapa yang ajari kamu nendang bokong orang?"
"YT!"
"Jangan nonton aneh-aneh! Sejak kapan kamu jadi kayak gini?"
"Yahh... Sejak aku jatuh dari tangga! Kayaknya otakku korslet kak! Mau dibenerin nggak biar kayak mode awal?" Tanya Ayyara menunjukkan kepalanya.
"Nggak usah! Kamu lebih baik kayak gini!" Cakra memalingkan wajahnya keluar jendela.
Dia lebih menyukai Ayyara yang cerewet dan penuh semangat seperti ini daripada Ayyara yang dulu. Dia tidak suka Ayyara yang diam dan selalu membuat masalah di sekolah dengan Jihan. Entah apa yang dipikirkan Ayyara dulu, yang jelas dia suka Ayyara yang sekarang ini. Dia juga bisa dekat dengannya. Dulu Ayyara sama sekali tidak mau berbicara dengan semua orang di rumah. Dia hanya akan membuka mulutnya dengan Bibi Lisa. Hanya itu.
"Ohhh... Oke. Maksudnya kayak aku ini? Hohoho... Tenyata kakak lebih suka aku nendang bokong orang!"
"Ayyara!"
"Itu refleks aja Kak! Kalau aku kesel sama seseorang, aku bakalan tendang bokong dia! Duggh... Baru deh aku tenang! Jangan bilang ke Kak Dirga! Aku mau nendang bokongnya juga. Soalnya dia rese! Kakak juga, tapi aku nggak berani!"
"Kamu takut sama kakak?" Tanya Cakra.
"Iya! Soalnya muka kakak nyeremin, coba senyum pasta gigi! Giginya dilihatin bukanya dianggurin! Kakak kalau senyum cuma tipis kaya tisu. Nggak kelihatan! Kalau kakak senyum pasti kakak udah dapat istri!"
"Kayak gini!" Cakra tersenyum pada Ayyara.
Ayyara terdiam sejenak, jika dia Sekar. Dia akan mendaftar menjadi istri Cakra.
"Hemmm... Boleh juga!" Ayyara memalingkankan wajahnya.
Dia memang harus menghindari satu mobil dengan Cakra. Mana bisa dia jatuh cinta dengan kakaknya sendiri!
💝💝💝
"Nanti bareng sama Dirga!"
"Iya!"
"Sana masuk!" Usir Cakra.
Ayyara keluar dari dalam mobil dan mengulurkan tangannya. Cakra mengangkat sebelah alisnya, untuk apa? Ayyara menghembuskan nafasnya dan mengambil tangan Cakra untuk bersalaman. Bagaimana ini kakaknya!
"Aku sekolah dulu! Dahh..." Ayyara melambaikan tangannya dan masuk cepat menuju pos satpam. Dia masih memiliki hutang permen!
Cakra melihat tangannya sendiri dan tersenyum. Ternyata menyenangkan mengantarkannya ke sekolah. Besok dia akan melakukannya lagi.
"Pak, mana permennya?" Pinta Ayyara.
"Ini!"
"Lha cuma satu?" Ayyara mengambil satu buah permen ditangannya.
Memang permen tapi dia kira dia akan mendapatkan satu bungkus permen! Tapi apa ini? Ayyara menatap tajam satpam penjaga sekolah. Kalau satu mana cukup!
"Kemarin bilangnya cuma permen! Ya satu aja!" Satpam tersenyum senang.
"Mana bisa pak? Lagi dong! Masa cuma satu?"
"Ya kan nggak bilang kalau banyak! Bukan salah saya dong!"
"Gitu ya? Okey! Aku bilang kalau bapak suka korupsi uang anak-anak!" Teriak Ayyara yang akan berlari pergi.
"Jangan! Jangan! Ini! Bapak kasih semua!" Satpam mengambil satu bungkus permen.
Dia lebih baik memberi permen daripada harus mendapatkan hukuman dari sekolah. Ayyara tersenyum puas akan hasil jerih payahnya. Dia akan membagikannya kepada teman sekelasnya. Dia hanya mengenal Rangga saja lainnya dia tidak kenal mereka dengan baik.
"Makasih pak! Kalau mau taruhan lagi, bilang ke aku! Hehehe..." Ayyara mengambil permen satu bungkus.
"Nggak lagi deh! Tekor saya!"
"Jangan gitu pak! Nggak ada yang tekor di dunia ini, mungkin kalau bapak kasih permen ke aku. Bapak bakal di kasih hal lebih besar lagi! Jadi tenang aja pak!" Ayyara tersenyum dan menenteng permen ditangannya.
Hari ini jauh lebih menyenangkan daripada hari-hari biasanya. Kedua kakaknya menjadi baik, juga dia memiliki teman penuh perhatian, Ayyara menghentikan langkahnya disaat hidungnya terasa begitu panas lagi. Sepertinya dia tidak kelelahan sama sekali tapi kenapa dia mimisan lagi?
Ayyara menutup hidungnya dan berlari ke toilet.
Apa yang terjadi pada dirinya?
Kenapa dia mimisan lagi bahkan dia tidak melakukan apapun yang berat pagi ini? Ayyara mengusap hidungnya berkali-kali sampai darah berhenti keluar dari hidungnya.
"Ayyara, lo kenapa?" Tanya Jihan mendekati Ayyara.
Ayyara mengusap hidungnya dan menggelengkan kepalanya.
"Nggak!"
"Lo mimisan?" Tanya Jihan melihat genangan darah di wastafel.
"Iya tadi! Tapi udah nggak kok!" Buru-buru Ayyara membersihkan kekacauan yang ada dan mengusap seragamnya yang terkena darah.
Tidak mungkin dia membeli seragam baru lagi untuk kesekian kalinya. Ayyara tersenyum pada Jihan dan berlari pergi meninggalkan Jihan yang masih melihat wastafel.
"Lo kenapa Ay?"
💝💝💝
Salam ThunderCalp!🤗
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Masuk Ke Dalam Novel ( END )
Novela JuvenilBagaimana jika harapanmu menjadi kenyataan? Itulah yang dirasakan Sekar, dia harus menelan pil pahit saat terbangun dari tidurnya. Bukan lagi kamar sempitnya tapi sebuah tempat yang begitu luas serta orang-orang asing baginya. Tapi dimana dia sekara...